kETUA OSIS

5 0 0
                                    




"Sudah lah kembali ke tendamu, Aku tidak mau di salahkan lagi sama Bayu." Ucap Sigit sambil menghempaskan tangannya dari pipiku, Sigit berjalan menjauh dariku tanpa menoleh sedikipun. Raut wajahnya tiba-tiba berubah. Entahlah sebenarnya apa yang Dia sembunyikan tetapi Dia begitu aneh seperti menyembunyikan sesuatu.

"Risya kamu Dari mana? Lalu ada apa dengan pipi mu?" Tanya Arka yang sedang mempersiapkan kayu untuk api unggun dan berdiri menghampiriku. Raut wajahnya begitu khawatir.

"Tanya saja sama Melda apa yang terjadi." Ucapku meninggalkan Arka begitu saja. Arka yang penasaran mengikuti sampai ke dalam tenda.

Di dalam tenda masih ada dua orang temanku, melihat Arka masuk mereka langsung keluar.

"Risya ada apa? Apa yang Melda lakukan terhadap mu?" Ucap Arka sambil duduk di depanku, Aku benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang di lakukan Melda terhadapku.

"Begini ya Kak Arka, Kamu enggak usah terlalu dekat sama aku. Urusi saja sana pacar Kak Arka itu." Ucapku marah sambil menatap mata Arka yang sedari tadi menatapku. Aku tau seharusnya aku tak mengucapkan kata-kata ini ke Arka tapi ini satu-satunya cara agar Melda tidak berulah lebih parah lagi.

"Risya Melda itu bukan pacar Aku, suka saja Aku enggak sama Dia. Ok urusan ini biar Aku yang bicara sama Melda. Aku bakal lindungi kamu." Ucap Arka sambil memegang tanganku.

"Terserah Kak Arka, sudahlah Aku mau bergabung sama yang lain jangan sampai ada gosip lagi." Ucapku tegas dan meninggalkan Arka di dalam tenda.

"Risya maaf tadi sore Aku lari cari bantuan, untung tadi Aku ketemu Sigit, lalu Aku memberitahu Sigit kamu dalam bahaya terus Dia langsung lari begitu saja." Ucap Andin dengan perasaan penuh bersalah, matanya berkaca-kaca seakan air matanya terbendung tak bisa tertahan lagi.

"Iya Din enggak apa-apa, nanti kita balas ya kelakuan si Melda, terus Sigit bilang apa pas kamu kasih tahu tadi?" Ucapku penasaran, ya aku penasaran apakah Dia peduli terhadapku atau Dia hanya kasihan.

"Kayanya kamu penasaran banget sama Sigit?" Ucap Andin sambil menatapku heran dan penuh tanda tanya besar.

"Ya bukan gitu Din, seorang Sigit mau menolongku kan itu aneh saja." Ucap mengalihkan kecurigaan Andin.

"Iya juga tidak apa –apa Risya, tidak ada yang larang kok." Ucap Andin sambil menyenggol pundakku manja.

"Ayooo semua kumpul!" Teriak Bayu meminta kita semua berbaris dan berkumpul.

Aku dan Andin segera berlari menuju titik kumpul yang tidak terlalu jauh dari kami berada. Aku dan Andin berbaris berdekatan, dari depan Melda menatapku dengan sinis.

"Selamat malam semua, ini adalah hari terakhir pelantikan kalian, untuk 5 orang yang saya panggil kalian calon Ketua OSIS dan Tim Inti. Teguh, Bima, Mia, Sigit dan Risya kalian bisa maju ke depan." Ucap Bayu sambil memegang catatan yang berisi nama kami berlima. Dengan wajah kaget Aku tidak menyangka bisa masuk tim inti OSIS bersama Sigit

Kami berlimapun berbaris ke depan dan semua orang memberikan tepuk tangan sebagai penghargaan.

"Terima kasih untuk kalian semua yang masih bersemangat hingga malam ini, dan untuk kalian berlima di sini saya sudah punya nama Ketua OSIS baru pilihan teman-teman kita di sekolah jadi untuk ketua dan tim saya mohon kerja sama kedepannya untuk kemajuan sekolah kita." Ucap Bayu sambil membuka catatan yang masih tertutup rapi. Hmmmm saat itu jantungku berdetak kencang bagaimana kalau Aku yang terpilih menjadi ketua, rasanya juga tidak mungkin sih.

"Untuk ketua OSIS kita yang baru adalah..... Selamat Sigit Kamu menjadi ketua OSIS untuk periode satu tahun ke depan." Ucap Bayu sambil memberikan salam kepada Sigit.

"Untuk kepengurusan silahkan Kamu tentukan sendiri, dan mungkin ada yang ingin kamu sampaikan juga." Ucap Bayu memberikan waktu kepada Sigit untuk berbicara.

"Assalamualaikum Wr. Wb terima kasih semua yang telah memberikan kepercayaan terhadap saya, semoga kedepannya kita menjadi Tim yang solid. Untuk kepengurusan sebagai wakil saya percayakan kepada Kak Teguh, untuk sekretaris saya percayakan kepada Risya dan untuk Bendahara 1 saya percayakan kepada Kak Mia dan bendhara 2 saya percayakan kepada Bima. Saya mohon kerja samanya kepada kalian semoga kita bisa membangun sekolah lebih baik dan maju lagi dan untuk sisa kepengurusan kita bisa bicarakan di sekolah nanti. Sekali lagi terima kasih atas kepercayaan kalian kepada saya dan mohon bimbingannya untuk Kakak senior kelas 3 Kak Bayu dan kawan-kawan." Ucap Sigit penuh wibawa, aku tidak menyangka Sigit yang cuek bisa berbicara di depan umum dengan baik juga.

Semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah, kami merayakan dengan mengadakan pesta api unggun dan bernyanyi-nyanyi.

Hal yang terduga tiba-tiba terjadi.

"Ok semua saya mohon perhatiannya." Ucap Arka yang tiba-tiba berdiri di tengah keramaian. Kami semua langsung terdiam memperhatikan Arka yang tiba-tiba memainkan gitar dan bernyanyi lagu dari Ungu yang berjudul LAGUKU. Dari seberang terlihat Melda yang tersenyum-senyum tersipu merasa lagu itu di nyanyikan untuk

ya. Namun tiba-tiba Arka terdiam di depanku sambil bernyanyi semua orang bersorak memperhatikan kami.

"Risya aku mau jujur sama kamu di depan semua orang di sini, Risya aku suka sama kamu saat kita pertama bertemu, mungkin menurutmu aku konyol menyampaikan ini di hadapan mereka semua tapi aku hanya ingin memberitahu mereka dan dunia bahwa aku benar-benar serius terhadapmu. Boleh kah aku mengisi kekosongan di hati mu?" Ucap Arka dengan romantis sambil berlutut di depanku dan memegang tanganku. Terdengar beberapa orang bersorak terima.. terima.. terima termasuk Andin dam Kak Bayu. Entah lah aku harus jawab apa, kalo aku terima apakah Arka benar-benar mencintaiku namun jika aku tolak aku tidak tega melihatnya malu di hadapan orang-orang ini, Arka pun sudah begitu baik padaku.

"Iya." Ucapku sambil tersenyum dan mengangguk. Tak disangka Arka langsung loncat kegirangan dan memelukku. Terlihat Melda yang kecewa dan marah saat menatapku dan di mana Sigit aku tak melihatnya.

Semenjak aku berpacaran dengan Arka Dia selalu melindungiku dari Melda, Arka begitu perhatian dan baik. Kami menjalin hubungan begitu lama hingga tiba saat aku naik kelas 2 dan Arka lulus. Arka mendapat beasiswa di London. Karena Aku tidak bisa menjalin hubungan Long Distance atau LDR maka aku memutuskan Arka saat itu.

SIGIT ( Saat Cinta Tak Harus Memiliki ) (Cetak)Where stories live. Discover now