Lonely - End Story

3.4K 94 9
                                    

Baby I'm so lonely so lonelyI feel like I'm alone

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baby I'm so lonely so lonely
I feel like I'm alone

Aku pernah mencintai seseorang. Dengan perasaan setulus hati dan segenap jiwa raga. Merasakan indahnya jatuh cinta dengan perut yang menggelitik penuh kupu-kupu ketika sedang bersama. Merasakan pilunya rindu tak tertahan ketika tak berjumpa. Merasakan kehangatan senyuman manis dan tawa nyaring sosok dirimu yang membuat candu. Tersenyum seorang diri layaknya manusia gila begitu mengingat hal tentangmu. Menunggu balasan pesan singkat hingga tertidur dan menyambut pagi dengan sapaan hangat yang kau berikan.

Ya aku pernah seperti itu.

Aku adalah seorang pelupa yang handal. Lupa meletakan barang, lupa pada suatu kenangan lampau, lupa nomor handphone atau lupa pada teman lama. Tapi aku selalu ingat warna bajumu saat pertama bertemu. Ingat senyuman bulan sabit yang menyejukkan. Ingat aroma maskulin tubuhmu. Ingat bagaimana caramu mengundang tawa. Dan ingat suara merdu milikmu. Aku ingat semua tentangmu tanpa terkecuali.

Begitu menyenangkan membangun kenangan-kenangan manis bersama dengan mu. Mulai dari pertemuan-pertemuan yang sebenarnya tidak di sengaja sampai pertemuan yang kau rencanakan. Pertemuan yang begitu singkat namun sangat menyenangkan untuk di kenang. Meskipun tak banyak waktu kita lalui bersama. Bisa bersamamu adalah salah satu keinginan ku setiap saat. Karena aku begitu menyukai berada di samping mu.

Hobi ku adalah menulis. Menulis apapun yang ada di dalam pikiran. Termasuk kamu yang selalu memenuhi isi kepala ku. Aku menulis semua tentang mu. Aku tuangkan dalam sebuah cerita pendek enam halaman dengan dua ribu kata bersajakkan dirimu. Berisi semua hal yang kita lalui bersama sampai membuatku tersenyum ketika mengingatnya. Inginnya lebih dari sekedar enam halaman semata. Tapi nyatanya hanya itu yang bisa ku tulis. Mengingat tidak banyak hal yang kita lewati bersama.

Aku ingat ketika kita sama-sama membicarakan keinginan akan tahun-tahun berikutnya. Bagaimana dirimu di masa depan dalam mencapai cita-cita sampai pekerjaan yang sangat kau inginkan. Terpancar mimik serius dalam setiap kata-kata yang kau tuturkan. Hingga membuat ku terpana dalam beberapa sekon. Menganggumkan.

Entahlah, saat ini rasanya aku punya begitu banyak penyesalan. Penyesalan yang membuat ku sesak sampai hari ini karena tak mampu mengungkapkan semuanya padamu. Bahkan lewat mimpi sekalipun.

Aku ingin membuat banyak kisah bersama mu. Hingga mampu ku tulis berlembar-lembar cerita antara aku dan kamu. Aku ingin tumbuh bersamamu menjadi pribadi dewasa kelak nanti. Aku bahkan ingin melihatmu melewatkan masa tua meskipun bukan bersama ku. Dan aku ingin mengutarakan semua yang ku rasa padamu.

Tapi rasanya semua terlambat sudah. Hal yang menyakitkan adalah ketika aku tidak bisa melihat mu untuk selamanya. Hingga rindu memuncak tanpa bisa ku salurkan secara nyata. Melihatmu terbujur kaku dengan tubuh dingin telah mampu meruntuhkan diriku hingga lemas terkulai. Bahkan air mata pun enggan untuk turun lantaran aku mengharapkan mu untuk masih bernapas. Kau pergi begitu saja tanpa pamit. Meninggalkan diriku yang masih menyimpan sejuta ungkapan.

Mungkin ini adalah kesalahan ku. Aku sejenak melupakanmu ketika tahu kau telah bersama dengan yang lain. Kekesalan tanpa arti karena kita tidak memiliki hubungan yang spesial. Pada kenyataannya jauh disana, kau sedang menahan kesakitan sendirian dan mencoba untuk bertahan hidup. Aku minta maaf karena tidak menyadari akan hal itu. Aku yang terlalu buta akan rasa cemburu atau kau yang terlalu pandai dalam menutupi.

Saat ini mungkin kau sudah tidak merasakan sakit lagi seperti dulu. Namun kau meninggalkan orang-orang dalam kesakitan karena kehilanganmu, karena merindukanmu. Melihat orang-orang menangis terisak ketika kau pergi, membuat ku sadar jika dirimu begitu dicintai.

Maaf, mungkin sampai saat ini terkadang aku masih memikirkan mu dengan rasa tidak ikhlas kau pergi begitu cepat. Bahkan setiap kali otak ku lupa akan sosok mu, ada hal lain kembali mengingatkan. Seperti suara yang terdengar mirip, paras yang hampir mirip, perilaku yang tidak jauh denganmu, hingga sebuah nama yang mirip. Hobi ku pun kini telah berubah dari sebelumnya. Menulis bukan lagi sesuatu yang membuatku senang. Inspirasi ku sudah hilang bersama denganmu. Aku seringkali mendatangi tempat yang pernah kita kunjungi bersama demi melepas rindu. Padahal aku paling tidak suka pada tempat keramaian. Sambil memejamkan mata dan berharap kau ada disini bersama ku hingga sekelebat aroma mu memenuhi ruangan yang ada.

Aku menyesal tidak memiliki memori lebih banyak denganmu. Aku juga menyesal tidak memberitahu mu lebih awal tentang cerita yang sudah ku buat. Padahal aku ingin sekali melihat ekspresi wajah mu ketika membacanya. Dan aku juga menyesal melewatkan kabar tentang mu sebelum kau pergi hingga tak meninggalkan sedikit pun firasat.

Hingga detik ini yang terus berlalu begitu cepat, aku merindukan mu. Hingga diriku merasa kesepian setiap saat tanpa adanya kamu.

Sad EndingWhere stories live. Discover now