Chapter 5

2.5K 172 84
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor
Jika ada ff yang ceritanya mirip, hanya kebetulan saja
Pair : tonefemnaru, sasufemnaru
Genre : romance
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan ooc
Cerita gaje, typo bertebaran




Happy reading







Para siswi hampir saja pingsan saat pangeran tampan mereka mengatakan sesuatu yang tak terduga yang terdengar mirip dengan lamaran seorang pria kepada calon istrinya. Naruto selaku guru magang tak bisa berkutik ketika dirinya dirayu oleh muridnya sendiri. Pasalnya gadis pirang itu baru kali ini dirayu oleh seorang laki - laki yang meyinggung menjadi suami. Kekasihnya saja, Toneri tidak pernah mengatakan hal seperti itu. Mereka baru berpacaran kurang dari satu tahun dan juga Toneri belum pernah sekalipun mengatakannya. Jadi, saat ini wajah Naruto sudah merona layaknya remaja putri labil.

"U..Uchiha - san, terima kasih atas jawabanmu. Tapi..apa tidak ada cita - cita lain?" Naruto berusaha menetralkan suasana di dalam ruang kelas yang sedari ia masuk terasa berat dan menegangkan juga detak jantungnya yang semakin cepat.

"Menjadi pengusaha sukses dan membina bahtera rumah tangga bersama dengan anda, Namikaze - san," jawab Sasuke sebari mengedipkan sebelah matanya kepada Naruto.

💘Naruto tersenyum kaku, gugup dan juga bingung. Semakin aneh saja jawaban bocah SMA tetangganya itu.

😅"Ya..ya..sudahlah. Lebih baik kita mulai pelajarannya," ujar Naruto tak memedulikan Sasuke yang masih berdiri di tempat duduknya. Ia mempersiapkan agenda dan materi yang akan ia sampaikan kepada murid - muridnya.

"Sensei! Uchiha masih berdiri!" seru Kiba. Iseng.

Naruto menoleh ke belakang, tepatnya ke arah Sasuke yang masih berdiri.

"Kenapa kau masih berdiri, Uchiha - san?" tanya Naruto dengan polosnya.

"Anda tidak menyuruhku untuk duduk," jawab Sasuke tanpa ekspresi.

Naruto sweatdrop dengan tingkah bocah tetangganya itu. "Silakan duduk kembali!" perintah Naruto dengan tenang.

Sasuke pun langsung duduk. Ia mengeluarkan buku catatannya. Pandangannya selalu tertuju kepada guru magang itu. Mata pelajaran matematika yang memang tidak membuat pemuda baru mengalami masa pubertas itu merasa sulit menjadi semakin mudah.

'Pucuk dicinta ulampun tiba. Kau datang menghampiriku. Kan ku pastikan kau tidak akan lepas dariku, kuning,' batin seseorang yang menatap tajam kepada guru magang itu.

Naruto merasa ada seseorang yang sedang memerhatikannya. Tapi ia tak memedulikan hal itu. Ia tetap melanjutkan tugasnya sebagai seorang guru magang yaitu mengajari murid - muridnya.

Bel ganti pelajaran pun berbunyi. Naruto merasa lega dan tenang karena sudah bisa ke luar dari ruang kelas yang isinya murid pintar semua. Kalau sudah pintar, untuk apa pergi ke sekolah? Apalagi siswa bersurai raven a.k.a Uchiha Sasuke. Ia selalu bertanya kepadanya tentang semua materi yang Naruto jelaskan. Padahal Naruto tahu jika Sasuke siswa terpintar di sekolah tempat ia magang. Dengan menjawab pertanyaan darinya membuat seorang Namikaze Naruto sport jantung. Naruto takut jawaban atas pertanyaan dari materi yang siswa pintar itu tanyakan ternyata salah dan mengecewakan. Naruto pun ke luar dari ruang kelas Sasuke berada.

Tetanggaku yang Manis (End) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu