BAB 21 [Eh, Gagal Lagi]

28.6K 2.3K 1.2K
                                    

Seperti janji, aku update lagi,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti janji, aku update lagi,

Udah cepet lho ya ini, hehe

Ramein ya, boom komen seru kalian sebanyak-banyaknya,

Kalau sepi, berarti sebulan sekali aja, okay? Hihihi

Aku nggak janji nih kapan, tapi diusahakan, lihat dulu nanti

Makanya, yuk ramein

Dan terima kasih masih setia baca sampai detik ini,


______
______

Sudah biasa bagi Yumna dengan rutinitas paginya sekarang, yaitu bersih-bersih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah biasa bagi Yumna dengan rutinitas paginya sekarang, yaitu bersih-bersih. Tidak ada pembantu di joglo ini. Tidak ada tukang kebun, tukang masak, atau bahkan tukang cuci sama sekali. Semua dilakukan sendiri, yang berarti Yumna harus terlibat di sana setiap hari. Bertempur dengan bak cuci kotor, debu-debu di halaman, dan sampah-sampah yang berserakan.

Seperti pagi ini, Yumna masih setia dengan sapu lidi di tangannya. Menyapu halaman joglo yang super luas. Bayangkan saja. Joglo ini punya pekarangan yang benar-benar luas. Kadang ada bekas kotoran ayam ataupun kucing milik tetangga yang nyasar. Yumna hampir menangis rasanya jika kebagian mendapati halaman seperti itu. Karena artinya dia harus bekerja ekstra keras dengan bantuan masker dan serok sapu.

Yumna meringis lagi. Merasakan pegal di tubuhnya. Belum lagi punggungnya yang sedikit kram karena sejak tadi membungkuk. Pelan ditekan-tekannya pinggang untuk mengusir pegalnya. Belakangan ini dia mudah lelah dan lesu. Kadang pusing tidak jelas. Kadang juga matanya berkunang-kunang dan mengantuk berlebihan. Mungkin efek cuaca yang sangat labil belakangan ini.

Yumna kembali meraih sapunya. Pandangannya tertuju pada area ayunan yang masih kotor. Penuh dengan daun-daun berguguran jatuh. Menghela nafas, Yumna terpaksa mendekat. Membersihkan dedaunan dengan serok di tangannya.

"Eh, pagi Mbak Yumna."

Yumna meringis. Menemukan ibu-ibu tetangga bernama Diah, si tukang gosip itu berdiri di pagar rumah. Mau tak mau Yumna memaksakan senyum. "Iya, Bu Diah. Ada apa, ya?"

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now