Preview 1

2.6K 295 32
                                    

“J-jeon...Jung...kook,” Ucap Jinae terbata. Kelopak matanya berkedip sebanyak tiga kali. Menelan ludah yang terasa pahit, gadis itu memejam guna meraih keberanian yang lebih banyak lagi. “Terima kasih.”

Jungkook mengerjap, mencerna kalimat yang terlontar dari belah bibir gadis itu. Hatinya bersorak senang, “Tidak perlu berterima kasih. Aku harusnya minta maaf sejak tadi,”

“Untuk apa?”

“Tidak masuk sekolah hari ini. Kalau saja aku datang ke sekolah mungkin kau tidak akan mengalami hal-hal seperti ini. Maafkan aku,”

Jinae stagnan di tempatnya sekarang.

Bola matanya bergerak ke kiri dan kanan, menatap Jungkook bergantian. Hujan di luar sana masih cukup terdengar, harusnya langit berhenti menangis sebab Jinae pun telah melakukan hal yang sama sekarang. Tapi mungkin, semesta masih bersedih, jadi Jinae akan membiarkannya menangis berlama-lama, hanya untuk hari ini. Gadis itu sekarang tidak tahu jelas ucapan apa yang harus dia sampaikan untuk Jungkook, dadanya merasakan sensasi aneh yang belum pernah gadis itu rasakan selama hidupnya.

“Apa itu alasan kenapa kau tidak hadir ke sekolah hari ini?”

Jungkook keheranan, “Apa?”

“Wajahmu,”

Menopang kepalanya dengan satu tangan, Jungkook lantas tersenyum sebelum menarik selimut untuk menutupi tubuh si gadis sampai sebatas leher, “Kau benar. Tapi sudah tidak apa-apa, hanya kecelakaan kecil. Dan, jangan memaksaku memakai selimut, biarkan aku kedinginan malam ini sampai temanku membawa pakaian untukmu, besok. Harusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri. Sebab kau tahu, sedari tadi aku berusaha mati-matian untuk tidak melakukan hal bodoh yang mungkin bisa membuatmu menyesal seumur hidup. []


Stay a little more,
I want to make more memories with you.

—Prabhu M Nair

[Preview ini gak nentu/beraturan, ya. Aku ambil secara acak dari tengah-tengah Chapter!]

FraudulenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang