STILL

1.8K 291 6
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sosok jangkung itu berlari tergesa gesa sepanjang perjalanan. Tidak peduli berapa orang yang ia tabrak secara tidak sengaja.

Ia merasa begitu bersyukur saat mendapat panggilan dari rumah sakit bahwa temannya telah siuman dari koma nya.

"Dok, bagaimana ? Apa saya sudah bisa menemuinya ?" tanya Minhyung begitu bertemu dokter dari ruang rawat Jeno.

"Tentu kau sudah bisa menemuinya. Tapi untuk kondisi ia masih harus menjalani beberapa perawatan sedikit untuk memastikan ia pulih total. Jujur saya terkejut kondisi teman anda bisa pulih dalam waktu singkat. Jarang ada yang seperti itu"

Setelah pamit dengan dokter itu Minhyung memasuki ruang rawat Jeno dimana ia dapat melihat Jeno yang sudah bersandar pada kepala ranjang rumah sakit. Air matanya tidak dapat dibendung, ia langsung menerjang tubuh lemah itu kepelukannya.

"Jen. Maafkan hyung karena aku kau dalam kondisi seperti ini. Terima Kasih kau sudah mau berjuang dan bangun kembali"

Dengan sekuat tenaga Jeno membalas pelukan erat rekan kerjanya itu.

"Hyung tidak sepenuhnya salah. Kita berdua salah paham"

Minhyung bersyukur Jeno tidak lagi marah padanya. Ia mengakui bahwa memang mereka salah paham.

"3 hari lagi aku baru bisa pulang. Bagaimana dengan pekerjaanku ?" tanya Jeno.

"Kepala Shin telah mengetahui kondisi mu. Ia juga sudah memberi mu izin selama kurang lebih 2 minggu. Banyak yang mengkhawatirkan mu, Yeri salah satunya"

Mendengar penjelasan Minhyung, Jeno pandangan Jeno berubah menjadi sendu. 'Banyak orang yang mengkhawatirkannya' kalimat itu mengingatkan dia pada satu sosok yang ia harap termasuk kedalamnya. Sosok yang kini berada disamping ranjangnya masih terlelap dengan tenang.

"Apa dia mengkhawatirkan aku juga ?"

Mengikuti arah pandang Jeno pada ranjang sebelahnya Minhyung tersenyum. Ia yakin pasti Jeno akan senang mendengar faktanya.

"Ya. Kemarin ia datang ke kantor, mencari mu. Sayang kau sudah pergi. Dan dia meminta tolong padaku untuk memberi tahunya jika sudah bertemu dengan kamu"

Tes

Tes

Tes

Akhirnya.
Ia tidak mau merasa terlalu percaya diri. Ia juga tidak mau berharap lebih. Cukup sederhana sebenarnya. Pujaan hatinya mengkhawatirkan dia saja ia sudah merasa sangat cukup dan bersyukur. Ia masih ada peran di hidupnya. Selama ini ia pikir sudah tidak ada tempat dihidupnya. Nyatanya tidak.

Minhyung mengerti. Ia bawa tubuh tegap itu ke rengkuhannya. Rekan kerjanya ini pasti sangat terharu sekaligus senang mengetahui pujaan hatinya juga ikut mengkhawatirkan dirinya.

"Kenapa...Hiks...Kenapa dia belum bangun hyung ? Sampai kapan ia akan tertidur ?" ucap Jeno parau sambil sesenggukan.

"Biarkan ia beristirahat dulu dari beban yang selama ini ia bawa sendiri"

"Kenapa tidak dia saja yang bangun melainkan aku !?"

"Tuhan punya rencana lain Jen. Kita tidak tahu seperti apa rencana nya. Ikuti alurnya saja. Jangan lupa berdoa untuk keselamatannya"


 Jangan lupa berdoa untuk keselamatannya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


3 hari Jeno sudah melalui masa perawatannya dan dokter sudah memperbolehkan dirinya untuk pulang.

Ia tidak berharap sakit kembali tapi ia juga tidak mau meninggalkan lelaki manis itu sendirian. Setiap waktu ia memperhatikan mata rubah yang tak kunjung terbuka. Sebanyak apa beban lelaki manis itu sampai ia terlalu nyaman tertidur dan tidak mau terbangun ?

Pihak panti asuhan Renjun terdahulu datang menjenguknya. Hanya beberapa perwakilan seperti suster Sooyoung dan teman teman Renjun saat masih di Panti. Jeno merasa syukur masih ada yang peduli dengan Renjunnya. Keluarga Choi sendiri ? Ia belum melihat satu batang hidung pun dari keluarga itu.

"Ayo Jen" itu Minhyung yang membantu Jeno mengemas barang barangnya.

"Kau duluan saja, hyung. Aku akan menyusul"

Kini hanya ada dirinya dan Renjun yang sedang terlelap dalan tidurnya.

Tangan mungil yang terpasang infus itu ia bawa dalam genggaman yang hangat. Wajah manis itu terlelap sungguh damai dan masih manis walaupun sedang tertidur. Jeno memperhatikan detail apda wajah Renjun yang mempesonanya. Betapa beruntungnya seseorang yang mendapatkan Renjun pikirnya.

"Hai. Kuharap kamu mendengarku. Aku akan pulang hari ini, jaga dirimu baik baik. Maaf aku tidak bisa mengawasi mu lagi. Tapi aku yakin kita pasti bertemu kembali.

Terima kasih telah mengkhawatirkan ku, aku pikir tidak ada tempat lagi untukku pada hatimu. Yaa ini terdengar aneh. Aku mencintaimu. Walau aku tahu aku tidak sebanding dengan tunangan mu itu ataupun Minhyung hyung. Setidaknya aku senang kau masih mau bertemu denganku. Jikapun ini yang terakhir kalinya izinkan aku mencintaimu kali ini saja. Setelahnya kau boleh melupakan ku dan bebas menentukan nasibmu"

Surai gelap yang menutupi dahinya perlahan ia sibak kebelakang. Ia kecup pelan kening itu. Turun menuju ranum merah yang selama 2 hari kemarin tertutup oleh selang oksigen.

Bersamaan dengan dikecup kening nya air mata dari Jeno turun menetes dipipi mulus Renjun.

"Maafkan aku. Selamat Tinggal"

Jeno pergi meninggalkan Renjun sendirian diruang rawat dengan kondisi lebih sunyi dari sebelumnya. Mungkin terlalu cepat bagi Jeno meninggalkan ruang itu karena setelahnya mata rubah itu berkedip pelan menyesuaikan cahaya yang ada disekitarnya. Jemari mungil itu berusaha ia gerakan dengan sulit. Air mata mengalir melewati pipi mulusnya.

"Jen..."


Annyeong Yeoroboun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Annyeong Yeoroboun...

Sekian dari ceritanya yaa...

Nungguin kelanjutan ceritanya ?

JANGAN LUPA
VOTE & COMMENT

Biar author nya makin semangat bikin ceritanya !!!

Me, Him, & Cat • (✓)Where stories live. Discover now