13 •• Pekerjaan Pertama

11.8K 761 2
                                    

°°°°
Hati menyuruh untuk tetap tinggal, namun Raga tidak mengijinkannya. Serumit itukah mencintaimu?

°°°°

Dengan langkah lemasnya, Andrea berjalan menuju ruang guru, menemui Bu Siska.

"Permisi buk..." ucap Andrea.

"Masuk."

"Ada keperluan apa ya buk nyari saya?" tanya Andrea to the point.

"Ya ampun Andrea, wajah kamu kenapa? kok lebam-lebam kaya' gitu?"  tanya Bu Siska dengan penasaran.

"Emm..., itu buk, tadi pas perjalanan ke sini, Andrea nggak liat-liat jalannya, ya gitu malah nabrak tembok, udah gitu kepala Andrea kebentur dikit."

Ya allah, dosa kaga' ya bohongin guru sendiri? batin Andrea.

"Hemmm..., Andrea..., kamu kan sudah kelas duabelas, mau ujian, tetapi ibu lihat nilai kamu akhir-akhir ini nggak ada peningkatan sama sekali! nilai kamu malah anjlok semua! kamu tau kan konsekuensinya? bisa-bisa kamu nggak lulus ujian, Andrea! kalau kamu terus-terusan kaya' gini, ibu bakal cariin kamu guru les private.

What! nggak salah nih gue mau di les private? oh no! ucap Andrea dalam hati.

"Buk, nggak usah pakai acara les segala dong buk. Andrea janji deh, habis ini bakal belajar rajin, janji pokoknya!" Bu Siska sebenarnya juga ingin seperti itu tetapi, ini semua untuk kebaikan Andrea sendiri.

Bu Siska akhirnya hanya membalas ucapan Andrea dengan gelengan kepala saja. Gadis itu menghela napas kasar. Gimana sama pekerjaannya kalau seperti ini?

Andrea tertunduk lesu memasuki kelas yang tidak ada gurunya. Semua murid menatap Andrea dengan terkejut, masalahnya wajah yang lebam di mana-mana, dan raut wajah yang tidak mengenakkan.

"Kenapa lo buk?" tanya Doni, si ketua kelas. Andrea yang ditanya seperti itu sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan Doni.

"Ya ampun Andrea! lo kenapa dah? muka lo kok..." belum selesai Sinta bertanya, Andrea sudah mengisyaratkan kepada gadis itu untuk diam.

Dengan cepat, Andrea menelungkupkan wajahnya menghadap meja.

"Kenapa sih lu? cerita dikit lah An," Andrea hanya melihat sekilas ke arah Sinta dan tersenyum.

"Gue nggak apa-apa Sin, nggak usah lebay deh lo!" Sinta cemberut mendengar jawaban Andrea.

~BUCIN~

Andrea melangkahkan kakinya memasuki kafe itu. Hari ini adalah hari pertama ia bekerja di sana. Farhan yang melihat kehadiran Andrea langsung segera menghampirinya.

"Udah dateng lo? kenapa sama tu muka?" tanya Farhan sambil menunjuk ke arah pipi Andrea yang lebam-lebam. Andrea yang ditanya malah cengar-cengir tidak jelas.

"Yaudah, nih sragamnya! lo ganti dulu, baru gue kasih tau pekerjaan lo!" Andrea mengangguk paham, lalu bergegas menuju toilet untuk ganti.

Setelah beberapa menit, Andrea segera menghampiri Farhan. Lelaki itu menjelaskan kepada Andrea mengenai pekerjaannya sebagai pelayan.

"Nanti sikap kamu ke pelanggan tetap dalam posisi yang ramah karena, pelanggan nggak suka kalau pelayannya itu judes. Pelayanan pelanggan di sini merupakan prioritas, jadi apapun keinginan pelanggan kamu harus turuti, paham?" Andrea mengangguk paham dengan penjelasan Farhan.

B U C I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang