Salah Paham

6 0 0
                                    




Kami memasuki barisan kembali, Galuh, Rian dan Kholis sudah ada di lapangan.

" Darimana saja kalian, tahu tidak kami mencari kalian." Ucap Kholis sambil menatap sinis aku dan Sigit

" Cihhh, tak usah memandangku seperti itu." Ucap Sigit sambil mendorong bahu Kholis karena dy tak suka dengan cara bicara dan tatapan Kholis tadi.

" Sudah sudah jangan bertengkar." Aku berusaha melerai mereka sebelum terjadi keributan

Acara api unggun di mulai, ya pelantikan kami telah usai dan kami resmi menjadi Siswa Siswi SMU PERTIWI.

Anggota OSIS yang tadinya sangar dan galak kini berbaur menjadi satu dengan kami.

Kami pun membuat permainan untuk keseruan malam ini.

Permainan yang tak asing yaitu jujur atau tantangan.

sebatang kayu kecil di putar sambil memainkan musik dan ketika musik berhenti putaran kayu itu pun berhenti.

Kali ini kayu itu berhenti di tanganku.

" Risya kau pilih tantangan atau Jujur " Ujar Bayu kepadaku sambil tersenyum.

" Aku pilih tantangan " Jawabku dengan percaya diri menantang Bayu, aku pikir Bayu tidak akan memberikan tantangan yang sulit kepada Adik tercintanya ini, daripada aku harus memilih jujur pasti dy akan melontarkan pertanyaan yang tak masuk akal.

" Risya suruh orang yang kamu sukai menyanyikan sebuah lagu untuk mu " Ucap Bayu sambil memberikan gitar.

Sial Bayu benar - benar menantangku. Siapa yang harus aku minta saat ini, jika orang itu menolak malu lah aku di hadapan banyak orang.

" Ayo Sya suruh Kak Arka saja " Bisik Via di telingaku dengan senyum gembira. Entah niatnya menyemangatiku atau malah menjerumuskan aku.

Hmm tetapi selain Arka siapa lagi yang bisa aku minta. Dengan perasaan malu akhirnya aku meminta Arka untuk menyanyikan sebuah lagu untukku.

" Kak Arka bisa kah kamu bernyanyi untukku?" Ucapku sambil memberikan gitar kepada Arka dengan wajah merah

" Jika aku tidak mau bagaimana?" Ledek Arka saat itu dengan senyum seolah wajahnya menggodaku.

" Jika tidak mau ya sudah, tidk apa – apa." Ucapku sambil berbalik badan dan hendak meninggalkan Arka. Jujur saja seketika aku kecewa dan merasa malu.

Ketika semua orang mentertawakan aku Arka tiba - tiba menarik gitar yang aku pegang.

" Jantungku berdetak saat engkau ada di dekatku mungkin kah diriku telah jatuh cinta kepada dirimu." Sekilas Arka menyanyikan lagu dari Vagetos yang berjudul KEHADIRAN MU.

Semua orang yang tadi mentertawakanku kini menyoraki aku seolah mereka kagum bahwa aku telah meluluhkan hati Arka.

Arka mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan Full lagu itu, alunan gitar Arka begitu indah. Kami semua ikut bernyanyi.

Namun ketika Aku melihat Sigit, ada yang berbeda darinya.

Sigit pun meninggalkan kerumunan Orang dan menuju toilet.

Diam diam aku mengikutinya dari belakang.

Ketika dy memasuki toilet pria, aku ikut masuk kedalam toilet wanita. Kebetulan toiletnya bersebelahan jadi aku bisa mendengar apa yang di lakukan Sigit.

Sigit terdengar seperti orang kecewa dengan menonjok tonjok tembok sesekali terdengar Sigit merintih.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Sigit yang aneh dan angkuh itu?

Ketika aku mendekatkan telinga ketembok untuk mencari tahu lebih lanjut tiba - tiba seperti ada sesuatu yang mengintip aku dari lubang ventiasi luar.

" AAAAAA." Aku teriak kencang saat itu dan pandanganku tiba - tiba kabur dan entah apalagi yang terjadi saat itu aku tidak tahu.

Aku terbangun dan aku sudah ada di dalam tenda dengan Arka dan Dinda di sampingku.

Terdengar suara Bayu dari luar seperti sedang marah kepada seseorang.

" Ini pasti kamu yang bikin Risya begini. Sigit apa yang kamu lakuin sama Risya?" Ucap Bayu sambil menarik baju Sigit dengan penuh emosi dan hampir saja memukul jika Arka keluar sedikit lebih terlambat untuk melerai

" Udah Bay, gak usah kaya anak kecil begini." Ujar Arka menarik tangan Bayu dari baju Sigit

" Tapi Ka, dy udah bikin Risya tak sadarkan diri " Ujar Bayu yang masih emosi dengan mata merah

" Risya sudah sadar, kita tanya Risya apa yang terjadi." Ucap Arka mengajak Bayu masuk kedalam tenda.

Saat itu aku bingung kenapa Bayu bisa semarah itu kepada Sigit

" Risya kamu baik - baik saja?" Ujar Bayu penuh khawatir saat menatapku.

" Iya Bay, aku baik - baik saja." Ucapku dengan nada lemah seakan tubuhku menolak untuk berbicara lantang.

" Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang sigit telah lakukan sama kamu?" Ucap Bayu masih menahan emosi, dan mengepalkan tangannya penuh kebencian.

" Sigit? Kamu salah paham Bayu. Dy tak melakukan apapun terhadapku aku masih ingat itu." Ucapku meyakinkan Bayu agar tak marah lagi

" Sudah Bay biarkan Risya beristirahat, besok kita lanjutkan lagi." Ujar Dinda mencoba menenangkan kekasihnya itu agar segera mereda emosinya.

" Biar Risya tidur sama aku aja." Ujar Bayu khawatir, dy takut terjadi sesuatu lagi padaku.

" Jangan lebay deh Bay, aku yakin Arka dan yang lainnya baik. lebih baik kamu kembali ke tenda mu." Ucapku meyakinkan Bayu bahwa aku baik - baik saja. Lagi pula aku tidak enak dengan Dinda jika Bayu terlalu peduli terhadapku meski aku sepupuhnya.

Bayu pergi keluar begitu saja seperti masih memendam kekesalan yang mendalam.

" Dinda boleh saya bertanya sesuatu, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanyaku kepada Dinda yang saat itu masih disampingku. Aku menggenggam tangan Dinda agar dy memberitahu aku yang sebenarnya.

" Tadi kamu di temukan sudah tak sadarkan diri, Sigit yang menggendong mu ke tenda ini. Sigit bilang kamu teriak di toilet dan ketika dy masuk kamu sudah tidak sadarkan diri. Tetapi Bayu tidaak percaya dengan penjelasan Sigit." Dinda menjelaskan kepadaku tentang yang saat ini terjadi kenapa Bayu begitu marah kepada Sigit.

" Dinda bantu aku beritahu Bayu bahwa Sigit memang tak bersalah. Saat itu aku sedang ketoilet tetapi seperti ada sesuatu di luar sana yang membuatku takut ketika aku mau keluar aku terpeleset dan terbentur. Aku ingat sekali saat itu Sigit sedang ada di dalam toilet pria jadi tidak mungkin Sigit yang menakutiku." Aku berusaha meyakinkan Dinda agar Dinda bisa menceritakan semuanya kepada Bayu.

" Aku percaya itu Risya, lebih baik kamu sekarang tidur ya. Aku akan menjelaskan semuanya kepada Bayu setelah emosinya meredam. " Ucap Dinda lembut sambil mengelus rambutku yang membuat Aku nyaman dan tenang.

" Makasih Dinda."

Dinda berjalan keluar meninggalkan Aku di dalam tenda sendiri.

Setelah Dinda keluar Arka dan yang lainnya masuk.

" Malam ini kita akan tidur di luar! karena keadaan Risya yang kurang Fit." Ucap Arka kepada Rian, Galuh dan Kholis hanya Sigit yang tidak ada. Dimana dy saat ini.

" Iya Kak, sepertinya aku juga sulit tidur." Ucap Rian.

" Tidak apa - apa kalian tidur saja di dalam lagian tenda ini begitu luas." Ucapku karena merasa benar benar tidak enak kepada Mereka. Gara - gara aku mereka harus tidur di luar yang dingin.

Mereka pergi keluar tenda sepertinya pria - pria itu memang tidak bisa tidur karena masih terdengar suara mereka bernyanyi dan bercanda.

Sigit tiba - tiba masuk dan mengambil Jaket merahnya dari tas.

Sekilas dy melihatku dengan tatapan sinis, seolah memberi tahuku bahwa gara - gara aku dy di tuduh yang tidak - tidak oleh Bayu.

SIGIT ( Saat Cinta Tak Harus Memiliki ) (Cetak)Where stories live. Discover now