BAB 33 [Godaan]

27K 2.2K 415
                                    

spam in line komen sebanyak-banyaknya donggg

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

spam in line komen sebanyak-banyaknya donggg

kalau rame, lebih cepet update-nya, ini udah lumayan cepet lho

budayakan saling menghargai dengan berbagi vote dan komen :D

.

.
.
.
.
.

Kahfi tersentak kaget ketika merasakan mejanya bergoyang kuat. Fokusnya yang semula tertuju pada layar langsung teralih ke samping. Sony berdiri di hadapannya sambil meletakkan setumpuk kardus. Kahfi mengernyit sembari melirik isi di dalam sana. Beberapa tumpuk buku.

"Apaan, nih, Bang? Buku gue udah banyak."

Sony nyengir. "Gue tambahin."

"Bentar—" Kahfi mengernyit penasaran. Akhirnya meraih sebuah buku dan membaca judulnya. Barulah dia paham buku-buku apa itu. Ternyata buku-buku seputar kehamilan dan keluarga. Beberapa di antaranya adalah kiat-kiat menjadi ayah idaman, cara menangani ibu hamil, kumpulan nama-nama bayi, dan masih banyak lagi. Kahfi sampai bengong melihatnya. "Ya Allah, buat gue?"

"Iya, buat lo. Gue mah udah nggak perlu nyontek kayak gitu. Hehe. Udah pro juga." Sony tertawa bangga. "Buat lo yang masih muda gini, kudu banget baca. Insya Allah, ke depannya lancar."

"Serius Bang buat gue semua?" melihat anggukan Sony, Kahfi segera menyimpan kardus tersebut. "Alhamdulillah. Makasih, ya, Bang. Gue lagi butuh banget materi kayak gini."

"Iyalah, gue itu pernah ada di posisi lo. Gue ngerti perasaan lo."

Kahfi tersenyum malu. "Tiap malem bakal gue baca. Biar gue paham."

"Bagus, deh, biar nggak sia-sia barang gue." Sony berbalik ke kursinya. Kini mereka saling berhadapan di kursi masing-masing. "Omong-omong, nih, ya, anak lo cewek atau cowok?"

Kahfi menggaruk lehernya bingung. Ditanya seperti itu tentu saja dia tidak tahu. "Belum tahu, kan, belum cek, Bang."

"Kalau menurut lo?"

Kahfi kembali tersenyum-senyum. "Menurut gue cewek, sih, Bang."

Sony mengirimkan smirk. "Yakin, nih, bakal cewek?"

"Mmm, nggak tahu, nih, Bang. Insya Allah, ya."

"Cewek, ya? Hmm, gimana kalau kasih nama Shafa? Kahfi, Yumna, dan Shafa!" Sony menjentikkan jari bangga. "Atau Shifa? Eh, Marwah juga boleh, tuh."

Kahfi mengernyit. "Ya Allah, Bang. Belum juga lahir. Udah mikir nama aja, ck."

"Ya nggak apa-apa, dong. Harus pikirin dari sekarang. Gimana kalau ada unsur Barat-nya gitu, deh, biar hits? Selena? Jasmine? Milley?"

"Aduh, Bang, malah pusing gue dengernya." Kahfi berdecak sebal.

Rasanya baru dulu Sony mengabsen macam-macam tempat untuk bulan madunya yang ternyata hanya dilakukan di pulau sebelah. Eh, tahu-tahu sekarang Sony sudah mengabsen macam-macam nama untuk anaknya kelak. Ck, betapa waktu berlalu sangat cepat. Meski begitu, ide-ide gila ala Sony tidak pernah habis.

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now