MRBB|31

3.2K 99 4
                                    

Nada memaksa membuka matanya yang masih terasa berat ketika mendengar suara ketukan pintu kamar yang teramat keras dan berulang-ulang. Tak hanya itu, teriakan sang mama yang menyuruhnya untuk segera bangun sangat membuatnya tak nyaman.

Nada melepaskan diri dari gelungan selimut tebal yang membalut tubuhnya. Lalu, dengan langkah malas dia berjalan untuk membuka pintu. Ketika pintu terbuka, hal yang pertama kali dilihat oleh Nada adalah Ratna yang berdiri di sana sambil berkacak pinggang.

"Kamu ngapain pakai acara ngunci pintu segala? Terus kenapa Mama bangunin dari tadi tapi kamu gak nyaut-nyaut juga?" tanya Ratna tidak sabaran.

"Aku masih ngantuk, Ma," kata Nada, sekarang mumpung ia sudah bangun, dia memilih untuk segera mandi dan bersiap berangkat sekolah. Namun sebelum ia berhasil melakukan itu, sang mama sudah mengoceh lagi.

"Ck, lain kali jangan biasain ngunci pintu kamar, Mama jadi susah bangunin kamu. Gimana kalau misalnya ada gempa bumi? Tsunami? Kebakaran?"

Nada menyentuh bahu mamanya lalu mendorongnya pelan. "Mama apaan, sih, pagi-pagi udah ngasih kuliah gratis. Udah ya, Ma, aku mau siap-siap ke sekolah." Nada berjalan melewati mamanya.

Nada mengucek matanya yang masih terasa berat. Jangan salahkan mengapa ia begitu, sebab kemarin ia baru bisa tidur jam tiga pagi, ditambah kemarin malam ia hujan-hujanan itu membuat dia merasa tidak enak badan hari ini.

Nada menutup pintu kamar mandi, tiba-tiba kepalanya terasa pusing sontak tangannya bertumpu pada dinding agar ia tidak sampai jatuh. Sebenarnya akan lebih baik kalau hari ini Nada tidak masuk sekolah dan beristirahat di rumah, tapi hari ini ada banyak tugas yang harus dikumpulkan, dan Nada tidak mau ketinggalan pelajaran.

Nada memijat pelipisnya, berharap supaya rasa pusingnya sedikit berkurang. Karena hal ini, Nada jadi menghabiskan lebih banyak waktu di kamar mandi. Dia bersiap-siap secepat mungkin agar tidak terlambat. Setelah semuanya selesai, Nada menghampiri mamanya untuk segera mengantarnya ke sekolah.

Lima belas menit kemudian Nada pun sampai di depan gerbang sekolah, dia menyalimi tangan mamanya. Kemudian ia melambaikan tangan ketika mobil mamanya bergerak menjauh menuju ke tempat kerja Ratna.

Nada berbalik dan seketika itu juga ia merutuki dirinya sendiri. Tanpa ia duga sebelumnya, ternyata Erland berdiri tepat di hadapannya saat ini. tatapan mata keduanya bertemu. Sesuatu yang aneh terjadi di hati Nada. Sepasang bola mata cokelat yang biasanya menatapnya dengan tatapan hangat itu kini berubah dingin, tapi di balik sorot mata dingin itu tersembunyi kepedihan yang teramat dalam.

Sungguh sebenarnya Nada ingin menyapa Erland, namun tiba-tiba lidahnya terasa kelu. Dia belum juga membuka suara padahal Erland sudah berjalan melewatinya begitu saja. Cowok itu menuju keluar area sekolah. Sepertinya dia bolos lagi hari ini.

"Nada!" panggil Mitha, cewek dengan rambutnya yang dikuncir kuda itu berlari kecil menghampiri Nada.

Nada melambaikan tangan ketika melihat Mitha mendekat. "Hai, Mit."

Mitha berhenti tepat di depan Nada, dia memegang kedua lututnya yang terasa pegal. "Nad, gue mau ngomong sesuatu," kata Mitha dengan suara terengah-engah.

"Soal apa?"

"Lo dan Erland."

-MyRomantisBadBoy-

Siang ini terasa panas menyengat, mungkin karena itulah hanya ada sedikit siswa SMA Andalas yang berada di luar kelas saat jam istirahat. Kebanyakan dari mereka memilih untuk berdiam diri dikelas masing-masing. Lumayan di kelas ada AC jadi bisa lebih adem sedikit.

Seperti halnya kebanyakan siswa itu, begitu pula dengan Nada, entah kenapa ia merasa malas melakukan apa pun. Bahkan tadi ia menolak ajakan Mitha yang mengajaknya ke kantin. Alasan lain kenapa Nada menolak ajakan Mitha adalah karena kepalanya yang terasa berdenyut. Saat ini saja Nada merebahkan kepalanya di atas meja, dia sengaja memejamkan matanya.

My Romantis Bad Boy [Lengkap] (tapi Masih Revisi)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang