Bola Basket

4 0 0
                                    




Aku semakin dekat dengan Arka, Dia selalu mengajariku mengerjakan tugas. Terlebih saat aku akan masuk menjadi anggota OSIS.

Hari pelantikan anggota OSIS telah tiba. Setiap kelas dipilih 5 orang untuk mengikuti menjadi anggota OSIS. Dan aku termasuk dari 5 orang kandidat di kelasku.

"Risya besok kita bawa apa saja buat pelantikan di bumi perkemahan?" Tannya Andin sahabatku yang kebetulan saat itu Dia juga terpilih sebagai calon anggota OSIS.

"Kita bawa makanan saja yang banyak Din." Jawabku meledek Andin saat itu

"Ide bagus tuh Risya." Jawab Andin bergurau

"Risya mah aman Din saat pelantikan. Bayu Kakaknya terus Kak Arka ganteng kayanya care banget ma Risya nih." Ledek Anna

"Apa sih kalian tuh berlebihan deh , Kak Arka kan pacar Kak Melda." Jawabku atas perkataan teman-temanku yang ngaco itu, kebetulan saat itu Arka di gosipkan dekat dengan Melda. Wajar saja Arka tampan dan Melda Cantik.

"Iyalah mana mau si Arka sama cewek jelek kaya kamu" Ucap Sigit yang tiba-tiba ada di belakangku dan membuatku terkejut. Sigit dengan gayanya yang cuek dengan memutar-mutarkan bola basket dijarinya, berjalan melewatiku begitu saja setelah mengucapkan kata yang tidak aku suka..

"Eh lihat saja nanti Arka akan suka sama aku." Teriakku kesal sambil melempar botol kosong ke arah Sigit dan malah mengenai kepala Arka yang baru saja turun dari anak tangga.

"Risya Kak Arka." Ucap Anna menarik-narik bajuku dengan muka takut dan panik.

Sigit melihat ke arahku dan menertawakanku begitu saja sambil berlari ke arah lapangan. Ya Sigit hobi sekali main basket, Dia dan bola basket bagai anak kembar siam tetapi menurutku Sigit dan bolanya bagai kembar sial karena bolanya selalu membuat Aku sial seperti saat ini.

"Risya Kak Arkanya malah kesini" Ujar Andin yang semakin membuatku gugup. Ya ampun kalo tiba-tiba Kak Arka marah bagaimana ini.

"Kak Arka maaf aku enggak sengaja, please jangan marah." Ucapku saat Arka mendekat dan membawa botol yang tadi Aku lempar.

"Hmmm bagaimana ya, sepertinya kepalaku luka parah bahkan bisa saja suatu hari nanti aku amnesia jadi kamu harus aku hukum." Ucap Arka serius sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mengerutkan dahinya serta mengangkat sedikit alis tebalnya, dan menggigit sedikit bibir tipis merahnya. Ya Arka memang perfect banyak wanita yang mengejar-ngejar Dia.

" Baiklah aku akan bertanggung jawab." Ucapku sedikit memundurkan tubuhku dari Kak Arka, rasa takut membuat jantungku semakin berdebar, rasanya saat itu aku ingin mencari Sigit dan melemparkan bola basket ke kepalanya.

"OK, pertama kamu ikut aku ke UKS obati lukaku. Kamu anggota PMR kan?" Ucap Arka kemudian memukul manja dahiku dengan botol kosong yang tadi aku lemparkan.

"Risya mau ke mana kamu?" Ucap Anna sedih seolah aku dibawa kabur oleh pangeran katak, entah Dia sedih melihatku atau Dia sedih ingin bertukar tempat denganku saat itu.

"Arka, Risya ada apa?" Tanya Kak Shiren yang kebetulan sedang piket menjaga UKS.

"Ini Kak Shiren aku mau mengobati luka Kak Arka tadi Dia terkena botol kosong yang aku lempar." Ucapku gugup saat menjawab pertanyaan Kak Shiren

"Arka itu kan Cuma botol kosong masa kamu samapi terluka, ya sudah biar aku saja yang mengobatinya" Ucap Kak Shiren yang membuatku bahagia.

"enggak, enggak usah Ren biar Risya saja, kamu tolong belikan aku minum ya Ren please." Ucap Arka dengan sedikit menggoda Kak Shiren. Kak Shiren yang kebetulan menyukai Kak Arka langsung menurut begitu saja. Ya Kak Arka dan Bayu terkenal playboy siapa yang tidak menyukai mereka berdua. Mereka bagaikan cover boy di sekolah ini.

"Mana Kak, tidak ada yang terluka" Ucapku saat mencari luka lebam di kepala Arka.

"Ada di sini." Ucap Arka tersenyum sambil menarik tanganku dan menempelkannya di dadanya. Aiihhh Dia mengerjai ku.

Bblukkkkk...... tiba-tiba bola basket masuk menggelinding ke ruang UKS, sepertinya aku tau pemilik bola itu

"Sorry ya, awas jangan berduaan nanti yang ke 3 setan." Ucap Sigit sambil mengambil bola basket itu dengan senyum meledek dan tingkahnya yang so cool.

"Sepertinya Dia menyukaimu Risya." Ucap Arka menatap ke arah Sigit yang berjalan ke luar UKS.

"Sigit maksud Kak Arka, ya enggak mungkin lah. Dia itu memang begitu enggak suka kalo liat aku, pokoknya Dia menyebalkan." Ucapku kepada Arka .

"Eh ngapain kamu Ka, mau godaain Risya ya." Ucap Bayu yang baru saja tiba di UKS untuk mencariku.

"Enggak kok, tadi aku isengin Dia aja. Nih kepalaku Dia lempar botol." Ucap Arka sambil menunjukkan botol yang dari tadi Dia bawa-bawa.

"Hahahaha enggak sekalian kamu lempar ember saja Risya." Ucap Bayu senang melihat temannya menderita, Bayu tertawa lepas saat itu. Arka langsung menghampiri Bayu dan merangkul serta memukul kepala bayu dengan botol. Arka dan Bayu terlihat sangat dekat dan care aku belum pernah melihat mereka bertengkar bahkan merebutkan sorang wanita.

"Pulang yuk Bay, Sudah mau jam 3 nanti Mama cari nih." Ucapku sambil menarik tangan Bayu untuk mengantarkanku pulang.

"Risya biar aku saja yang antar ya Bay." Ucap Arka melirik Bayu penuh harapan agar di izinkan lagi untuk mengantarku pulang.

"Iya iya tapi terakhir Aku nanti malam." Ucap Bayu mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Enggak." Ucap Arka langsung menarikku keluar UKS.

Arka mengenakan Hoodi polos hitam dan memakai helm Arai Full Face berwarna biru, Ranselnya Dia gunakan di depan agar tak ada jarak lagi diantar kita.

Saat aku akan naik ke motor Arka terlihat Sigit sedang nongkrong bersama dengan teman-temannya di warung seberang pintu gerbang sekolah. Sigit saat itu terlihat memperhatikanku. Aku benci Sigit saat itu, aku sebal dengannya tetapi saat Sigit melihatku rasanya jantungku selalu berdebar kencang bahkan sehari saja aku tak melihatnya rasanya diriku menjadi hampa. Entah apa yang terjadi tapi aku lebih suka bertengkar dengannya daripada aku tak melihatnya seharian.

SIGIT ( Saat Cinta Tak Harus Memiliki ) (Cetak)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin