Chapter 5

47.3K 1.5K 9
                                    


Perjalanan menuju gedung seni memakan waktu sekitar 1 jam.
Sesampainya di gedung pameran seni, dengan sigap Pak Fredrik keluar membukakan pintu untuk Lyra.

“Nona kita sudah sampai.” Ucap Pak Fredrik sambil membukakan pintu untuk Lyra.

Lyra pun keluar dari mobilnya.

"Terima kasih Pak Fredrik sudah mengantarku." Ucap Lyra dengan senyumannya yang ramah.

“Sudah menjadi tugas saya untuk melayani keluarga Houston. Silahkan nona masuk. Saya akan menunggu nona di sini sampai Nona selesai.” Ucap Pak Fredrik.

“Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu.” Ucap Lyra dan langsung bergegas masuk ke dalam gedung.

Banyak sekali orang-orang terkenal yang mendatangi pameran seni ini. Tentu saja, penyelenggara pameran seni ini adalah seorang pelukis terkenal yang karyanya sudah di akui oleh dunia.

Lyra benar-benar bangga memiliki teman yang sangat berbakat. Pandangannya tak bisa lepas untuk melihat-lihat lukisan menakjubkan hasil karya temannya itu. Lalu tiba-tiba ada suara teriakan yang tidak asing memanggil-manggil nama Lyra.

“LYRA! LYRA!..."

Lyra pun langsung mencari sumber suara tersebut diantara puluhan orang.

"Lyra akhirnya kau datang juga.” Sambut dari Michell. Michell adalah sahabat Lyra sekaligus penyelenggara pameran seni ini.

“Hai Michell, lama tak berjumpa ya. Pameran senimu sungguh sangat menakjubkan. Kau memang pelukis yang berbakat Michell.” Puji Lyra.

“Aish kau terlalu memujiku. Mari Lyra akan ku tunjukan beberapa lukisan hasil karyaku.” Ajak Michell sambil menarik tangan Lyra.

“Ini adalah lukisan pertamaku saat aku berada di kelas seni.” Ucap Michell sambil menunjukkan lukisan pemandangan yang sangat indah.

“Waw lukisan ini sangat indah.” Ucap Lyra dengan penuh rasa kagum.

“Terima kasih, aku memang menyukai lukisan yang bertemakan naturalisme. Menggambarnya membuatku merasa tenang.” Jawab Michell.

“Pantas saja banyak dari lukisanmu yang menggambarkan suasana alam.” Ucap Lyra sambil melihat sekeliling ruangan yang di penuhi banyak lukisan bertemakan naturalisme.

Saat Lyra dengan Michell sedang berbincang-bincang tiba-tiba asisten Michell mendatangi mereka.

“Michell, apakah kau sedang sibuk? Di sana ada beberapa orang yang menanyakan tentang lukisanmu. Bisakah kau menghampiri mereka?.” Pinta asisten Michell.

"Eoh baiklah. Aku akan ke sana." Ucap Michell kepada asistennya.

“Lyra maaf aku harus pergi. Kau lihat-lihat saja dulu. Aku akan segera kembali.” Ucap Michell dan bergegas pergi.

“Ya baiklah. Santai saja.” Ucap Lyra.

Saat Lyra sedang berjalan-jalan mengelilingi gedung, tiba-tiba ada suara pria yang memanggil Lyra dari arah belakang.

“Lyra? Kau ada di sini?." Panggil lelaki itu akrab.

Lyra sedikit terkejut, namun ternyata itu adalah Lucas Bernoulli teman kampusnya Lyra.

“Lucas? Kau di sini? Kebetulan sekali. Sudah lama tak berjumpa, bagaimana kabarmu?” Tanya Lyra.

“Baik, aku baik-baik saja. Namun akhir-akhir ini aku sedang sibuk mengurusi perusahaanku yang berada di Inggris. Aku tak tega menolak undangan dari Michell jadi dari bandara aku langsung bergegas kemari.” Ucap Lucas.

“Perjalanan jauh itu sangat melelahkan. Bagaimana kalau kita duduk di sebelah sana.” Ajak Lyra.

“Baiklah” Ucap Lucas yang langsung saja menurut.

Lucas dan Lyra berbincang-bincang cukup lama mengenai kampusnya dulu.
Lyra adalah orang yang terkenal pintar dan ramah di kampusnya. Kecantikannya pun sudah sering di perbincangkan bahkan dapat membuat para lelaki langsung jatuh hati kepadanya saat pertama kali bertemu dengannya. Tidak terkecuali dengan Lucas. Lucas diam-diam juga menaruh hati kepada Lyra, tapi selama ini ia tidak punya keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya.

Namun entah kenapa, kali ini saat melihat kembali senyuman Lyra, tawa canda Lyra membuat Lucas ingin mengutarakan apa yang selama ini ia pendam.

“Lyra emm... aku tahu ini bukan waktu yang tepat. Tapi aku rasa aku harus memberi tahumu sesuatu yang selama ini mengganjal hatiku.” Ucap Lucas dengan agak gugup.

Lyra pun memandang Lucas dengan raut wajah penasaran.

“Apa yang ingin kau beritahukan, Lucas?” Tanya Lyra.

Tiba-tiba Lucas menggenggam tangan Lyra dan itu membuat Lyra sedikit terkejut.

“Lyra sebenarnya selama ini aku memendam perasaan suka terhadapmu. Sejak awal kita bertemu, aku sudah merasakan ada yang berbeda dengan dirimu. Kau cantik, baik dan pintar. Setiap melihat senyumanmu hatiku berdegup kencang. Setiap hari yang kupikirkan adalah dirimu.
Jadi.. emm.. maukah kau menjadi pacarku?” Tanya Lucas dengan wajah yang penuh harap.

Lyra terdiam karena sangat terkejut mendengar pernyataan dari Lucas. Dalam hatinya bercakap-cakap.

‘Apa ini? Lucas menyukaiku? Tidak, tidak mungkin.’ Ucap Lyra dalam hati.

Sebenarnya Lucas adalah orang yang Lyra cintai saat ia duduk di bangku kuliah. Namun Ia rasa tak akan mungkin Lucas yang berasal dari keluarga konglomerat itu dapat menyukainya.
Lyra sudah mengubur rasa cintanya itu dalam-dalam.

“Lucas maafkan aku. Aku tidak bisa menerima pernyataan cintamu.” Jawab Lyra dengan wajah sendu.

“Kenapa Lyra? Apa ada yang salah denganku?” Tanya Lucas dengan rasa penasaran dan sedikit kecewa.

Lyra pun berusaha menjelaskan semua kepada Lucas namun ucapannya terpotong.

“Lucas, sebenarnya aku...” Ucapan Lyra terpotong karena Andrew Houston datang.

Andrew langsung menarik tangan Lyra dengan paksa dan langsung merangkulnya seolah-olah menandakan Lyra adalah miliknya.

Lyra sangat terkejut mendapat perlakuan seperti itu oleh Andrew Houston,  Ia juga tak menyangka kalau Andrew juga ternyata menghadiri pameran seni ini.

“Andrew Houston, apa yang kau lakukan? Mengapa kau merangkul Lyra dengan paksa?” Tanya Lucas dengan sangat marah.

Suasana pameran pun hening. Dan seketika semua mata menuju ke arah mereka bertiga.

“Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan dengan Lyra?” Tanya Andrew.

“Apa urusannya denganmu?” Tanya Lucas.

“Tentu saja ini adalah urusanku karena sekarang dia adalah istriku!!” Ucap Andrew dengan tegas.

Mendengar itu Lucas hanya bisa terdiam dan tak percaya. Rasa penyesalan yang tidak ada gunanya menghantam Lucas bertubi-tubi. Ia tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan. Wanita yang ia cintai selama ini ternyata sudah menikah.

"Tidak mungkin, kau berbohongkan?"
Tanya Lucas yang tidak mempercayai perkataan Andrew.

"Lucas ku mohon hentikan. Memang benar aku sudah menikah dan sekarang Andrew adalah suamiku."  Jelas Lyra.

Tanpa sepatah kata pun Andrew pergi meninggalkan gedung pameran seni dengan menggandeng tangan Lyra.

Lucas hanya bisa terdiam mematung, karena ia masih belum bisa percaya dengan semua ini. Hatinya sangat sakit, karena rasa penyesalan yang menghantamnya bertubi-tubi. 

'Seandaninya aku berani mengungkapkan perasaanku sejak dulu. Seandainya aku tidak menutup-nutupi perasaanku mungkin sekarang Lyra sudah menjadi milikku. Seandainya..' Ucap Lucas dalam hati sambil menitihkan air mata.

To be continued
_________________

Jangan lupa vote dan komenannya ya!
Terima kasih^_^

My Abnormal HusbandWhere stories live. Discover now