chapter 12-keributan di kedai 2

584 70 1
                                    

"hentikan pertarungan kalian!" teriak Rudra.

ketiganya terkejut, pria di hadapan mereka mampu membuat mereka mundur beberapa langkah hanya dengan kejutan sederhana.

"pria ini bukan pria biasa!" pikir Mordor.

"seorang ahli lainnya!" pikir Lujin.

"dia lebih kuat dari kami." pikir Bark.

di pikiran ketiganya, Rudra bukanlah lawan yang cocok untuk mereka. segera, merrka menarik bawahannya dan menghentikan pertarungan.

"aku ucapkan sekali lagi, kedai Soryu aakn berdiri sendiri! jangan coba-coba untuk membuat keributan di kedaiku lagi!" ucap Rudra.

ketiganya diam, memandang pria tua dihadapan mereka yang misterius.

"tuan, apa yang harus kita lakukan?" tanya Lori kepada tuannya.

"apa lagi? ia adalah seorang ahli!kembali ke mansion sekarang!" ucap Mordor.

"baik tuan!" jawab para bawahannya serempak.

kelompok benteng naga pergi dari kedai dan kembali menuju mansion mereka.

"dia bukan pria yang bisa kita lawan, kita kembali ke markas dan melaporkannya kepada tuan." ucap Lujin.

"baik tuan." jawab kedua bawahannya.

ketiganya menghilang dari kedai, hanya tersisa pak tua Bark di kedai Soryu.

"tuan, tolong pikirkan kembali dengan baik. dengan kerjasama, saya yakin bisnis kita akan lebih berkembang." ucap pak tua Bark mencoba membujuk.

"kami tidak akan bergabung dengan pihak manapun, silahkan pergi dari toko kami." ucap Rudra.

pak tua Bark kemudian berbalik dan pergi dari kedai Soryu, kembali menuju ke paviliun bangau emas.

"pria ini pria yang kuat, lebih kuat dariku. akan kulaporkan ke kantor pusat." pikirnya.

dengan tangan tergenggam, dirinya kembali ke paviliun. wajahnya tertekuk kesal dan marah.

"baru kali ini, baru kali ini aku merasa di permalukan, akan kubalaskan rasa malu ini setimpal!" pikir Bark.

"persiapkan beberapa orang kepadaku." ucap Bark.

"baik tuan, akan segera saya siapkan." jawab salah seorang prnjaga paviliun.

di dalam toko...

Rudra memandang furnitur toko yang telah rusak. Noran juga merasa pusing di kepalanya.

"tuan, kursi dan meja telah rusak, apa yang harus kita lakukan?", tanya Rudra.

"beli kursi dan meja baru. aku ingin kita secepatnya membayar pinjaman itu." ucap Noran.

"baik tuan." ucap Rudra.

"aku dengar ada ujian masuk ke dalam akademi bintang utara. aku akan masuk ke sana." ucap Noran.

di dalam kerajaan kalaya, ada sebuah akademi yang cukup besar, akademi Bintang utara.

akademi ini sebenarnya terletak di perbatasan kerajaan Kalaya dengan dua kerajaan lainnya, Kerajaan Enros dan kerajaan Rotran.

"akademi bintang utara? ya, aku juga mendengarnya tuan. itu akan di adakan seminggu lagi di pusat kota. akan ada tes di sana. berusahalah tuan, kami akan berdoa untuk tuan." ucap Rudra.

"ya, aku akan berjuang." ucap Noran.

dengan keras, Noran berlatih siang dan malam, melatih jurusnya dan bertapa menaikkan tingkat kekuatannya.

seminggu berlalu...

kekuatan Noran meningkat satu tingkat lagi, kini dirinya berada di tahap pembentukan tubuh bintang 4, tinju besinya sudah berada di tahap ke lima saat ini.

perkembangannya begitu mengagumkan. tentu seperti kata pepatah, tidak ada hasil yang menghianati usaha.

"tuan sudah berkembang dengan cepat! kekuatan tuan meningkat lagi!" ucap Rudra.

Noran tersenyum, dirinya memandang toko kue miliknya, dan berbicara.

"sepeetinya aku harus pergi meninggalkan toko ini. paman, aku percayakan toko ini kepada paman." ucap Noran.

"tuan, jangan cemaskan itu. saya akan menjaga toko ini dengan baik. tuan harus menjadi lebih kuat, dan mengambil alih kekuasaan di kerajaan ini." ucap Rudra.

"kekuasaan? baiklah, aku akan berusaha sebaik mungkin." ucap Noran.

Noran kemudian menuliskan beberapa resep lainnya, memberikannya kepada Rudra dan meninggalkan toko.

Rudra melihat Noran yang pergi dengan meneteskan air mata. di dalam hatinya, ia berharap jika tuannya baik baik saja.

Noran berjalan menuju ke pusat kota semi. pusat kota terlihat lebih ramai dari lebih biasanya.

banyak pemuda pemuda yang berkumpul di sini, mereka datang berniat untuk mengambil ujian dalam perekrutan murid akademi.

dari yang di kabarkan, akadeki hanya mengambil ujian untuk murid baru setiap 5 tahun sekali. dan juga, usia setiap peserta juga di batasi.

hanya yang berumur kurang dari 20 tahun yang di perbolehkan masuk ke dalam akademi.

"ini satu-satunya kesempatan bagiku untuk masuk, aku tidak boleh gagal." pikir Noran.

Noran menguatkan tekadnya untuk berjuang di ujian kali ini. dari pandangan Noran, akan cukup banyak pemuda yang lebih kuat dibandingkan dirinya.

dirinya baru saja muali berlatih satu bulan yang lalu, bisa di bilang jika ia masih tertinggal cukup jauh dengan yang lainnya.

"lihat, mereka sudah datang!" teriak seorang pemuda.

dirinya menunjuk ke arah langit. di atas langit yang cerah, terlihat sebuah burung besar terbang. burung elang raksasa terbang dan membawa dua orang di atasnya.

wung... wung... wung...

perlahan, burung besar itu mendarat di pusat kota, tatapan angkuh terlihat jelas di mata si burung, memandang setiap orang dengan hina.

"burung ini, ternyata ia sombong juga ya?" pikir Noran.

"elang petir! tak kusangka, aku mampu melihatnya!" teriak seorang pemuda.

"sungguh menakjubkan, ini monster tingkat 3! luar biasa bisa melihatnya secara langsung." ucap pemuda lainnya.

"elang petir? apa itu kawan?", tanya Noran.

" ah, kamu tidak tahu?" tanya si pemuda.

Noran menggelengkan kepalanya, kemudian, si pemuda menjelaskannya kepada Noran.

"di dunia ini, ada banyak monster yang hidup. elang petir adalah monster tingkat tiga. kekuatannya setara dengan seorang ahli tingkat jiwa spiritual." ucap si pemuda.

"seorang ahli tingkat jiwa spiritual? itu sangat kuat." ucap Noran.

"ya, bahkan, ahli tingkat jiwa spiritual biasa tidak bisa melawannya." ucap sang pemuda.

"sungguh monster yang menakjubkan. jika saja aku bisa memilikinya sebagai tungganganku, pasti banyak gadis tertarik kepadaku." ucap pemuda lainnya.

"kau tidak akan bisa, hanya murid akademi saja yang memilikinya, dan untuk monster tingkat tiga, kamu harus menjadi murid dalam." ucap pemuda lainnya.

"hush! jangan berisik, mereka sudah tiba." ucap pemuda lainnya.

wush...

dua orang terlihat melompat dari atas elang petir. jubah biru putih yang indah dan mahal terlihat di kenakan keduanya.

terlihat lambang akademi bintang utara di dada mereka, selain itu juga keduanya terlihat memiliki tampilan kuat.

"itukah mereka?" pikir Noran.

'jika begitu, aku harus mengikuti ujian dengan baik. aku tidak boleh gagal di kesempatan ini.' gumam Noran.

dengan tangan terkepal, dirinya menatap ke arah kedua penguji di hadapannya dengan penuh semangat.

archipelago : the lost kingWhere stories live. Discover now