06|Mercy

663 36 0
                                    

Akhirnya setelah Samuel datang menghentikan pertikaian tersebut ibu sempat diam dengan wajah yang penuh amarah dan ibu mulai berbicara dengan Samuel

"Siapa kau berani sekali menghentikan amarahku ini!!!"~Ucap ibu dengan wajah nya yang merah diselimuti rasa kesalnya kepadaku

"Aku Samuel Jeffrey"~Ucapnya dengan mata elang nan tajam miliknya

Aku melihatnya dengan mata yang berbinar-binar, tanpa sepengetahuan ku ibu mencekik leherku dari belakang entah bagaimana cekikan nya semakin keras dan terasa di leherku seperti layaknya dia mengancam Samuel dengan diriku, pada saat itu Samuel tanpa berpikir panjang dia mulai menarik lenganku dan aku pun terjauh dari cekikan ibuku dan mendarat tepat di dadanya yang bidang dan lebar. Samuel menatapku dengan penuh rasa kekhawatiran

"Kau tak apa?"~Ucapnya dengan nada yang sangat khawatir

"Iya, aku ngga apa kok Sam"~Ucapku dengan suara yang terengah-engah akibat cekikan yang di lakukan ibuku tadi

Dan ibu mulai mengambil beberapa piring untuk di lemparkan kehadapan Samuel yang pada saat itu juga aku tepat berada di pelukannya dan setelah ibu mengambil posisi yang pas untuk melepaskan piring tersebut, ibu berhasil melemparnya dengan sangat baik membuat Samuel agak sedikit terluka aku yang berada di pelukannya hanya bisa diam dan mengatakan sesuatu agar Samuel tetap kuat

Ibu tetap saja melemparkan sesuatu ke arah kami. Tentunya agar kami terluka, entah kenapa mungkin kesabaran Samuel sudah habis dia sekarang memiliki manik mata berwarna biru yang sangat tajam, taring yang tajam setajam pedang, bulu putih seputih salju pun keluar dari punggungnya yang merubah sedikit-demi sedikit tubuhnya

Ibu sangat kaget melihat hal tersebut, ibuku makin kacau entah apa yang di pikirkan nya dia mengambil pisau dan berusaha menusuk tapi...

Tentu saja gagal, malah ibuku yang tertusuk cakar-cakar tajam milik Samuel. Kemudian kembali ku terbayang akan kematian kedua orang tua ku, aku menangis tergeletak begitu saja sedangkan adikku? Tentu saja mata mereka sudah berkaca-kaca melihat kejadian itu dan mereka berteriak

"Kau mahluk jadi-jadian yang jahat, kau tega membunuh ibu kami DASAR!!!"~Ucap adik laki-laki ku dengan suara yang tersedak-sedak akan tangisannya

"Iya benar!!!"~Sahut adik perempuan ku

Setelah mereka berkata seperti itu kepada Samuel. Samuel menghela nafas panjang dan angkat bicara atas kelakuannya terhadap ibu tiri ku

"Salah kah aku membunuhnya?, Lebih baik mati terbunuh dari pada disiksa perlahan-lahan"~ Ucapnya dengan tatapan setajam elang kepada adik tiri ku dan menoleh ke arahku, seketika suasana menjadi hening tanpa suara tanpa pikir panjang Samuel langsung membawa ku pergi menjauh dari rumah itu dan tinggal di pack miliknya.

~oOOo~

Sampailah aku di depan gerbang pack nya tersebut sambil berjalan terlintas pikiran ingin menanyakan sesuatu kepadanya akan kelangsungan hidup kedua adik tiri ku di sana walaupun mereka agak sedikit menyebalkan bagi ku tapi mereka tetap keluarga ku yang membesarkan ku serta memberikanku pendidikan. Tanpa panjang lebar ku tanyakan padanya

"Apakah aku bisa melihat kedua adik tiri ku?"~Ucapku dengan ragu

"Tidak!!!"~Ucapnya tegas tanpa rasa keraguan dalam benaknya

"Untuk apa kau kembali kepadanya, kamu sudah sering terluka karena mereka aku tak ingin kau terluka lagi karenanya"~Ucapnya dengan nada rasa belas kasih yang tinggi

"Kau terlalu egois!!!"~Ucapku ketus dan langsung meninggalkannya tanpa berbalik atau berpikir untuk kembali kepadanya

Di sana dia hanya diam mematung, tak ada rasa ini memberhentikan ku agar tak pergi dari pack nya atau hadapannya.

