part 11

1.7K 175 31
                                    

Hoseok kembali ke kamar, namun saat itu ia dikejutkan oleh apa yang saat itu terjadi pada Taehyung. Minjae yang mendengar suara pintu terbuka lantas berlari menghampiri Hoseok dengan panik.

"Bos, anak ini hampir mati. Lakukan sesuatu."

Hoseok mendorong kasar wajah Minjae ke samping hingga pria itu limbung. Hoseok segera menghampiri Taehyung yang saat itu meringkuk sembari terbatuk dengan napas yang kembali tak beraturan. Tanpa mengucapkan apapun, Hoseok membalik tubuh Taehyung dan langsung memasangkan masker oksigen untuk membantu menormalkan pernapasan Taehyung. Namun Taehyung makin sulit bernapas ketika pemuda itu menangis.

Satu tangan Hoseok menahan kepala Taehyung dari bawah. Tatapan dingin dan menakutkan itu semakin membuat Taehyung sulit untuk bernapas.

"Jangan menangis, bernapaslah dengan tenang," ucapan lembut yang seharusnya bisa menjadi penghiburan justru membuat Taehyung semakin tertekan.

Pemuda itu terisak, membuat bahunya berguncang cukup keras. Dan Hoseok tahu bahwa jika keadaan Taehyung terus seperti itu, pemuda itu tidak akan mati karena ia siksa, melainkan karena tidak bernapas karena asma pemuda itu kambuh.

Hoseok menempatkan kepala Taehyung ke tempat yang lebih nyaman dan membantu pemuda itu agar bisa bernapas dengan normal. Untuk sejenak, sikap lembut seorang kakak Hoseok kembali.

"Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu. Jangan menangis, kakak-kakakmu sudah menunggu di bawah. Tenang ... ambil napas dengan pelan dan keluarkan."

Taehyung mencoba melakukan apa yang diucapkan oleh Hoseok. Namun bukan berarti ketakutan pemuda itu menghilang begitu saja, meski ada perasaan lega ketika mendengar Hoseok mengatakan bahwa kedua kakaknya tengah menunggu di bawah.

Setelah beberapa saat, napas Taehyung berangsur normal. Tangis itupun terhenti dan hanya menyisakan sedikit isakan yang membuat pemuda itu seperti orang cegukan.

"Sudah merasa baikan?" Hoseok membelai lembut puncak kepala Taehyung.

Taehyung mengangguk lemah. Dia berucap, "H-Hyung ..." terdengar kesusahan.

"Kenapa? Apa yang ingin kau katakan?"

"P-pulang ... aku ingin, pulang."

Hoseok tersenyum lembut. "Tentu saja. Aku akan mengirimmu pulang."

"Sekarang ... a-aku, ingin pulang sekarang."

Hoseok merendahkan tubuhnya. Memposisikan wajahnya tepat berada di atas wajah Taehyung. Senyum itu melebar, namun sangat menakutkan bagi Taehyung ketika senyuman yang semula terlihat begitu manis itu justru berubah menjadi seringaian mengerikan.

"Jangan bermimpi," dua kata yang menyentak batin Taehyung.

Hoseok tertawa pelan sembari menegakkan kembali tubuhnya. Namun tepat setelah pria itu berdiri tegap, tak ada garis senyum yang tersisa di wajahnya. Menatap tanpa perasaan iba.

Hoseok kemudian berucap, "aku bahkan belum memulainya. Sangat membosankan karena aku tidak bisa menyiksamu saat asma sialanmu itu kambuh ... setelah ini, pastikan bahwa asma-mu itu tidak kambuh lagi. Bocah menyusahkan."

Hoseok lantas berjalan menuju pintu dan saat itu Minjae masih berdiri di samping pintu.

"Bos, apa yang harus aku lakukan?"

Hoseok memandang bawahannya itu dengan tatapan tajam. "Bawa anak itu ke vila."

"Eh? Vila? Untuk apa?"

"Lakukan saja dan jangan banyak bertanya."

"B-baik, Bos. Akan aku lakukan."

Hoseok kemudian meninggalkan ruangan itu. Sedangkan di sisi lain, Yoongi dan Seokjin berdiri di samping mobil mereka yang menepi di jalanan yang tidak terlalu jauh dari rumah Hoseok.

Protective Brother (discontinew)Where stories live. Discover now