MRBB|27

3.3K 103 1
                                    

Rassya tampak begitu menawan dalam balutan tuxedo hitam serta dasi kupu-kupu berwarna merah yang dikenakannya. Hari ini dia harus menemani sang ayah untuk bertemu dengan salah satu kolega bisnisnya.

Siapa pun wanita yang melihat Rassya saat ini pasti akan langsung jatuh cinta karena penampilannya kini terlihat begitu menawan dan tentu saja tampan. Cowok itu baru saja keluar dari dalam lift, dia mempercepat langkah karena dia sudah terlambat. Tadi dia masih harus mengerjakan proposal hingga papanya berangkat lebih dulu.

Beberapa menit kemudian, Rassya berhasil menemukan sang papa yang tengah berbincang dengan seorang pria paruh baya yang Rassya tebak adalah kolega bisnis papanya. Tanpa menunggu lebih lama, Rassya pun menghampiri mereka.

"Maaf, Pa, aku terlambat," ucap Rassya sesaat setelah dia berdiri di samping papanya.

Wijaya yang tadinya masih sibuk berbincang dengan kolega bisnisnya menoleh ketika melihat Rassya sudah datang. "Tidak apa-apa, Sya. Perkenalkan ini Om Bima kolega bisnis sekaligus teman kuliah papa dulu. Dan Bima perkenalkan ini anakku, Rassya," kata Wijaya.

Setelah itu Rassya langsung mencium punggung tangan Bima seraya menyebutkan namanya. "Saya Rassya, Om."

"Aku gak nyangka ternyata kamu memiliki anak setampan ini, Wijaya," puji Bima, tatapan matanya tak lepas memandang pemuda yang kini berdiri sebelah Wijaya atau lebih tepatnya berada di depannya.

"Ah, biasa aja, Om," jawab Rassya sungkan.

Mendengar jawaban Rassya, membuat Bima memberikan nilai plus untuk pemuda ini. Menurutnya Rassya itu adalah anak yang baik dan sopan. Bohong jika Bima tidak merasa iri dengan Wijaya yang memiliki anak penurut seperti Rassya. Bukannya dia ingin membandingkan anaknya dengan Rassya, hanya saja memang seperti itulah realitanya. Bahkan anak semata wayangnya tidak pernah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Rassya tadi. Iya, anaknya tak lain adalah Erland. Erlando Kameswara.

Mereka bertiga mengobrol tentang bisnis perusahaan masing-masing, tapi tak lama setelah itu Rassya langsung meninggalkan Bima dan Wijaya dengan alasan ingin ke toilet.

Ketika Rassya pergi, Wijaya dan Bima kembali melanjutkan perbincangan mereka yang sempat tertunda.

"Oh iya, Bim, sejak tadi aku perhatikan kamu hanya datang sendiri. Bukankah kamu memiliki seorang anak laki-laki?" tanya Wijaya, lalu ia meminum minuman yang tadi sempat ia ambil sesaat setelah mereka berdua berjalan beriringan memasuki restaurant mewah milik Wijaya.

Hari ini Wijaya sengaja mengundang beberapa kolega bisnisnya untuk datang ke sini. Tujuannya adalah, ia akan mengumumkan kepada mereka bahwa mulai saat Rassya akan menggantikannya menjadi CEO di perusahaan yang sebelumnya ia pimpin. Wijaya Group.

Bima menatap Wijaya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, sesungguhnya Bima tengah berpikir bagaimana ia akan menjawab pertanyaan Wijaya. Sedangkan ia sendiri menyadari sepenuhnya mengapa ia tidak pernah mengajak Erland ikut bersamanya ketika menghadiri pertemuan semacam ini. Bukan karena ia tidak ingin, tapi dia sudah tau jika Bima memintanya, Erland akan menolaknya mentah-mentah.

"Anakku sedang sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya, maka dari itu aku tidak mengajaknya," alibi Bima. Wijaya pun mengangguk tanda mengerti, namun ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya karena Wijaya dapat melihat raut wajah Bima langsung berubah setelah ia menanyakan prihal anaknya.

"Omong-omong bisakah aku bertemu dengan anakmu di lain waktu?" tanya Wijaya pada akhirnya, sebenarnya bukan itu yang ingin dia tanyakan akan tetapi matanya tidak sengaja menangkap sosok Rassya tengah berjalan mendekat. Berhubung Rassya sudah kembali, acara akan segera dimulai.

"Tentu saja," jawab Bima meski ia terdengar ragu dengan ucapannya sendiri.

Beberapa menit setelah itu, acara dimulai. Wijaya naik ke atas podium berhadapan langsung dengan semua pengunjung restoran. Dia memberikan beberapa patah kata sebagai sambutan, lalu ia mengundang Rassya-sang CEO yang baru di perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan restoran itu.

Suara riuh rendah tepuk tangan terdengar ketika Wijaya secara resmi mengangkat Rassya sebagai CEO. Ucapan selamat dari semua orang yang ada di sana menyambut Rassya ketika ia turun dari podium. Ya, mulai hari ini seorang Rassya Wijaya Putra resmi menggantikan posisi sang papa di perusahaan.

-MyRomantisBadBoy-

Pagi ini, disaat sekolah masih belum cukup ramai, Nada melangkah menuju ke ruang kepala sekolah. Tadi ia melihat mobil Pak Anton sudah terparkir rapi di parkiran sekolah, itu tandanya beliau sudah berada di sekolah.

Nada yang hendak membuka pintu malah mengurungkan niatnya. Jujur, dia masih ragu dengan keputusan ini, entah mengapa hal ini terjadi yang pasti ada sesuatu yang membuatnya tak rela. Cewek itu menghela napas perlahan. Dia memantapkan langkah, ini sudah menjadi keputusannya, dan dia tidak mungkin merubahnya begitu saja. Nada bukanlah tipe orang yang mudah mengubah pendirian.

Nada mengetuk pintu terlebih dulu, tak lama setelahnya terdengar suara Pak Anton memintanya masuk. Nada melangkahkan kakinya perlahan memasuki ruangan itu.

Raut wajah Pak Anton tampak bingung melihat Nada datang ke ruangannya sepagi ini. "Silahkan duduk Nada, kalau boleh tau kenapa kamu datang ke ruangan saya?" tanya Pak Anton to the point.

Nada tidak langsung menjawab, yang ada dia malah meremas tangannya berulang kali. Keringat dingin mulai membasahi tangannya itu, "Em... itu, Pak."

"Itu apa?"

Nada berdeham terlebih dahulu sebelum menjawab, "Saya datang ke sini untuk mengkonfirmasi tentang petukaran pelajar yang dulu pernah Bapak tawarkan kepada saya," kata Nada dengan mantap. Sebelumnya berbagai peristiwa yang terjadi beberapa hari belakangan ini terlintas dipikirannya. Dan, tiba-tiba hal itu berhasil memantapkan hatinya.

***

Hy guys aku balik lagi

gimana pendapat kalian tentang part ini?

maaf ya ceritanya kayak aku gantungin hehe

jangan lupa vote & comment ya. Aku tunggu lohhh

sebelumnya makasih buat kalian yang udah mau baca sampai sejauh ini

sampai jumpa di part-part selanjutnya

My Romantis Bad Boy [Lengkap] (tapi Masih Revisi)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang