part 3

4.8K 302 17
                                    

    Sinar mentari pagi menelusup malu-malu menembus kain gorden putih tipis. Seorang namja manis yang terbaring lemah di ranjang pesakitan perlahan membuka netranya, memiringkan kepalanya, menatap kedua Hyungnya yang masih terlelap di sofa kamar rawatnya. Terlihat raut wajah lelah dari kedua Hyungnya, bahkan Hyung tertuanya masih memakai setelan kantor nya.

    Taehyung dapat menebak, pasti Hyungnya panik ketika mendengar kabar ia di larikan ke rumah sakit hingga tidak sempat untuk menganti bajunya. Seketika rasa bersalah menjalari hatinya.

    "Hyung maafkan aku. " ucap Taehyung lirih. Airmata mulai membasahi pelipisnya. Taehyung mengigit bibir ya untuk menahan isakannya.

    Lama menahan tangis membuat
tenggorokan Taehyung terasa sangat kering, ingin rasanya membangunkan Hyungnya untuk mengambilkan air minum, tapi dia tidak tega membangunkan kedua Hyungnya yang terlihat sangat lelah dalam tidur mereka.

    Taehyung memiringkan tubuhnya, mengerakan tangannya perlahan untuk mengamil air putih di atas nakas di samping ranjangnya. Tapi karena kondisi tubuhnya yang masih sangat lemas, membuat gelas yang sudah di tangannya pun terjatuh dan menimbulkan suara yang sangat nyaring hingga kedua Hyungnya terbangun, kaget.

    "Taehyung!!" pekik Seokjin, Yoongi panik langsung berlari mendekati Dongsaengnya.

    Yoongi dan Seokjin menghela nafas melihat Dongsaeng mereka dalam keadaan baik.

    Yoongi keluar dari kamar Taehyung, memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan pecahan gelas yang berserakan di lantai.

    "Kau haus? Kenapa tidak membangunkan Hyung?" ucap Seokjin lembut dan mengusap surai lepek Dongsaengnya.

    Seokjin menyenderkan tubuh Taehyung di headboard ranjangnya, mengambil air putih dan membantu sang adik untuk minum. Taehyung hanya terdiam menerima perlakuan Hyungnya. Taehyung menundukan kepalanya, merasa bersalah dan malu atas perlakuan kasarnya pada Hyungnya.

    Seokjin yang memperhatikan raut wajah sendu Taehyung pun lantas mengangkat dagu Dongsaengnya, terlihat kedua mata Dongsaengnya yang berkaca-kaca.

    "Ada apa, Saeng?" Seokjin memeluk tubuh kurus Dongsaengnya, mencium pucuk kepala Taehyung dan mengusap-usap punggungnya.

    Taehyung semakin mengeratkan pelukannya, tubuhnya berguncang karna menangis. "Hiks... hiks... maafkan aku Hyung , aku nakal. Tidak pernah mau mendengarkan ucapan Hyung." ucap Taehyung terbata.

    "Sudah jangan menangis. nanti kau sesak lagi." Seokjin perlahan melepas pelukannya.

    Tapi Taehyung enggan melepaskan pelukannya dan justru semakin mengeratkan kedua tangannya, mengunci pinggang Seokjin dan menengelamkan wajahnya di perut sang kakak.

Seokjin mencoba kembali melepaskan pelukan nya. Taehyung langsung mencegah nya. "Jangan hyung, jangan lepas pelukan nya Tetet malu hyung" rengek Taehyung semakin menengelamkan wajah nya yang memerah karena malu.

    Seokjin terkekeh melihat tingkah Taehyung, mengecupi pucuk kepala Dongsaengnya dengan gemas.

    "Mau sampai kapan kau akan terus memeluk Hyung seperti ini? Perutmu harus segera di isi makanan. Kau tidak boleh telat makan."

    Seokjin melepas pelukannya,
mengambil semangkuk bubur hangat yang tadi Perawat antarkan berserta obat-obatan untuk Taehyung minum.

    "Ayo sarapan. buka mulutmu!"

    Taehyung membuka mulutnya, menerima suapan dari Seokjin. namun baru beberapa suap Taehyung sudah kepayahan untuk menelannya,. Terlihat wajahnya yang memerah karena menahan mual.

Protective Brother (discontinew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang