chapter 7-rencana Noran

646 71 0
                                    

"sungguh paviliun yang megah! waktunya menjalankan rencanaku!" gumam Noran.

Noran dan Rudra mencoba masuk ke dalam paviliun, namun keduanya di hentikan oleh dua penjaga paviliun.

"berhenti! pengemis di larang masuk!" ucap salah satu penjaga.

teriakannya membuat Noran dan Rudra berhenti seketika, tak hanya itu, dirinya mendorong Noran hingga sedikit terdorong.

"tuan, kami memiliki beberapa bisnis dengan paviliun bangau emas." ucap Noran.

"cih... mana mungkin pengemis seperti kalian memiliki bisnis dengan paviliun kami yang agung ini, dasar pengemis. pergi jauh jauh!" teriaknya.

di saat keduanya sedang berdebat, sebuah kereta kuda mewah berhenti tepat di hadapan mereka. kereta kuda yang mewah, terlihat tanda di samping kereta.

Renner..

seorang pemuda yang hampir sama dengan Noran turun, dirinya memakai pakaian mahal, tampilan seorang pemuda kaya.

"Tuan muda Rais, selamat datang." ucap kedua penjaga paviliun.

keduanya membungkuk dan memberi salam hangat kepada pria muda itu, sangat berbeda dari yang ia lakukan kepada Noran.

"hmph.." si pria muda mendengus dingin.

dirinya masuk ke dalam paviliun dengan mudah, di ikuti oleh pelayannya. Noran merasa perlakuan mereka begitu berbeda.

"tuan, mengapa dia boleh masuk?" tanya Noran.

"lancang! panggil dia tuan muda! dasar pengemis tidak berguna, dia adalah tuan muda kaya, putra dari tuan besar Renner, tentu ia bebas memasuki paviliun ini.

sementara kalian para pengemis, lebih cocok membusuk di sudut gang yang kotor dan gelap. hahahaha..." ucap sang penjaga.

keduanya tertawa dengan keras, Noran tidak tahan dengan sikap keduanya, ia memilih pergi dari tempat itu.

"paman, ayo pergi, tinggalkan tempat ini. sungguh, tempat yang buruk." ucap Noran.

"dasar bocah tengik! berani menjelekkan paviliun kami!" teriak si penjaga.

dirinya mengayunkan tinjunya kepada Noran. tingkat pembentukan tubuh bintang 5, sangat jauh perbedaannya dengan Noran.

dengan sigap, Rudra menangkisnya, kekuatan dirinya sudah berada di tingkat nadi spiritual bintang satu, membuatnya dapat dengan mudah menangkis serangan mereka.

bukk...

"mari kita pergi." ucap Rudra.

dirinya pergi bersama Noran, meninggalkan paviliun bangau emas.

"sayang sekali kita gagal mendapatkan beberapa pinjaman uang." desah Noran.

"tuan, tenanglah, kita mssih bisa mencarinya lagi." ucap Rudra mencoba menghibur.

keduanya berjalan menyusuri sepanjang jalan utama, banyak toko toko yang di buka di sepanjang jalan, beberapa terlihat lebih mewah dari yang lainnya.

"tuan, mungkin kita bisa datang ke paviliun itu." ucap Rudra.

Rudra teringat, selain paviliun bangau emas, masih ada paviliun lain yang bisa meminjamkan uang mereka.

namun, paviliun ini masih dalam tahap kecil, hanya beberapa kota saja yang memiliki paviliun ini.

"paviliun apa itu paman?" tanya Noran.

"itu adalah paviliun bulan perak." ucap Rudra.

Rudra memandu Noran ke paviliun itu, seperti yang di katakan, paviliun ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari paviliun bangau emas. interiornya pun tidak semewah paviliun bangau emas.

archipelago : the lost kingWhere stories live. Discover now