BAB 19 [Kembali ke Jurnal]

25.4K 2.3K 574
                                    

Teman2, boleh minta tolong?  Jangan sider, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Teman2, boleh minta tolong?  Jangan sider, ya. Hehe

Beberapa kata aja udah bikin seneng kok wkwk...

Ramaikan ya,

Terima kasih banyak,

Lucky memang biang onar. Gara-gara tingkah jahilnya itu, motor Kahfi ketiban sial dan mengakibatkan macet dadakan di lampu merah tadi. Gara-gara itu juga salah seorang polisi yang sedang berjaga memarahi mereka. Dan sepanjang perjalanan Yumna tidak henti menyumpahi manusia dengan tingkat menyebalkan level akut itu. Kahfi terpaksa harus mengebut di jalan menuju kampus. Sungguh dia paling benci hal ini.

Tepat pukul tujuh, motor matic hitam milik Kahfi memasuki area parkir kampus. Keadaan sudah sangat ramai. Biasanya, ketika dia datang ke kampus di jam pertama, masih segelintir orang yang datang. Tapi hari ini berbeda. Mungkin efek malapetaka yang dibawa Lucky memang luar biasa dahsyat.

Kahfi menghela nafas pasrah. Segera melepaskan helm dan menggantinya dengan topi hitam. Sedetik kemudian, barulah dia sadar tatapan orang-orang di sekeliling tertuju padanya dan Yumna. Beberapa mahasiswa yang lewat meliriknya sambil tersenyum malu-malu. Ada yang saling berbisik penuh gosip dengan gerombolannya. Ada yang menatap penuh mupeng. Bahkan ada yang terang-terangan melempar godaan dari jauh.

"Ehem, ada yang baru, nih."

"Cie... pengantin baru akhirnya datang."

"Yah, kecewa, anak Akun nggak ada yang dapet undangan."

"Oh, jadi ini yang namanya Kahfi? Gue baru tahu."

"Jadi ini nih, yang rebut Yumna dari Lucky? Gue stalking IG-nya biasa aja. Ternyata aslinya guanteng, bok. Pantes Yumna suka."

"Lah, gue malah baru sadar ada mahasiswa yang namanya Kahfi di sini."

Kahfi tidak pernah sakit. Tidak pernah sesakit ini.

"Iya, itu anak IE yang ganteng, alim, tapi pendiem itu, lho. Gue juga baru ngeh sekarang."

"Kalau bukan gara-gara gosip heboh itu juga, sampe sekarang gue nggak tahu si Kahfi-Kahfi ini."

Rasanya sakit. Tapi tidak berdarah.

Lalu satu seruan kembali muncul. "Guys... guys... Kahfi dan Yumna datang."

Kahfi menunduk malu. Paling tidak suka menjadi bahan gunjingan. Mending kemarin dia hanya membaca komentar-komentar kejam tentangnya di instagram atau twitter. Lah, ini sekarang dia dengar langsung di kampus pula. Mana yang dibicarakan bukan hanya baiknya, ada buruknya juga. Kahfi pendiam, tidak terkenal, mahasiswa kupu-kupu, perusak hubungan orang, orang ketiga, inilah, itulah. Dan serentetan ejekan-ejekan lainnya.

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now