MAAF

2.1K 344 13
                                    

Sudah terhitung 10 menit berlalu semenjak makanan tersaji didepan mereka tak ada yg bersuara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah terhitung 10 menit berlalu semenjak makanan tersaji didepan mereka tak ada yg bersuara. Semuanya diam seolah menikmati hidangannya dengan hikmat walaupun hati mereka bertolak.

Mengetahui situasi dan kondisi posisi Renjun dijauhkan sejenak dari Jaemin dan dekat dengan Yoona. Jaemin sendiri sudah yakin ia akan menjadi bulan bulanan dari sang ayah.

"Kau ingin lanjut atau tidak Renjun ?"

Obrolan dibuka dari Tuan Choi dengan pertanyaan yang menegangkan Renjun.

"Ma-Maaf tuan. Sa-"

"Ayah lebih suka to the point dibandingkan basa basi tak penting. Dan sudah berapa kali untuk memanggilku ayah saja ?" ucap Siwon tegas masih dengan fokus ke hidangan nya.

"Maaf Tu- maksud saya ayah. Tetapi saya rasa saya belum siap untuk ke jenjang tersebut" jelas Renjun.

"Mengapa ? Bukan karena Jaemin menganiaya mu kan ?"

Seperti yang dijelaskan tuan Choi, ia pribadi yang to the point, tak peduli sensitif atau tidak.

Mendengar pertanyaan itu sekarang tidak hanya Renjun yang tersentak, begitupun dengan Yoona dan Jaemin disampingnya.

"Keluarkan saja apa yang kau rasakan. Ia masih dibawah kendaliku. Kami akan memihak yang benar, dan adil"

Sungguh rasanya air mata nya sudah akan mengalir deras, hatinya berdenyut, dan lidah nya tak dapat menahan lagi ingin mengeluarkan apa yang ia rasakan.

Sayang tiba tiba terlintas dibenak nya apa yang akan terjadi kedepannya. Mungkin ia lega mengeluarkan beban dan emosinya yang selama ini ia rasakan. Tetapi bagaimana dengan orang yang disekitarnya ? Bagaimana dengan Jaemin ?

Buruk. Ya. Cap buruk dari keluarganya terlebih orang tuanya. Belum lagi bisa saja orang tuanya tak segan segan blak blakan dengan media massa membicarakan tabiat buruk anaknya.

Egois ? Jika saja ingin egois tentu Renjun mau egois. Tapi ia tidak mau juga jika sampai ia merusak kehidupan seseorang walaupun bukan dia dalangnya.

Polos atau Bodoh ? Tidak bisa dijelaskan. Mungkin diantara keduanya.

Tidak egois maupun bodoh keputusan yang mau ia ambil, tapi tak ada jalan lagi pikirnya.

"Sa-saya. Mmm... Saya mungkin sejak kecil tak pernah dibentak oleh orang dari bukan keluarga saya, bahkan mendiang orang tua saya tak pernah membentak saya.
Dan kemarin Jaemin membentak saya karena sifat kekanakan saya. Mood saya sedang tidak baik dan saya menampakan hal itu kepada umum. Saya tahu itu hal yang kekanakan tetapj tetap saya lakukan. Saya mohon maaf saya masih naif"

Bohong. Apa yang diutarakan adalah bohong.
Tetapi kata kata itu terproses secara mentah mentah oleh Yoona, Jaemin dan Siwon.

"Kau yakin Renjun ?" tanya Yoona memastikan. Dibalas anggukan oleh Renjun.

Ada rasa aneh di diri Jaemin. Seperti kesal, menyesal, dan sedih mendengar pengakuan Renjun tadi. Bohong, ia tahu itu tentunya. Kenapa ia tak jujur saja ? Toh ia sudah menyiapkan diri jika memang ia menerima hukuman yang sepadan. Mentalnya sudah rusak.

Tapi mengapa si manis itu malah berbohong untuk melindunginya dibanding mengakui ?

"Ah, Benarkah ? Astaga Jaemin, kau harus memberitahu nya dengan baik jika memang ia salah. Jangan membentaknya. Memang ibu pernah membentak mu ? Anak ini.

Terima kasih Renjun sudah mau jujur. Maafkan Jaemin jika seperti itu. Ia baru pertama kali mempunyai pasangan, maklum ahaha~" Ucap Yoona yang diakhiri tawa ringan. Renjun hanya membalasnya dengan canggung.

"Konflik antar pasangan itu memang ada. Tapi kalian harus dewasa menyikapi nya. Jangan hanya karena dibentak bisa membuat kalian pisah, apalagi kalian akan menuju jenjang yang lebih tinggi. Ayah harap kalian bisa lebih bijak kedepannya"

Renjun merasa lega mendapat reaksi Nyonya Choi dan Tuan Choi atas penuturannya. Ia lega Jaemin tak apa, tak menjadi bulan bulanan ayahnya. Tapi ia lupa akan kehidupannya sendiri.

"Kalau begitu ayo kalian berdamai dulu. Ingat, hanya hitungan minggu kalian resmi menikah"

Baik Jaemin dan Renjun mengangkat kepala mereka yang selama ini mereka tekuk. Bertepatan dengan bertemu nya pandangan mereka Renjun memasang senyum canggung dan uluran tangan pada Jaemin, hal itu seolah menyihir Jaemin. Ia merasa beruntung bertemu dengan sosok layaknya malaikat. Begitu baik walaupun sering ia sakiti.

Kedua tangan itu bertaut menandakan arti damai dikedua belah pihak. Tidak bagi hati.

"Kalau begitu nanti kita lanjutkan ya persiapan yang masih kurang menurut kalian~" ucap Yoona riang.

Renjun mengangguk dengan senyum manisnya.

"Hitungan minggu ya ?
Bukan.

Bukan dia berarti"

Annyeong Yeoroboun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Annyeong Yeoroboun...

Sekian dari ceritanya yaa...

Nungguin kelanjutan ceritanya ?

JANGAN LUPA
VOTE & COMMENT

Biar author nya makin semangat bikin ceritanya !!!

Me, Him, & Cat • (✓)Where stories live. Discover now