Prolog (Persephone) Queen to darkness

1.6K 161 10
                                    


"Aku tidak bisa meninggalkan Hera." Seru seorang pria dengan jubah kebesaran bewarna putih yang bersinar terang mengambarkan kekuasaan yang di miliki.

Dia adalah Zeus, sang dewa tertinggi Olympus atau biasa di sebut sebagai rajanya para dewa. Pria berparas tampan yang sangat di kagumi oleh para manusia di bumi terutama wanita, tak terkecuali, tak sedikit dewi-dewi ikut jatuh dalam pesona sang dewa.

"Tapi bagaimana denganku. Tidakkah kau tau perbuatan Hera selama ini, dia akan menyakiti siapapun yang berhubungan denganmu." Lirih wanita di belakang pria itu. Tatapan teduhnya memancarkan kesedihan yang mendalam usai mendengar penuturan dari pria yang ia cintai. Hal yang sama sekali tidak ia sangka akan ia dengar terucap oleh seorang yang ia percayai.

"Maaf tapi aku tidak bisa, Demeter."

Setelah mengatakan hal tersebut Zeus melangkah pergi meninggalkan wanita yang ia panggil Demeter yang bersedih karena merasa cintanya kepada sang dewa sama sekali tidak di berarti untuk dapat membuat sang dewa bersama dengannya.

Demeter adalah seorang dewi pertanian. Dia juga salah satu saudari Zeus yang terlibat hubungan asrama bersama saudara kandungnya. Zeus sendiri tidak tau kalau saat ini Demeter tengah mengandung anaknya, setelah hari ini Demeter memantapkan keputusannya untuk menjauhkan putrinya dari Olympus. Itu semua demi keselamatan putrinya karena ia yakin Hera tak akan tingal diam seperti yang dia lakukan terhadap anak dari kekasih Zeus lainnya.

"Demeter.." panggil seorang wanita cantik lainnya mencegah kepergian Demeter yang akan pergi meninggalkan Olympus.

Langkah kaki Demeter terhenti. Ia berbalik memandang wanita cantik yang kini berjalan menghampiri dirinya. Wajah cantik dengan kulit putih seperti susu itu menatap Demeter sedih seolah ikut merasakan penderitaan Demeter sebagai sesama wanita yang berulang kali menderita karena alasan yang sama.

"Maaf, aku mendengar semuanya. Haruskah kau pergi? Kita bisa tinggal bersama."

"Tidak, Leto. Aku tidak bisa sepertimu. Berada di sini hanya akan membahayakan hidup calon anakku kelak. Kau beruntung memiliki si kembar. Mereka melindungimu dengan sangat baik."

Leto mengangguk pasrah akan keputusan Demeter, sahabatnya. Ia kemudian mendekat, memeluk Demeter yang juga membalas pelukannya dengan hangat.

"Kalau butuh sesuatu katakan saja padaku. Aku akan ada untuk membantumu."

"Terima kasih, Leto." Balas Demeter sebelum melangkah pergi meningalkan Olympus.

Beberapa waktu berlalu Demeter yang kini menetap di sebuah rumah kecil yang di bangun olehnya melahirkan seorang putri cantik yang di beri nama Pesephone olehnya. Demeter tak pernah sedikitpun menceritakan mengenai Zeus kepada Persephone, dan Demeter pun sangat lega karena Persephone tidak pernah bertanya mengenai ayahnya.

Persephone tumbuh dengan paras yang begitu mempesona. Bau wangi menyeruak keluar dari tubuh Persephone sesuai isi hati sang dewi. Ketika sedang bahagia maka Persephone akan mengeluarkan aroma mawar segar, dan ketika sedang sedih maka dia akan mengeluarkan aroma bunga anyelir dan masih banyak aroma lainnya tergantung perasaan sang dewi.

Seperti sekarang ini, bau wangi terpancar dari tubuh Persephone kecil membuat makhluk di sekelilingnya sangat senang berada di dekat Persephone, bahkan para nimfa kini menjadi teman bermain sang dewi sejak ia kecil bahkan ketika menginjak usia dewasa.

"Ibu, aku mau mencari buah bersama para Nimfa." ucap Persephone meminta ijin pada ibunya. Suatu kebiasaan gadis itu ketika ingin melakukan apapn maka harus melalui ijin Demeter.

"Pergilah, nak." Demeter memberi ijin senyum manis melihat anaknya telah tubuh menjadi seorang gadis dewasa yang amat cantik.

"Persephone, ayo kemari." panggil para Nimfa kepada Persephone berhasil menarik perhatian sang dewi. Persphone menoleh lalu mengangguk menyunggingkan senyum manis berlari kecil menyusul teman-temannya untuk bermain seperti hari-hari sebelumnya.

The Abandoned PrincessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora