Jalan Keluar

5.1K 763 244
                                    

Dihari pertama Cathy berkeliling. Baron Deracles menawarkan diri untuk mengantar Cathy sambil menjelaskan beberapa hal dalam perjalanan meninjau lokasi.

"Tempat ini memiliki tanah yang subur. Dahulu kami berpenghasilan berupa hasil laut dan padi, hanya saja cuaca buruk yang terjadi membuat padi gagal panen dan untuk mendapatkan bibit padi dari desa tetangga sulit, ditambah nelayan yang tidak banyak karena perahu yang sedikit membuat jumlah pengangguran kian meningkat tiap tahun." jelas Baron Deracles.

"Lalu bagaimana dengan administrasi tempat ini? Apa tidak ada yang mengaturnya?" tanya Cathy.

Pandangan matanya tertuju pada lahan kosong bekas lahan pertanian. Cathy merasa miris melihat wilayah barat tidak berkembang karena kurangnya bantuan yang diterima.

"Itu dia masalahnya. Kami mendapatkan bantuan dari pihak istana tapi bantuan tersebut tidaklah banyak, aku sudah mengusahakan mencari jalan keluar tapi sulit rasanya karena rakyat disini seakan sudah menyerah. Mereka lebih memilih menjadi pengemis dari pada bekerja."

"Kenapa begitu? Mengemis bukanlah pilihan." balas Cathy tak terima.

"Memang gampang mengatakan hal tersebut, Nona tapi untuk mereka yang mengalaminya sendiri jauh lebih sulit. Mereka akan berpikir bahwa kita para bangsawan memang tau apa tentang penderitaan mereka. Kepedulian kita tidak akan dianggap."

Cathy mengingat, mengumpulkan semua informasi penting yang dia terima hari ini dari Baron Deracles. Cathy merasa harus melakukan sesuatu untuk membantu wilayah barat.

Berbekal pengetahuan dari kehidupan sebelumnya dimana dia tinggal dijaman modern, tepatnya di negara yang memiliki kemajuan perekonomian. Cathy merasa tidak ada salahnya mencuri ilmu dari negara asalnya. Dan untuk mendukung rencananya itu maka ia merasa tindakan pertama yang harus dilakukan adalah menemui pemimpin tempat ini.

"Hm, untuk mengatasi masalah ini apa bisa aku menemui baginda Raja?"

Baron Deracles membelalakan mata, terkejut mendengar permintaan Cathy, "apa Nona serius?"

"Tentu saja, tuan Baron."

"Baginda Raja saat ini sedang sakit tapi aku bisa mengatur waktu agar Nona dapat menemui calon pewaris tahtanya tapi,"

"Tapi apa?" tanya Cathy.

"Putra mahkota bukanlah orang yang gampang diajak bicara apalagi masalah wilayah barat. Putra mahkota dikenal sebagai tiran yang kejam ketika peperangan. Kekejamannya tersebut berlaku juga dalam pemerintahan ketika mengantikan posisi baginda Raja."

Cathy menelan ludah. Kalau begini akan susah baginya untuk bernegosiasi, "akan ku cari cara agar Putra mahkota mau mempertimbangkan tentang wilayah barat." seru Cathy penuh keyakinan.

"Aku akan membantu sebisaku, Nona." balas Baron Deracles.

Setelah mengatakan hal tersebut. Baron Deracles berpamitan kepada Cathy untuk ke istana Raja. Ia sempat menawarkan untuk mengantar Cathy pulang tapi Cathy menolaknya karena masih ingin keliling, untuk itu Baron Deracles meninggalkan salah satu kereta kudanya untuk menunggu Cathy selama gadis itu berkeliling.

Brukkk

Asik melihat sekeliling membuat Cathy tidak terlalu memperhatikan jalan dihadapannya hingga menabrak tubuh seorang pria. Cathy menunduk, meminta maaf karena sudah menabrak pria itu.

"Maaf, aku tidak sengaja." ucap Cathy mendongak menatap pria menjulang tinggi di hadapannya.

Pria tampan, bersurai coklat sama dengan Cathy tertutup oleh tudung itu menundukkan kepala menatap Cathy yang memiliki tubuh lebih kecil darinya. Sama halnya ketika ia berdiri dihadapan Apollo maupun Poseidon. Tubuhnya tidak ada apa-apanya.

The Abandoned PrincessWhere stories live. Discover now