Chapter 45

23.9K 886 38
                                    


Dua orang berperawakan tinggi kekar berjalan dengan langkah cepat masuk ke dalam gedung apartemen. Mengenakan jaket dan kacamata hitam membuat beberapa pasang mata yang melihat memberikan tatapan seolah-olah aneh dengan gaya busana mereka.

Tidak hanya itu dandanan mereka juga berhasil menarik perhatian Pak supir yang sedang menunggu Lyra dan Andrew. Merasa curiga, dengan segara Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi William agar mereka berjaga-jaga.

Ponsel William bergetar dan dengan segera Ia mengambilnya.

"Pak supir?" Tanya William dan langsung menggeser tombol hijau pada layar ponselnya tersebut.

"Halo?" Sapa William.

"Apa Tuan dan Nona Andrew sudah selesai bersiap-siap?" Tanya Pak supir.

"Kami akan keluar setelah Tuan Andrew menyelesaikan rapatnya. Apa terjadi sesuatu?" Tanya William.

"Tadi saya melihat dua orang berperawakan tinggi masuk ke dalam apartemen. Mereka nampak sangat mencurigakan. Aku harap kalian berhati-hati." Ujar Pak Supir yang nampak seperti sebuah peringatan.

"Apa mereka hanya berdua?" Tanya William sekali lagi untuk memastikan.

"Saya juga tidak tahu. Nanti saya akan emm.. emmm..."

Tut.tut.tut.

Ponsel terputus membuat William mengernyitkan dahinya. "Halo. Pak supir? Halo.."

'Teleponnya terputus. Apa pak supir telah..'

Firasat buruk mulai menghantui dirinya. Di saat itu juga fokus Andrew beralih kepada William yang nampak sangat gelisah sampai akhirnya dua pasang mata mereka saling bertatapan satu sama lain.

Andrew hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda isyarat kepada William dan setelah itu Ia fokus kembali ke layar laptopnya.

William yang mengerti dengan maksud dari Andrew langsung bergegas menjauh agar Ia bisa menelpon seseorang.

"Kami butuh bantuan. Tolong berikan 5 pengawal terbaikmu dan pastikan salah satunya adalah seorang wanita. Kirim mereka ke apartemen Tuan Andrew secepat mungkin."

"Baik"

"Ingat, kalian harus tetap waspada."

Usai percakapan singkat itu William mematikan teleponnya.

Lyra yang sedari tadi menunggu di kamar dalam ke sunyian mendengar jelas William sedang menelpon seseorang.

"Apa Andrew sudah menyelesaikan rapatnya?" Tanya Lyra dan Ia pun bergegas keluar untuk memeriksa lebih lanjut.

Lyra melihat Andrew masih fokus pada laptopnya dan sedang memberikan salam perpisahan terakhir kepada para karyawannya, namun tidak sama dengan William. William nampak seperti orang yang sedang resah dan gelisah. Semua itu terlihat jelas dari raut wajahnya.

Lyra pun berjalan mendekat berjalan ke arah William.

"William ada apa? Kenapa kau gelisah?" Tanya Lyra khawatir.

"Nona.. itu.."
'bagaimana aku menjelaskannya pada Nona Lyra.'

"Itu.." Namun belum selesai William bicara Andrew datang.

"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Sekarang tolong masuk kembali ke kamarmu." Perintah Andrew kepada Lyra yang tiba-tiba saja datang.

"Tapi kenapa?"

Raut wajah Andrew berubah menjadi kesal. Ia memberikan tatapan mata yang mematikan kepada Lyra.

Lyra menjadi takut melihat Andrew yang kelihatan marah. "Baik baik. Aku akan kembali ke kamarku." Ucap Lyra yang sudah bisa membaca maksud Andrew dari ekspresi wajah dan tatapan matanya.

My Abnormal HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang