Chapter 42

25.3K 904 23
                                    


Perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Lyra dan Andrew sampai di tempat tujuan. Lyra yang masih terlelap dalam tidurnya tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai.

"Tuan kita sudah sampai." Ucap Pak supir sekedar informasi.

Andrew melihat ke arah Lyra yang masih tertidur dengan lelapnya.
Tangan Andrew terulur hendak menyentuh tubuh Lyra, mencoba untuk membangunkan. Namun belum juga sampai tangannya menyentuh Lyra, Ia mengurungkan niatnya dan keluar dari mobil di susul pak supir.

Andrew membuka pintu mobil sisi lainnya yang mana tempat Lyra duduki.

"Tuan apa kau butuh bantuan?" Tanya Pak supir menawarkan diri saat Andrew hendak menggendong Lyra.

Namun niat baik pak supir ingin menolong, tidak seperti dengan apa yang Andrew pikirkan.

"Apa kau pikir aku lemah?" Tanya Andrew kesal.
Ia pun langsung menggendong Lyra yang sedang tertidur ala bridal style.

"Bawa saja mobil ini bersamamu dan kembali lagi besok pukul 8." Perintah Andrew sembari menggendong Lyra.

"Baik Tuan." Ucap Pak supir dan langsung pergi.

Andrew berjalan masuk ke dalam gedung apartemen tanpa mempedulikan tatapan orang yang melihat ke arahnya.

Berjalan menuju lift seolah dunia ini hanya milik mereka berdua, tangannya yang penuh menopang tubuh Lyra membuat Ia sedikit kesulitan saat menekan tombol lift. Lyra menggeliat dalam tidurnya, merasakan tubuhnya dalam posisi tidur yang tidak nyaman. Ia pun langsung membuka matanya dan mendapati kalau Ia tengah berada dalam dekapannya Andrew.

"Andrew apa yang kau lakukan? Turunkan aku." Ucap Lyra saat Ia baru saja terbangun dalam tidurnya.

Tanpa berkata-kata Andrew pun langsung menurunkan Lyra dengan segera.

'Ting'

Pintu lift terbuka. Andrew masuk ke dalamnya tanpa ragu sementara Lyra masih diam di posisinya tadi.

"Kenapa kau diam? Masuklah cepat."

Lyra menatap tajam Andrew, tatapan yang terisi penuh dengan amarah dan kebencian. Enggan rasanya Lyra berada dekat dengan Andrew lagi setelah apa yang telah Andrew lakukan kepadanya. Namun apa daya, Lyra mau tak mau harus menurut.

Lyra memilih berdiri di sudut lift, berusaha sebisa mungkin untuk menjaga jarak dari Andrew. Andrew hanya melihat Lyra sekilas, dan tidak memperdulikan akan hal itu.

Pintu lift tertutup. Andrew memencet lantai letak apartemennya berada dan lift berjalan naik ke atas.
Hanya keheningan diantara mereka berdua sampai akhirnya mereka sampai di lantai tujuan mereka. Andrew berjalan seperti biasa, sedangkan Lyra berjalan seperti orang yang sudah kehilangan gairah dalam hidupnya. Langkah kakinya terasa berat seolah Ia ingin melangkah menuju kandang binatang buas.

Andrew membuka pintu namun Lyra hanya diam berdiri seakan enggan untuk masuk ke dalam.

"Kenapa diam? Kau ingin tidur di luar?" Tanya Andrew dengan nada ketus.

"Bisakah aku tinggal di rumahmu saja?" Tanya Lyra sambil menunduk.

"Apa maksudmu? Ini rumahku." Tanya Andrew yang tidak mengerti dengan apa yang Lyra katakan.

"Bukan yang ini. Tapi rumah yang pertama kali aku tempati saat berada di sini." Jawab Lyra sambil menatap mata Andrew seolah memohon.

Namun alih-alih di turuti Andrew malah membalas tatapan Lyra dengan tatapan yang tajam. Terlihat rahangnya mengeras seperti sedang menahan amarah. "Tidak. Kau harus tinggal bersamaku mulai sekarang." Jawab Andrew tegas.

My Abnormal HusbandWhere stories live. Discover now