Despair

4.6K 303 30
                                    

Ice, Solar dan Ochobot baru saja tiba kerumah setelah mereka selesai menelurusi dan memeriksa kapal luar angkasa Retak'ka untuk mengumpulkan informasi. Diperhatikannya Halilintar yang kini sedang memasak didapur untuk makan siang mereka. Sementara para trio troublemaker serta Fang sedang berbincang bersama dan seperti sedang bermain sesuatu.

Solar menghampiri Halilintar yang sepertinya sudah menyelesaikan masakannya itu. Ia pun membantu kakak tertuanya itu menyusun makanan tersebut ke meja makan. "Oh ya kak Hali, Gempa dimana?"

Halilintar menatap Solar sembari tersenyum, "Gempa sedang mandi sekarang. Kau tidak akan percaya, Gempa sekarang sudah bisa berbicara kembali. Bahkan dia sudah mau mandi sendiri."

Mata Solar berbinar senang mendengar hal itu, "benarkah?! Itu berita yang sangat bagus kak! Aahhh aku ingin lihat kak Gempa dulu!"

Dengan cepat dan perasaan senang, Solar beranjak dari dapur dan melangkah pergi menuju kamar Gempa yang berada dilantai dua. Ia membuka pintu kamar itu dan melangkah masuk dengan perasaan yang tidak karuan karena ia sangat rindu dengan kakaknya yang satu ini. Namun perasaan senangnya itu langsung digantikan dengan perasaan bingung dan takut saat Solar mencium bau amis yang menguar tepat dari dalam kamar mandi kamar.

Solar bukannya bodoh untuk tidak mengetahui apa bau amis itu. Ia tau, sangat tau dengan bau ini. Tetapi ia menyangkal pemikirannya itu. Gempa ada didalam kamar mandi itu dan disana tercium bau amis. Rasa takutnya kini makin menjadi.

Solar melangkah cepat kearah kamar mandi yang pintunya ternyata terbuka sedikit. Dibukanya pintu itu lebar-lebar dan pemandangan yang ada didepannya ini bukanlah yang ia perkirakan dan inginkan.

Disana Gempa terbaring lemah dalam bathtub yang dipenuh oleh genangan air bercampur darah. Tubuh Gempa terlihat sangat pucat. Pergelangan tangan kirinya yang teriris itu terbaring disamping bathtub, menggantung diudara dengan darah yang mengalir deras, mengotori lantai kamar mandi. Dan digenggaman tangan kanan Gempa terdapat pisau lipat yang sudah dipenuhi oleh darah.

Wajah Solar berubah pucat pasi. Matanya terbelakak lebar melihat hal itu. Air matapun sudah mengalir dengan derasnya dari kedua mata Solar. Tubuhnya terjatuh dengan posisi duduk diatas lantai, badannya pun sudah bergetar hebat. Ia menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"AAAAAAAHHHHHHHH!"

Teriakannya menggema ke seluruh penjuru rumah yang membuat seluruh orang yang berada dilantai satu terperanjat kaget. Dengan cepat mereka semua meninggalkan aktivitasnya masing-masing dan langsung berlari menuju kamar Gempa, dimana teriakan itu berasal. Mereka dikejutkan dengan Solar yang kini terduduk dilantai sembari menatap kearah kamar mandi dengan tatapan yang horror. Mereka pun dengan segera melangkah cepat menuju kamar mandi dan melihat pemandangan yang terlihat sangat mengerikan di mata mereka.

Thorn dan Blaze langsung berteriak histeris saat melihat keadaan Gempa. Taufan dengan cepat memeluk kedua adik kecilnya itu dengan erat, menutupi pandangan mereka berdua. Wajah Taufan kini berubah menjadi pucat pasi, sama seperti Solar. Ia menundukkan kepala nya dan menutup matanya erat, tidak ingin melihat kembali pemandangan yang berada didepannya. Sementara Ice langsung jatuh limbung ke lantai sembari membelakakan matanya syok. Mulutnya terbuka lebar seakan berteriak, namun tidak ada suara yang keluar. Hanya air mata yang kini mengalir begitu cepat dari kedua netra birunya.

Halilintar melangkah mendekati bathtub dalam kamar mandi itu dan terduduk disampingnya. Ditatapnya Gempa yang kini terbaring dengan sangat lemah dan pucat. Darah mengalir dimana-mana, membuat nafas Halilintar terengah-engah tidak karuan.

Puppet and String (Re-publish)Where stories live. Discover now