Chapter 36

27.7K 922 6
                                    


Warning 17+

Jalanan sore ini ramai seperti hari-hari biasanya. Membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke apartemen yang Andrew singgahi sekarang. William memarkirkan mobilnya setelah sampai dan bergegas turun untuk mengambil koper Lyra yang berada di bagasi. Sedangkan Andrew dan Lyra keluar dari mobil melalui sisi pintu masing-masing.

"Kau tidak perlu mengantar kami ke atas. Berikan koper itu kepada Lyra. Biar dia yang membawanya." Perintah Andrew dan berjalan masuk menuju apartemen.

William mengerutkan dahinya.

"Sini berikan padaku kopernya." Ucap Lyra.

"Nona benar tidak papa?" Tanya William.

"Memangnya kenapa?" Tanya Lyra sedikit bingung dan langsung mengambil kopernya dari tangan William. "Aku pergi dulu ya, terima kasih untuk hari ini William." Ucap Lyra dengan senyuman.

"Ya Nona sama-sama." Jawab William tersenyum dan langsung menaiki mobilnya.

Lyra berlari kecil karena Andrew sudah berada di dalam lift.

"Andrew tunggu." Teriak Lyra.

Andrew pun menekan tombol di lift agar pintu lift tetap terbuka.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Andrew ketus.

"Kau saja hh.. yang hh.. berjalan terlalu cepat." Jawab Lyra dengan napas yang tersenggal-senggal karena habis berlari.

Pintu lift tertutup otomatis dan Andrew pun menekan angka 25 yang mana itu adalah lantai apartemennya berada. Andrew memasukan tangan ke dalam kantong celana dan tampak seperti tidak peduli dengan Lyra yang kelelahan setelah berlari.

Lift bergerak ke atas melesat cukup cepat hingga sampailah di lantai 11. Pintu lift terbuka. Tiga orang pria berbadan tinggi dan memiliki bentuk tubuh proposional masuk ke dalam lift. Satu persatu dari mereka melihat ke arah Lyra dan tersenyum. Terdengar sedikit bisikan
'She is beautiful' dari salah satu pria yang baru masuk tadi.

Andrew menggigit bibir bawahnya karena Ia merasa kesal, ingin rasanya Ia meninju ketiga pria itu namun dalam hal jumlah Ia tentu saja kalah telak. Sekilas Andrew pun melihat ke arah Lyra dan Lyra tampak seperti biasa saja mendapat perlakuan seperti itu.

'Apa dia sering mendapat perlakuan seperti ini?' Andrew merasa semakin kesal dibuatnya.

Tanpa basi-basi Andrew merangkul dan menarik pinggang Lyra agar lebih dekat kepadanya, menandakan kepada mereka kalau Lyra adalah miliknya.

Lyra terkejut. Terlihat rahang bawah Andrew mengeras karena menahan rasa kesal.

"Kenapa kau tiba-tiba memelukku?" Tanya Lyra polos.

"Diamlah." Jawab Andrew singkat tanpa melihat wajah Lyra.

Lyra lalu menoleh ke arah tiga orang pria yang baru masuk tadi, dan melihat raut wajah mereka seperti menunjukan rasa kekecewaan.

Hati Lyra tergelitik. 'Apa Andrew cemburu sekarang?' Lyra tersenyum kecil.

Wajah Lyra memanas karena malu sehingga memunculkan rona merah di kedua pipinya. Lyra berusaha sekuat tenaga untuk bersikap biasa saja meski detak jantungnya sudah berdegup tak karuan saat ini.

'Ting'
Pintu lift terbuka di lantai 25. Andrew melepaskan pelukannya dan berjalan keluar duluan.

"Hei Andrew tunggu." Lyra berusaha menarik kopernya keluar dari lift karena itu cukup berat.

Lyra berjalan cepat mengimbangi langkah kaki Andrew yang besar.

Andrew merogoh kantong untuk mengambil kunci pintu kartu dan langsung menempelkannya pada alat detector di pintu apartemennya. Pintu pun terbuka, Andrew masuk ke dalam diikuti Lyra di belakangnya.

My Abnormal HusbandWhere stories live. Discover now