Tak Ingin Kehilangan

224 8 0
                                    

Sepulang kuliah, Dirga mengajak Mey untuk berjalan - jalan sebentar di taman, tempat yang dulu ketika Dirga menyatakan perasaanya pada Mey. Tentu saja Mey sangat senang mengingat sudah lama Dirga tak pernah mengajaknya ke taman itu lagi. Sejak pertama kali ke sana, Mey telah jatuh cinta pada keindahan taman itu. Jadi ketika Dirga bilang mau mengajaknya untuk ke taman itu lagi, Mey langsung saja mengiyakan. 

Dan disinilah mereka sekarang. Duduk di tepi danau sembari berbincang - bincang. Sejenak, Mey melupakan kegelisahannya. "Aku kangen mama" ucap Dirga tiba - tiba. Mey menoleh ke arah Dirga. Ia menatap Dirga sendu. "Entah kenapa tiap kesini aku jadi keinget mama" ucap Dirga lagi. Mey mengusap lembut lengan Dirga. Ia tak tau bagaimana caranya untuk menghibur kekasihnya itu. "Kamu yang sabar aja. Aku yakin mama kamu udah bahagia di alam sana" sahut Mey. Dirga tersenyum pada Mey. Setidaknya ia tak kesepian lagi seperti dulu. Kini telah ada seseorang yang menemani dirinya. 

"Mey, aku punya sesuatu buat kamu!" ucap Dirga. Mey  mengangkat sebelah alisnya. Ia begitu penasaran. "Apa emangnya?" tanya Mey penasaran. Dirga merogoh sakunya lantas mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna coklat. Ia menyerahkannya pada Mey. Mey meraih kotak itu. "Ini apa?" tanya Mey. "Buka aja" jawab Dirga. Mey pun membuka kotak tersebut. Sungguh isinya membuat Mey terperangah. Di dalamya terdapat 2 buah kalung yang sangat cantik dengan liontin bertuliskan DM 4 Ever. "Kalung?" seru Mey lantas menatap Dirga. Dirga tersenyum dan mengangguk.

"Aku beli kalung itu pas mau ulang tahun kamu. Tapi belum sempat aku kasih ke kamu" tutur Dirga. Mey kembali mengingat hari dimana saat ulang tahunnya ia semalaman tak memberi kabar pada Dirga. Mey jadi semakin merasa bersalah. Ia menatap Dirga sendu. Ia benar - benar menyesal. "Maafin aku Ga" ucap Mey lirih. Hanya itu yang mampu keluar dari mulutnya. Dirga hanya tersenyum. Dirga bisa melihat wajah Mey yang penuh dengan penyesalan. "Udah, jangan di pikirin lagi" ucap Dirga tulus. Harusnya Mey merasa bahagia. Karna ia cukup beruntung memiliki seseorang yang tulus seperti Dirga. Namun tak dapat ia pungkiri bahwa sampai saat ini Mey belum bisa untuk benar - benar menghapus Gilang dari hidupnya. 

"Ya udah, sini aku pakein" ucap Dirga kemudian. Dirga meraih kalung tersebut lantas memakaikannya di leher Mey. Kalung tersebut terlihat sangat indah di leher Mey. "Ini tulisannya DM 4 Ever?" tanya Mey. Dirga terkekeh. "Apa aku gak boleh terlihat lebay sedikit?" Dirga balik bertanya. Tentu saja pertanyaan Dirga membuat Mey terkekeh geli. 

"Itu artinya Dirga Mey Four Ever" ucap Dirga. Sungguh kekanak - kanakan. Namun Mey senang.
"ya udah, aku pakein ke kamu" ucap Mey. Ia lantas mengambil kalung satunya lagi. Lalu memakaikannya di leher Dirga. Mey kembali memperhatikan kalung miliknya. Mey benar - benar menyukainya. 

"Kamu suka?" tanya Dirga penasaran.

Mey pun tersenyum. "Aku suka banget" jawab Mey riang. 

Tiba - tiba hujan kembali turun. Mey dan Dirga segera berlari ke arah sebuah pondok di dekat taman itu. Untunglah masih ada tempat untuk mereka berteduh. "Aduh, hujannya makin deras nih" gerutu Mey. 

"Iya, kayaknya bakalan lama deh. Tapi tempat parkir mobilnya lumayan jauh. Kalo kita trobos juga pasti basah." tutur Dirga. 

"Mending kita tunggu aja sampe hujannya reda!" ajak Mey. Dirga pun menyetujuinya. Udara dingin mulai menusuk kulit. Mey mulai merasa kedinginan. Dirga pun melihat tubuh Mey yang mulai menggigil. Tanpa fikir panjang, ia segera melepas jaket yang ia kenakan. Lalu membalut tubuh Mey dengan jaket tersebut. Mey terperangah lantas menoleh ke arah Dirga. Dan Dirga hanya tersenyum kepadanya. Persekian detik pandangan mereka bertemu. Mey menatap lekat manik mata milik Dirga. Jantungnya mulai berirama lagi. Mey semakin gugup ketika wajah Dirga mulai mendekat. Apa Dirga akan menciumnya kali ini? Sungguh Mey tak pernah melakukannya termasuk saat bersama Gilang dulu. Mey tak tau apa yang harus ia lakukan saat ini.

Wajah Dirga semakin mendekat. Kini hanya berjarak beberapa senti saja dari wajah Mey. Degup jantung Mey mulai tak beraturan. Ia belum pernah mengalami situasi ini. Bibir Dirga mulai mendarat lebut di atas bibir Mey. Tentu saja Mey terkejut. Ia lantas memejamkan matanya. Hanya beberapa detik ciuman mereka. Keadaan mereka berubah canggung terutama Mey. Ini ciuman pertama baginya. Dan jantung sejak tadi masih berdetak dengan kencang. 

Tiba - tiba Dirga kembali merengkuh tubuh Mey dan memeluknya erat. Mey makin terkejut di buatnya. Namun pelukan Dirga begitu hangat. Membuat Mey tak mampu untuk menolaknya. Mey pun membalas pelukan Dirga. 

IN MEMORY ( Lengkap )Where stories live. Discover now