BAB 42 [Harta yang Paling Berharga (Bagian II)]

25.1K 2.2K 732
                                    

Hai, semua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai, semua

Gimana kabar kalian?

Ada yang libur?

Buat yang libur, udah ngapain aja, nih, selama di rumah?

Stay safe ya di mana pun kalian berada

Jaga kebersihan dan kesehatan kalian selalu...

Btw, aku jadi semangat update, kan, kalau kalian rame gini hihi

Part ini ramaikan lagi, ya, hehehe... biar up cepet lagi

Happy reading!

.

.

.

.

Sudah tiga hari Kahfi dan Yumna menginap di kediaman Wilson. Memasuki hari-hari HPL, Yumna jadi sering cemas dan takut. Sedikit-sedikit mulai parno. Lalu belakangan Yumna tidak mau jauh-jauh dari Reni. Rasanya ingin selalu dekat dengan Reni karena mamanya itu membuat Yumna lebih tenang.

Akhirnya Kahfi mengalah dan menerima saran dari Sofie untuk menginap. Jadi, sekarang di sinilah mereka berada. Meski begitu, Rania selalu mengawasi, tiap beberapa jam akan menelpon atau mengirim chat. Tapi karena belakangan belum ada tanda yang signifikan, Yumna masih terus betah di rumah.

Setiap malam aktivitas Kahfi tidak pernah berubah. Dia akan berada di ruang TV menghabiskan waktu dengan Verrel bertanding catur. Omong-omong Verrel dan Jessy memang ikutan menginap. Kabur dari apartement mereka yang katanya lama-lama membosankan karena sepi dari celotehan Sofie dan Reni. Tahu Yumna menginap, Verrel pun langsung mengungsi juga. Katanya, dia akan membantu Kahfi jadi satpam siaga untuk menjaga Yumna. Padahal, toh, buktinya setiap malam mereka asyik sendiri dengan catur.

Dan masalah kasus pencurian motor yang dialaminya, hingga saat ini masih terus ditangani. Hendra bahkan turun tangan bersama tim kepolisiannya untuk mencari dalang dibalik semua kasus itu. Kahfi sendiri sudah mengikhlaskannya. Tidak terlalu ambil pusing memikirkan motor tersebut. Sekarang Kahfi sudah memperoleh harta yang lebih berharga dari pada motor itu.

Jeritan Verrel kembali terdengar disela lamunannya. "I've lost again, argh!"

Kahfi tersentak sambil membereskan pion-pion catur yang berserakan. "Nggak apa-apa, Bang. Kita coba lagi?"

Verrel berdecak sebal. "No! Not again! Should I give up? I can't beat you, eh."

Sofie berlarian dari kamar membawa sekotak monopoli. "Let's stop this chess!" kemudian digelarnya papan monopoli. "Why not we try on playing monopoly? Mom and Dad, come join us."

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now