flashback (1)

710 54 1
                                    

Flashback

"Kita ma-u ke-mana Nii-san?"

"Kita mau kerumah teman Niisan". Hyuga remaja tengah menenangkan adik kecilnya. Meremas lembut jemari kecil itu yang tengah bergetar. Dan sengaja mengajak adiknya untuk menemaninya kerumah temannya. Berfikir urusan dengan temanya sebentar hingga bisa menemeni adiknya berkeliling di kota Suna.

"Waaaahh.... aku tidak menyangka ternyata kamu bisa tepat waktu juga Neji!... kemarilah masuk kedalam rumahku..." Kankuro menyambut Neji dengan senyum lebarnya. Dan begitu terkejut dengan apa yang dibawa Neji.

"Ahhhh kaawaaaaiii!!!!" Kankuro sangat antusias hingga mencubit gemas pipi gadis kecil yang disamping Neji.

"Berhenti mencubitnya!!!" Bentak Neji.

"Jadi ini adik kesayangan kamu?" Tak peduli dengan kedua bola mata Neji yang terbuka lebar." Aahhh Imuut sekali... sampai rasanya ingin kujadikan pacarku!!" Dan pandangannya pun beralih pada Neji." Aissshhh! salah maksudku adikku Neji.... gak usah melotot juga kali!!!"

"Aku ada urusan mendadak jadi bisa kita selesaikan sekarang !" Perintah Neji yang kemudian dijawab anggukan oleh Kankuro.

"Baiklah ikut ke kamarku ...." Neji mengikuti Kankuro dari belakang. Yang juga diikuti oleh Hinata. Namun sebelum menaiki tangga Hinata menarik ujung baju Neji. Neji pun berhenti.

"Ada apa hime...?"

Hinata hanya menunduk dalam tatkala keinginanya bicara sesuatu ke Neji tertahan oleh pertanyaan tiba tiba dari kankuro yang juga ikut berhenti.

"Ada apa Neji.."

"Sepertinya adikku ingin ke toilet." tanpa Hinata berbicara pun Neji sudah mengetahui keinginan adik kesayangannya. Dari gerak gerik Hinata yang menundukkan kepala.

"Ah biar maid saja yang mengantarnya."

Setelah mengatakannya. Kankuro mengangkat tangan dan menggerakan tangan menunjuk pada salah satu maid yang berada di samping tangga sebagai tanda perintah untuk mengantarkan Hinata menuju kamar mandi yang ada di lantai bawah.
.
.
Hinata POV

Aku berjalan mengikuti maid menuju kamar mandi. Sepanjang perjalanan aku mengamati sekeliling rumah ini. Rumah ini terlalu besar. Mungkin dengan kediaman rumah utamaku bisa di banding dengan 3× lipat rumahku. padahal kata kakakku ini hanya rumah cabang, bukan kediaman utama. Kakakku bilang temannya adalah anak dari orang kaya nomor 1 di dunia jadi wajar kalau rumahnya sebesar ini...

Aku masih terus mengagumi sekelilingku yang banyak patung dan juga ukiran dinding yang menarik. Buatku semua pemandangan di dinding rumah ini menarik. Aku masih tidak mengerti dengan desainya tapi aku pernah lihat desain seperti ini seperti museum - museum yang berada di luar negeri di bagian barat. 'Ah apa ini dari desain negara barat ya' pikirku.

"Nona kita sudah sampai... "

perkataan maid membuatku berhenti sejenak.

"Silahkan masuk Nona".

Aku pun menjawab maid dengan anggukanku. Dan mulai memasuki kamar mandi yang jadi tujuan utamaku. Seperti biasa aku melihat sekelilingku dan tersenyum ternyata kamar mandinya sama dengan desain rumahku. Hanya ada warna kream dan putih. Segera kuselesaikan urusanku dan keluar dari kamar mandi kemudian mengikuti maid lagi dari belakang. Ah aku baru menyadari karena terlalu fokus dengan ukiran dinding sebelah kanan sampai aku tidak tahu ternyata di sebelah kiri ada taman bunga yang begitu indah. Aku bisa melihat taman tersebut karena di sebelah kiri hanya ada kaca sebagai pembatas ruangan bagian luar dan dalam. Aku bertanya pada maid
"Bolehkan saya melihat taman yang ada di samping?".

"Tentu boleh Nona. Biar saya antar. Tolong ikuti saya Nona".

Maid tersebut membimbingku berjalan sembari tersenyum. Sampai pada tempat tujuan. Aku sangat gembira sampai aku berlari menuju hamparan bunga yang indah... taman ini mempunyai berbagai macam bunga mawar namun yang lebih dominan bunga mawar  merah yang hampir mengelilingi taman. Terlalu antusias hingga aku tergesa - gesah ingin memetik bunga mawar merah yang mekar dengan indah. Namun belum aku petik durinya sudah menancap di tanganku."ouchh!!" aku meringis merasakan perih di tanganku.

"Gadis bodoh!! Tidak semudah itu memetik bunga mawar!!".

Aku terkejut tiba tiba ada anak laki - laki yang menatapku dengan tatapan tajam. Kutengok sedikit ke kanan berharap ada maid yang menolongku  namun sayang maid yang mengekoriku hanya bisa menunduk. Dan aku  kembali menunduk. Meremas kuat bajuku, tak peduli dengan darahku yang mulai merembes masuk bajuku. aku tau, aku salah karena tiba - tiba memetik bunga tanpa ijin terlebih dulu. Mungkin anak laki - laki itu pemiliknya. Bahkan bunganya belum sepenuhnya ku petik.

Dan tanpa ku tahu anak laki - laki itu mendekatiku. Berdiri tepat di depanku.

"Harusnya kamu potong dengan gunting!" ia menyerahkan gunting yang di bawanya.

Aku ragu mengambil gunting darinya.. aku masih takut sama tatapanya yang menurutku lebih seram dari tatapan Neji-Nii yang sedang marah.

"Kau bahkan terluka..... kemarikan tanganmu...."

Aku hanya bisa pasrah ketika dia menarik tanganku. Kemudian melihat luka di tanganku dan mengusapnya lalu membalut luka kecilku dengan sapu tangannya. Aku hanya bisa menunduk tanpa melihat ekspresinya namun tiba tiba Neji-Nii memanggilku....

"Hinataaaaa!!!" Ku tengok ke belakang dan melihat Neji-Nii berlari ke arahku, ia terlihat sangat khawatir. terlihat jelas dari ekspresinya. Dan juga Kankuro-Nii ikut berlari menghampiriku.

"Kamu tidak apa apakan Nata-chan? Apa ada yang terluka? Apa sesuatu terjadi padamu? Katakan kalau kamu sakit?" Neji-Nii terus bertanya dengan membuatku heran kenapa sampai segitunya.

"Kankuro aku rasa, aku langsung pulang saja sekarang! Tugas kita bisa di lanjutkan nanti".

"Aku mengerti.. biar aku antar sampai kedepan"

"Hn. Baiklah"

Ketika tanganku mulai di tarik Neji-Nii. kutengok kebelakang berharap masih bisa melihat ekspresi wajah anak laki- laki itu. Dan untuk pertama kalinya aku melihat wajahnya dengan  ekspresi yang sulit di artikan.

Sampai di dalam mobil aku di ceritakan oleh  Neji-Niitentang anak laki - laki itu. Dia adalah adik tiri Kankuro-Nii. Menurut ceritanya yang bikin aku tidak percaya adalah dia datang ke Suna setelah ibu kandungnya meninggal. Sebenarnya bukan itu masalahnya, melainkan tentang dia yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Kata Neji-Nii anak itu terlihat membawa pisau tepat ketika polisi datang dan semua mengira anak laki laki itu yang membunuhnya. Tapi aku tidak sepenuhnya percaya dengan cerita Neji-Nii. Kalau dia tega membunuh ibu kandungnya terus kenapa dia membalut lukaku dengan sapu tangannya. Satu lagi yang bikin aku tidak percaya cerita tersebut ialah fakta tentang umur dia sama denganku 8 tahun!!!! Tidak mungkin anak usia 8 tahun melakukannya.

End POV

"Jangan terlalu memikirkannya.....Nata-chan..."

"Apa dia sekolah Niisan?"....

" ya sekolah...homeschool.."

And flashback
.
.
.
.

"Kusooo!!!!!! Lampu merah sialaan!" Sasuke mengumpat. Ia tidak bisa mengikuti mobil Gaara yang tiba - tiba lampu merah  nyala.

"Woi Teme!! Kenapa kamu yang kesal!! Sini biar aku saja yang nyetir" Naruto memaksa dengan tiba - tiba.  Menarik tangan Sasuke namun di lepaskan lagi.

"Diam baka!!!" Bentak Sasuke tanpa mengalihkan pandangan dari lampu lalu lintas.Tanda lampu hijau pun  nyala dan Sasuke langsung tancap gas. Lurus kedepan berharap masih bisa mengejar mobil Gaara namun hasilnya nihil. dan berakhir dengan membuat mereka memutar - mutar kota mencari keberadaan mobil Gaara.




TBC.

Terimakasih sudah membaca karya saya.

CDH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang