part 9

2.7K 244 47
                                    

     Hoseok masuk ke dalam kamar mandi tanpa perlu repot-repot membuka pintu karena pintu ruangan itu memang sengaja tidak di tutup. Menjatuhkan pandangannya ke samping, tatapan tajamnya menemukan Taehyung yang duduk meringkuk di lantai sembari memeluk kedua lututnya.

    Hoseok meraih handuk yang menyampir di sana dan berjalan menghampiri Taehyung. Namun semakin dekat langkah Hoseok, maka Taehyung semakin mundur meski ia tak bisa lagi bergerak karena terhalang oleh dinding.

    Sedikit gemetar. Taehyung menyembunyikan wajahnya dari Hoseok ketika pria itu berjongok di hadapannya.

    "Apa ini belum cukup menyakitkan untukmu, Kim Taehyung?" perkataan yang terucap dengan tenang namun tetap terdengar begitu dingin.

    Taehyung tak berani menjawab. Pemuda itu hanya semakin meringkuk dengan tubuh yang gemetar bukan hanya karena takut, namun juga menggigil karena pakaiannya yang basah kuyup.

    "Kau tahu? Aku sedih melihatmu seperti ini ... tapi bagaimana lagi? Aku juga senang bisa membuatmu seperti ini. Kau tahu? setiap hari aku berusaha untuk tidak membencimu, tapi tetap saja ... aku membencimu ketika kau tertawa. Sangat-sangat membencimu."

    Taehyung menangis tanpa suara. Meski perkataan Hoseok tak menunjukkan sebuah kemarahan, tetap saja pria itu sudah menjadi sosok yang mengerikan dalam waktu satu malam di matanya. Dia takut, dan semakin ketakutan ketika Hoseok berada di dekatnya.

    Hoseok kemudian menggunakan handuk itu di tangannya untuk menutupi kepala Taehyung. Dan sesuatu yang mengejutkan bagi Taehyung ketika pria itu mengangkat tubuhnya dengan lembut dan membawanya keluar. Namun meski begitu, Taehyung masih tak berani bertatap muka dengan pria aneh itu.

    Hoseok mendudukkan Taehyung di sebuah kursi yang berada di depan meja belajar. Taehyung menunduk dalam dengan tangan yang saling bertautan terkepal kuat di antara pahanya ketika Hoseok menggunakan handuk di kepalanya untuk mengeringkan rambutnya.

    Taehyung tidak mengerti kenapa sikap Hoseok tiba-tiba berubah. Beberapa waktu yang lalu ia menjadi sosok yang sangat kejam, namun kenapa sekarang tiba-tiba bersikap hangat. Taehyung bingung, namun ia tak berani untuk bertanya.

    Tanpa berucap apapun, Hoseok meninggalkan Taehyung. Berjalan ke lemari pakaian dan tampak memilah beberapa baju yang berada di sana. Taehyung diam-diam memberanikan diri untuk memandang punggung Hoseok. Namun dengan cepat ia kembali menunduk ketika Hoseok berbalik dan berjalan ke arahnya dengan membawa satu setel seragam SMA yang memang ia sediakan untuk Jihoon meski adiknya itu telah lama meninggal.

    Kembali berdiri di hadapan Taehyung. Hoseok menaruh seragam di tangannya ke atas meja. Tak memiliki perubahan di raut wajahnya yang terlihat datar. Tangan Hoseok bergerak menyentuh ujung kaos yang di kenakan oleh Taehyung, dan tanpa berucap apapun, ia melepaskan kaos tersebut dari tubuh Taehyung yang sama sekali tak memberikan perlawanan.

    Bisa di lihat oleh Hoseok, tubuh kurus pemuda di hadapannya itu. "Kenapa kau sangat kurus? Apa kakak-kakakmu itu tidak pernah memberimu makan?" Masih terdengar begitu dingin.

    Hoseok meraih kemeja seragam di atas meja dan memakaikannya pada Taehyung. Merasa kesulitan, Hoseok lantas menarik kasar lengan Taehyung dan membuat pemuda itu berdiri.

