SAVE YOU

3.6K 568 33
                                    

"Renjun ! Berhenti di tempatmu sialan !"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Renjun ! Berhenti di tempatmu sialan !"

Renjun sebenarnya tak mengenali pemuda itu tapi ia cukup bersyukur atas kehadiran dirinya yang menyelamatkannya dari neraka ini.

"Siapa kau ?! Ini rumahku ! Apa kau juga simpanan si jalang ini ?"

BUGH !

Pemuda itu langsung menutup tubuh polos Renjun dengan selimut yang ada disana. Memberinya ketenangan lewat pelukan dia tapi tubuh itu masih tak kunjung berhenti bergetar.

"Sssttt... Sudah tenang. Ayo aku akan mengantarmu pergi dari sini"

Walau sedikit kesusahan membawa tubuh mungil itu mereka tetap berusaha keluar dari apartement si pemuda yang tengah tersungkur dikamarnya merintih kesakitan.

Ia tempatkan tubuh mungil di samping kursi kemudinya. Tubuh mungil yang masih polos itu hanya berbalutkan mantel dan selimut yang diambil tadi diapartement itu. Yang lebih muda jatuh kedalam alam mimpinya tanpa menyadari seekor makhluk bulu oranye itu tengah mendekapkan tubuh keduanya.

"Tenang kau sudah lebih aman sekarang"



* FLASHBACK ON *

Minhyung sangat kesal dan frustasi pasalnya makhluk kecil --- Bongshik --- tidak berhenti menganggu nya dari tadi. Terus mengeong dengan keras, saat dikasih makan malah semakin keras mengeong.

"Astaga, Bongshik. Apa mau mu ?!"

Wanita bername tag Kim Yeri terkekeh melihat rekan nya seperti berkomunikasi dengan makhluk yang menurutnya tak akan pernah mengerti apa yang ia bicarakan. "Minhyung, Minhyung. Sampai kau bertelur anak sapi pun ia takkan bisa membalasnya dengan ucapan layaknya kita ini".

Menggerang frustasi "Lalu aku harus bagaimana, Yer ?"

Yeri tampak berpikir sejenak kemudian tersenyum dengan manis seolah senyuman itu mampu menghangatkan seluruh orang.

"Kau tau bahwa insting binatang itu kuat ?"

Tentu sedikit tak percaya dengan anggapan seperti itu, alisnya ia angkat sebelah "Jadi maksudmu..."

"Ya. Coba kau ikuti kemana ia tuju. Mungkin saja dia ingin menunjukkan mu sesuatu yang sangat penting"



Ia sedikit heran. Mobilnya dituntun Bongshik sampai didepan apartement yang menurutnya mewah. Mungkinkah kasus prostitusi ? Atau narkoba ? Ah, tapi tak mungkin kan kucing melaporkan hal yang tak ada kaitannya apa apa dengan kehidupan kucing ini.

Tapi ia merasa pertanyaannya terjawab saat sampai didepan pintu bernomor 138. Dapat didengar rintihan bahkan jeritan orang. Dan asal suara itu ia yakin hanya berasal dari satu orang saja.

Disiapkan pistolnya ditangannya untuk tetap waspada dengan kondisi. Sang kucing setia menunggunya di luar. Menarik nafas dalam kemudian ia lepas hingga...




BRAK !

"Renjun ! Berhenti di tempatmu sialan !"

* FLASHBACK OFF *


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Seluruh penghuni kantor polisi terkejut dengan apa yang barusan datang. Pemuda itu diyakini tak berbalut pakaian apapun sebelumnya hanya mantel dan kain yang menutupi tubuh polos itu. Dituntun perlahan oleh Minhyung.

Yeri dan yang pastinya Jeno langsung berhambur ikut menolong rekannya yang sedikit kesulitan membawa tubuh gemetar itu.

"Aku akan membawanya keruangan khusus terlebih dahulu" ucap Yeri walaupun ia wanita tapi mampu mengangkat tubuh mungil itu menuju ruangan khusus.

Selepas kepergian rekannya Jeno menatap Minhyung dengan tatapan tak percaya, kalut dalam kekhawatiran.

"Bagaimana bisa ?". Ia melirik arah dagu Minhyung menuju kucing yang tengah duduk menatap pintu ruangan khusus dengan intens.

Sedikit tak percaya dengan kata kata baik dari pengunjung ataupun karyawan disini yang mengatakan bahwa kucing oranye itu adalah seperti malaikat. Selalu menuntun mereka menyelamatkan sesuatu dari hal buruk sekalipun itu sedang sangat genting.

Persepsinya ia ubah menjadi yakin sepenuhnya bahwa makhluk itu benar benar sesosok penyelamat, ditambah telah menyelamatkan seseorang (mungkin suatu saat) berarti baginya.

"Beruntung aku. Jika kau yang datang kesana kau tidak akan sanggup melihatnya"

Sedikit- Tidak. Sangat perih dan ngilu mendengar kalimat itu dari rekannya. Ia yakin pasti hal sangat buruk dan mengenaskan telah menimpa pemuda mungil pujaan hatinya itu.

'Maaf. Maaf aku telat menyelamatkan mu. Bukan aku yang datang kesana. Maaf. Aku pengecut, maaf'





 Aku pengecut, maaf'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Annyeong Yeoroboun...

Sekian dari ceritanya yaa...

Nungguin kelanjutan ceritanya ?

JANGAN LUPA
VOTE & COMMENT

Biar author nya makin semangat bikin ceritanya !!!

Me, Him, & Cat • (✓)Where stories live. Discover now