01•• Awal dari segalanya

44.9K 1.5K 51
                                    

Jarak diantara kita memang sedekat Desember ke Januari. Tetapi hati kita sejauh Januari ke Desember.

---Andrea---

|||

Orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi bodoh sekalipun dia adalah orang yang paling pintar. Makanya, nggak heran kata orang kalau pintar sama bodoh itu beda tipis jika sudah menyangkut tentang cinta.

---Devon---

|||

"Von, nanti balik gue nebeng ya ..."

"Nggak sudi!"

____________________

"Von, besok jalan-jalan yuk. Kan besok hari Minggu!"

"Apaan sih lo! Pergi sana!"

____________________

"Devon..., aku bawain roti bakar spesial buat sarapan kamu loh, supaya perut kamu nggak sakit lagi, jangan lupa di makan ya ...,"

"Pergi! Gue nggak mau makan-makanan dari lo!"

____________________

"Devon! Aku beliin kamu tiket nonton. Besok nonton bareng yuk..."

"Udah berapa kali gue bilang sih, jauh-jauh lo dari hidup gue! Lo budeg apa gimana sih?!"

***

"Andrea! jangan kabur kamu!" dengan napas ngos-ngosan, gadis itu langsung melempar tasnya keluar gerbang.

"Satpam! Ke mana ini satpamnya?!"

Pagi-pagi sudah berulah? siapa lagi kalau bukan Andrea. Dia Andrea, Andrea Mikayla Salim. Yang kata orang gadis paling heboh se-antero SMA Mentari. Gadis cerewet yang punya banyak hobi, jika dibandingkan dengan hobinya orang normal, hobi Andrea ini sedikit nyeleneh dan nyentrik sendiri. Salah satu hobi itu adalah caper ke Devon.

Hakikat seorang wanita yang biasanya dikejar lelaki tidak berlaku bagi gadis satu ini. Justru, bisa dibilang sang gadislah yang mengincar si lelaki.

Aneh? Iya

Bodoh? Iya juga

Berbagai cara Andrea lakukan untuk mendapatkan hati cowok sedingin es itu. Bahkan, jika Devon punya satu alasan untuk menggagalkan rencananya, Andrea masih punya seribu satu cara untuk mendapatkan alasan lain. Begitulah pepatah yang sering Andrea ucapkan.

Devon Mahardika, salah satu deretan cowok terkenal yang digilai para perempuan di SMA Mentari. Lelaki jangkung itu mempunyai paras menawan dan selalu membuat para wanita meleleh ketika melihatnya. Bukan ciri-ciri seperti yang disebutkan dalam cerita novel-novel pada umumnya, karena ketampanan lelaki itu benar adanya. Bisa digambarkan bahwa lelaki itu mempunyai hidung yang mancung, kulit putih, badan atletis dan yang paling penting dia pintar. Banyak yang bilang jika Devon itu seperti titisan malaikat tanpa sayap. Berbeda dengan pandangan Andrea, ia menganggap Devon malah seperti 'Malaikat pencabut nyawa'.

Kok bisa? Bukankah Andrea mengagumi Devon sebegitu gilanya ya?

Jelas bisa, bagaimana Andrea tidak mengatakan kalau Devon seperti 'Malaikat pencabut nyawa', sedangkan hanya melihat parasnya sekelebat saja sudah seperti mencabut nyawa dalam dirinya.

B U C I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang