The lost of Innocence; chapter 05.
.
.
.happy reading
.
.
.
"Kenapa bersama-nya?!" ucap-nya membuat Yeri tidak suka."Kau tidak membaca pesan-ku dengan baik?" ucap-nya lagi membuat Seulgi kelagapan.
"Kau. Aku ingin bicara dengan-mu!!"
"Aku yang memaksa ikut pada Eonnie!!" ucap Yeri lantang.
"Aku menghargai-mu karna Seulgi Eonnie, bicara dengan baik-lah pada Eonnie-ku!!" ucap Yeri, Ia mengambil tas selendang-nya lalu pergi meninggal-kan Seulgi & Jimin.
"Hah!" Jimin terkekeh.
Drrtt~
Yeri 💜
Eonnie aku pergi dulu, jika dia melakukan hal yg buruk pada Eonnie bilanglah padaku
8:56 am
"Aku kira dia anak yang sopan" ucap Jimin.
Sikap yg benar-benar seperti sosok Hyubin sang Ayah lembut & penuh kasih sayang, Jujur saja hal tadi diluar kemauan diri Yeri, sikap rela berkorban bagi keluarga nya itu-lah mendorong kesisi lain dari dirinya.
Seulgi memandang Jimin tidak suka. "Dia akan begitu pada orang yg tidak sopan, Mianhae~"
Jimin tersenyum asimetris meskipun diakhiri dengan kata maaf tapi Ia tidak suka mendengar-nya.
"Nona Seulgi-ssi aku ingin dengar pendapat-mu tentang pernikahan ki-- 'kita?' Ah~ yg benar saja, membatin
"Aku~" ucap Seulgi.
"Belum memikirkan-nya" jelas Seulgi seadanya.Jimin tersenyum. "Aku juga belum memikirkan hal sejauh itu-- ah. maksud ku, kau tau kan, dengan-mu"
"Kita tau jelas pernikahan ini karna janin-nya" ucap Jimin lagi.
Seulgi menatap bibir Jimin.
"Gugurkan...
Seulgi menuli setelah-nya, memegang tangan kursi yang tengah Ia duduki.
***
Yeri membuang kertas itu, kebiasaan-nya sejak kecil, menulis beberapa permohonan dikertas lalu membuang-nya kelautan, sebenarnya bersama pertambahan usia-nya kepercayaan itu sudah hilang.
Apa salah-nya meminta permohonan, berdoa, semacam itu, selain itu juga indah-nya lautan selalu memberi ketenangan bagi Yeri, semacam saat kau suka hujan.
Disisi lain.
"Oo!" kaget nya saat sesuatu baru saja mengenai wajah-nya. "Kotoran burung?"
Membuka kaca mata hitam-nya, pandangan-nya langsung jatuh pada seorang yeoja diatas jembatan sana.
Melihat remasan kertas yg terjatuh dilantai kapal saat Ia terduduk. "Buang sampah sembarangan" agak kesal.
"Diwajah tampan-ku ini" tambah-nya.
Teringat saat tangan yeoja tadi terangkat mengusap mata sebelum menghilang dibalik dinding beton jembatan. "Menangis?"
Mengambil remasan kertas itu, membuka & membaca-nya. "Gadis penyayang keluarga"
"Jungkook-ah apa kau sedang stress bersantai terus, tidak mau ikut bergabung memancing~"
"Ah~ aku hanya kelelahan bekerja"