    Taehyung takut, dan hal itulah yang membuat isakan kecil keluar dari mulutnya meski ia sudah mencoba menahan sekuat tenaga. Bagaikan orang dungu, Hoseok tak memberikan respon apapun dan tetap mengganti pakaian Taehyung dengan seragam sekolah yang telah ia siapkan. Selesai dengan kemeja dan celana. Hoseok mengenakan Blezer sekolah pada Taehyung dan kembali mendorong bahu pemuda itu agar duduk kembali.

    Taehyung mengusap kasar wajahnya ketika Hoseok kembali meninggalkannya.

   "Hyung ... aku takut ... aku ingin pergi dari sini ..." batin Taehyung dengan tangis yang coba ia tahan sekuat tenaga meski terasa begitu sulit.

    Hoseok kembali dengan membawa sepasang sepatu berwarna putih. Pria itu menjatuhkan satu lututnya di hadapan Taehyung dan kemudian memasangkan kaos kaki pada kedua kaki Taehyung, di susul oleh sepasang sepatu yang sangat pas di kaki pemuda itu. Terlihat sangat telaten meski wajahnya tetap sedingin sebelumnya.

    Taehyung semakin terisak ketika ia tak mampu menyuarakan isi hatinya. Dan apa yang kini di lakukan oleh Hoseok ketika melihat pemuda di hadapannya itu mati-matian menahan tangisnya?

    Yang di lakukan oleh pria itu hanya menatap wajah Taehyung. Dan posisinya yang lebih rendah dari Taehyung saat ini, membuatnya mampu dengan leluasa melihat wajah Taehyung yang tertunduk dalam dan menangis dengan mata yang tertutup rapat.

    Hoseok bergumam, "kau sangat lucu jika seperti ini." Hoseok kemudian mengangkat tangan kirinya dan menggunakannya untuk menangkup rahang kurus milik Taehyung.

    Dia kembali berucap, "begini saja, jangan tersenyum atau aku akan membencimu ... aku lebih suka melihatmu menangis seperti ini, mengerti, kan?"

    Hoseok menarik tangannya kembali dan beranjak berdiri. Ia kemudian mengangkat tubuh Taehyung. Membawa anak itu menuju ranjang dan membaringkannya.

    Taehyung segera membelakangi Hoseok dan meringkuk. Menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah karena menahan tangisnya dalam waktu yang lama.

    "Hyung ..." Begitu lirih dan menyayat hati. Namun hal itu masih tertangkap oleh pendengaran Hoseok.

    Hoseok kemudian membenahi selimut pemuda itu dan ikut berbaring di sana. Menarik selimut hingga menutupi pinggangnya, ia kemudian membalik tubuh Taehyung dengan paksa. Menyusupkan lengannya di bawah kepala Taehyung.

    Satu tangan Hoseok yang terbebas menarik selimut hingga menutupi bahu Taehyung sebelum memeluk tubuh kurus dengan bahu yang berguncang itu.

    "Jika ingin bicara, bicara saja. Tidak ada yang melarangmu."

    "Aku ... aku ingin pulang, Hyung ..."

    Sudut bibir Hoseok terangkat menjadi seulas senyum miring. "Pulang kemana? Ke tempat ibumu, atau ayahmu?"

    "Maaf ..."

    Hoseok terkekeh, mengangap suara tangis Taehyung merupakan sebuah lelucon yang sempurna. Dia mendekap tubuh Taehyung dan menempelkan dagunya pada puncak kepala Taehyung.

    Dengan tatapan dingin yang masih di selimuti oleh kebencian. Hoseok kembali berucap, "menangislah. Jika kau berhenti menangis ... aku akan membunuh kedua kakakmu itu agar kau mau menangis lagi."

    Tangis Taehyung semakin menjadi. Namun sedikit tersamarkan ketika ia membekap mulutnya sendiri di dalam dekapan Hoseok. Sudut bibir Hoseok kembali terangkat hingga kelopak matanya menutup beriringan dengan air mata yang perlahan meloloskan diri dari sudut matanya.

    Dia lantas membatin, "kau lihat Jihoon ... Hyung membalas ketidakadilan yang kau dapat. Jangan khawatir ... Hyung tidak akan mengecewakanmu. Hyung merindukanmu, adik kecilku..."

TBC

Protective Brother (discontinew)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt