11| Misery

5.2K 553 198
                                    

If you cry, you are tough

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

If you cry, you are tough.
If you don't, you are still strong.
If the misery speak, let it.
ㅡstrugglebam



Dalam hidupnya, Jinae pikir semesta memang tak pernah sekalipun memberinya pilihan. Bagaimana ia ingin hidup, apa pekerjaan yang dia inginkan, dengan siapa tepatnya dia akan menikah dan memiliki seorang anak yang lucu. Tidak pernah sekalipun. Jadi, alasan mengapa gadis itu bisa jatuh berkali-kali pada lubang yang sama lalu masih ditindih lagi dengan kesakitan, masa lalu kelam, juga perasaan bersalah yang selalu mengoyak hati adalah karena Jinae pikir, kalau ia hanya menjalani hidupnya tanpa mengotak-atik takdir maka dirinya akan baik-baik saja. Tetapi tentu saja itu konyol, keburukan tetap datang dan dengan senang hati menguburnya hidup-hidup.

Tetapi seingat Jinae, pada film menyedihkan yang pernah sekali di lihatnya, sebelum mencapai puncak masalah dimana pemeran utama berkhianat pada sang kekasih dan memasuki tragedi menyakitkan juga penuh air mata. Biasanya scene-scene yang di tunjukan adalah saat dimana dua insan itu terlihat bahagia bersama. Lalu setelahnya si penulis akan mematahkan hati para penonton dengan begitu kejam.

Apa sekarang itu terjadi pada Jinae? Begitukah?

Mendengar cara Jungkook berbicara padanya barusan membuat Jinae sendiri termangu bersamaan dengan isi kepala yang berkecamuk. Jungkook juga terlihat gugup disana. Tidak seperti Jungkook yang Jinae ketahuiㅡsangat tegas.

Saat ini, keheningan menyelimuti. Gadis itu mematung. Seluruh organ tubuhnya seolah berhenti bekerja pada waktu bersamaan. Semakin Jinae menarik napas saat itu pula pasokan udara terasa sangat menyakiti rongga dadanya. Hatinya seperti diremat habis, kedua kakinya juga terasa melayang. Perasaan macam apa ini? Jinae menggeleng tak mengerti. Apa yang dikatakan Jungkook barusan? Sepertinya gadis itu kurang mendengar. Siapa bocah cilik tampan yang sedang menggenggam tangan Jungkook erat itu? Kenapa wajahnya sangat mirip dengan prianya? Dan juga terakhir, siapa gadis yang berdiri di belakang Jungkook? Kenapa pula dia menundukan kepala? Jinae berusaha melihat wajah wanita itu namun gagal. Dia tetap menunduk seperti seorang pencuri kue beras yang baru saja tertangkap basah.

Jinae kebingungan. Kepada siapa tatapannya harus berhenti? Jungkook? Wanita di belakangnya? Atau anak manis ini?

Tetapi bahkan ketika sadar bahwa Jinae hampir mati karena lupa bernapas, gadis itu buru-buru menghirup udara yang seketika terasa sangat panas.

"Kenapa baru mengatakannya sekarang setelah apa yang kaulakukan pada hidupku?"

Untuk pertama kalinya setelah ribuan hari terlewati, perpisahan kembali menjadi jalan untuk mereka. Bedanya, kalau dulu Jungkook hanya pergi tanpa salam, sekarang justru kalimat-kalimat sinting itu dipaksa untuk diucapkan. Dan ini artinya rasa sakit akan semakin terasa nyata. "Aku bisa memaafkanmu kendati kau telah mematahkan hatiku untuk yang kesekian kali. Mungkin, kedua tanganmu terlalu penuh untuk menggenggam dua manusia di dekatmu sekarang, sehingga kau tidak bisa menggenggamku juga. Mungkin, satu tanganmu sedang mengusap rambutnya ketika kau menelepon dan memberitahu bahwa kau akan pulang terlambat. Dan mungkin, kau cukup lelah sehingga terpaksa menorehkan luka padaku supaya wanitamu tidak terluka."

FraudulenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang