Past Memory

218 10 2
                                    


Gilang dan Mey adalah pasangan yang paling bikin iri bagi semua siswa di SMA Cempaka. Mey gadis yang cantik, juga Gilang pria yang tampan. Banyak sekali siswa siswi yang mengidolakan mereka. Mey dan Gilang bertemu pertama kali ketika MOS berlangsung. Saat itu mereka sama - sama mendapat hukuman karna tak membawa name tag. Saat itu hanya mereka berdua yang melanggar jadi akhirnya mereka di hukum membersihkan taman sekolah. 

"Kenalin, aku Gilang" Gilang mengulurkan tangannya. Mey menatap Gilang heran. Namun akhirnya menjabat uluran tangan Gilang. "Aku Mey" ucap Mey. "Mey, nama yang cantik. Secantik orangnya." goda Gilang. Mey terkekeh. "Apaan sih, gombal banget" gerutu Mey. Mereka pun terlibat obrolan. Dan sejak saat itu mereka mulai akrab. 

Gilang sering mengantar jemput Mey ke sekolah. Walaupun mereka beda kelas, Gilang juga rela menunggu di depan kelas Mey hanya untuk mengajak Mey makan siang bersama di kantin. Tak jarang semua teman - teman seangkatan mereka menganggap mereka itu pacaran. Tentu saja mereka berdua menjelaskan bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman saja. 

Namun seiring waktu berjalan, perasaan cinta mulai tumbuh di antara mereka. Hingga akhirnya Gilang memberanikan diri menyatakan cintanya pada Mey. "Aku suka kamu. Kamu mau jadi pacar aku?" Gilang menggenggam tangan Mey erat. Tentu saja semua teman - teman mereka bersorak "Terima .. Terima"

Mey pun mengangguk. "Iya. Aku mau" ucap Mey malu - malu. Dan itu adalah awal mereka pacaran. Sama seperti pasangan lainnya. Mereka sering jalan - jalan, nonton bareng, dinner, dan hal lainnya yang menyenangkan. Kadang kala memang dalam hubungan  mereka sering terjadi pertengkaran kecil. Namun tak perlu waktu lama untuk mereka saling berbaikan. Dan tanpa terasa 3 tahun sudah mereka bersama. 

Hingga hari mendekati kelulusan tiba. Gilang memutuskan untuk kuliah di luar negeri. "Aku mau kuliah di Australi Mey" ucap Dirga. Mey terkejut. "Kok tiba - tiba gini sih Lang?" Mey tak percaya dengan apa yang baru saja Gilang ucapkan.

"Maaf Mey. Sebenarnya aku udah ngerencanain semuanya dari dulu."

"Terus aku gimana? Hubungan kita gimana?"

"Kita bakalan tetep lanjutin hubungan kita. Aku janji, aku bakalan selalu setia sama kamu. Percaya sama aku" Gilang menangkup kedua pipi Mey. Mey menangis. Entah kenapa ia benar - benar tak rela harus berpisah jarak dengan Gilang. 

"Apa kamu yakin, kita bakalan bisa ngelanjutin hubungan ini?"

Dirga menangguk, lantas merengkuh tubuh Mey ke dalam pelukannya. "Aku janji Mey. Aku janji gak akan pernah kecewain kamu"

Mey terdiam. Ia tak mampu mengatakan apa pun. Ia hanya mengeratkan pelukannya pada sosok lelaki yang di cintainya. "Aku bakalan tunggu kamu Lang" ucapnya lirih. 

Hari itu pun tiba. Gilang siap untuk berangkat. Dan tentu saja Mey ikut mengantarnya ke Bandara. Tangis yang sejak tadi ia tahan akhirnya tumpah juga. "Aku janji bakalan kasih kamu kabar sesibuk apa pun aku di sana. Aku janji bakalan jaga hati aku buat kamu. Dan aku juga janji bakalan cepet balik ke sini" ucap Gilang meyakinkan mey. Mey hanya mengangguk lemah. Lantas berhambur ke dalam pelukan Gilang. "Tunggu aku Mey. Aku pasti pulang" ucap Gilang lagi lalu mengecup lembut kening Mey. 

Gilang mengusap genangan air mata yang membasahi pipi Mey. "Janji jangan nakal ya?" goda Gilang. Mey tersenyum kecil. "Iya" jawab Mey singkat. Gilang masuk ke Bandara. Sesekali ia melambaikan tangan ke arah Mey. Mey masih setia berdiri di sana, menatap sendu punggung lelakinya yang kian menjauh. 

Seminggu setelah keberangkatan Gilang, Mey mengikuti  OSPEK di salah satu kampus di Jakarta dan mengambil jurusan ekonomi. Semua mungkin terasa berat baginya. Namun ia tetap menikmati hubungannya bersama Gilang walaupun harus terpisah oleh jarak dan waktu. Awalnya hubungan mereka baik - baik saja. Gilang selalu menyempatkan diri untuk mengabari Mey. Begitu juga sebaliknya dengan Mey. Mereka juga sering bercerita dan mengobrol lewat skype. 

Walau begitu, mereka tetap menikmati alur hubungan jarak jauh mereka. Mey bahagia, setidaknya Gilang tak mengingkari janjinya untuk menyempatkan diri menghubunginya. "Gilang, aku kangen" ucap Mey lirih. Gilang tersenyum di depan layar laptop Mey. "Aku juga kangen. Kamu yang sabar ya sayang" sahut Gilang.

Waktu terus berjalan. 2 bulan sudah Mey dan Gilang menjalani cinta jarak jauh. Namun semua semakin berubah. Gilang semakin sibuk dengan kuliahnya. Begitu juga Mey mulai sibuk dengan tugas - tugasnya. Membuat mereka jarang berkomunikasi yang berujung sebuah pertengkaran. 

"Kamu tuh udah jarang banget kabarin aku tau gak!?" bentak Mey. Gilang memijit dahinya. "Aku udah sempetin buat kasih kamu kabar. Tapi kamu juga jarang balas chat aku. Lagian juga aku sekarang lagi sibuk - sibuknya sama tugas aku" sahut Gilang.

"Kamu dulu pernah janji bakalan selalu kasih aku kabar sesibuk apa pun kamu di sana. Tapi nyatanya apa? "

"Udah lah Mey, aku capek berdebat terus sama kamu. Terserah kamu sekarang."

"Maksud kamu?"

"Mending kita tenangin diri aja dulu." Gilang menutup obrolan mereka. Dan di situlah awal masalah yang membuat mereka lost contact. Baik Gilang maupun Mey enggan untuk menanyakan kabar masing - masing. 

Hingga 2 tahun berlalu. Mereka saling menunggu tanpa kepastian. Mey takut jika ia harus menerima kenyataan bahwa hubungan mereka telah berakhir. Begitu juga Gilang, ia takut jika  seandainya Mey telah menemukan seseorang yang lebih baik dari dirinya. Karna itu, Mey mulai membuka hati untuk Dirga. Juga Gilang yang mulai mendekati Wulan hanya untuk pelarian. 


Kira - kira kayak gitu awal hubungan Mey dan Gilang terombang - ambing.
Huhhuuu,, galau banget ya. Emang kadang ngejalanin hubungan jarak jauh itu susah. Terlalu banyak lika - liku yang tak bisa di selesaikan bersama karna keterbatasan jarak dan waktu.

Thanks yang udah follow aku.
Jangan lupa vote and coment  kalian ya. Karna itu yang bikin aku semangatts buat update cerita ini. 
See you!!

IN MEMORY ( Lengkap )Where stories live. Discover now