Aku merasa ada rasa bersalah yang terganjal dalam dirinya tapi dia takut untuk mengucapkannya jadi ku putuskan untuk mengarangnya di hadapan adik-adikku agar mereka mau memaafkan Samuel, aku melakukannya karena aku tak mau adanya rasa ingin balas dendam atau masalah lain yang timbul aku harap ini berhasil membuat mereka berdamai.

~oOOo~

Setelah sampai di rumah ada rasa ragu untukku mengetuk pintu rumah ini, dan sekarang di hadapan pintu rumah.  Aku mendengar suara tangisan tersedu-sedu sedang menangisi seseorang yang tergeletak berlumuran darah dan didampingi 2 orang di samping kanan kirinya. Sungguh cerita ini seperti terulang kembali dalam benakku semakin sakit untuk mengingatnya

Tanpa ada keraguan aku mengetuk pintu lalu masuk, awalnya mereka tak peduli aku datang kembali ke hadapan mereka tapi aku putuskan untuk mendekati mereka secara perlahan dan berusaha berbicara dengan mereka

"Sudahlah, aku mohon jangan seperti ini kalian mengingatkan ku dengan keadaan dulu"~Ucapku yang menepuk bahu adik-adikku. Tapi di tepis oleh mereka berdua seolah-olah mereka tak memperdulikan apa yang kukatakan pada mereka

"Aku tau kalian merasa sedih, aku datang kemari ingin minta maaf"~ Tiba-tiba adikku menoleh ke arahku dengan tatapan sinis yang digenangi air mata

"Kau penyebab terbunuhnya ibu!!! Jiwa ibu tak bisa kembali karena mu!!!"~Ucapnya tersedu-sedu lalu menangis semakin parah

Kemudian tanpa banyak basa-basi aku langsung memeluk mereka erat awalnya mereka seperti ingin menolak pelukanku tapi mereka perlahan-lahan menerima pelukan hangat dariku itu

"Sejahat apapun kalian padaku dulu, kalian tetap adik-adikku yang aku miliki"~Ucapku yang membuat tangisan mereka semakin parah

Kemudian dengan perlahan aku melepaskan pelukanku dan aku tersenyum ringan kepada mereka, dan kemudian aku bersimpuh di hadapan mereka dan berjanji tak kan meninggalkan mereka dalam keadaan apapun, entah apa yang di pikirkan Samuel dia datang ke sana dan ikut juga bersimpuh meminta maaf kepada kedua adik-adikku, awalnya adikku merasa berberat hati memberikan maaf kepada Samuel karena Samuel yang membunuh ibu mereka. Tetapi berkat apa yang kukatakan tadi akhirnya mereka memaafkan Samuel dan menganggap bahwa sekarang Samuel adalah kakak laki-laki mereka, aku tak paham apa yang dipikirkan oleh adikku tapi ya sudahlah semoga tak ada maksud lain.

~oOOo~

Akhirnya, aku mengajak adikku pergi ke pack milik Samuel keluarga Samuel menyambut kami berempat dengan sangat hangat adik-adikku sangat kaget melihat pemandangan ini karena, mereka baru pertama kalinya di sambut dengan seseorang yang mereka tidak kenal dengan sangat hangat dan santun sungguh mereka sangat senang akan hal ini, aku juga sangat senang ketika melihat seseorang juga senang...

~oOo~

Oke guys sekian yak chapter hari ini maap ini dikit bet soalnya binggung mw buat apa lagi:'

Dan maaf banget jarang up you know lah aing agak sedikit mager buat nulis:')
.
.
.
See u

Mhsannie

Being A Werewolf Soulmate [End✓]Where stories live. Discover now