6 | All is Found

6.7K 1.1K 1.5K
                                    

💎💎💎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💎💎💎


Ayo ramaikan komentar in line, saudaraku. Bacotin dong ah, apa gak menarik sampai kalian males ngetik?

Aku suka dispam berlian, tapi lebih suka dibacotin dan baca komentar kalian. Yuk, ringankan tangannya. Mari kita kerjasama 😘

Jadi setelah banyak sekali memeriksa berkas masuk hari ini, dan mengetahui bahwa kunci dari itu semua adalah masalah teknis pengiriman bahan baku dari Afrika hingga ke Factory, dengan akurasi data yang harus selalu diawasi baru kemudian memulai produksi dan sertifikasi. Secara teknis, tambang berlian mereka alias perusahaan induk atau Diamanta Mahera di Catoca sana akan mengirim beberapa ratus karat berlian mentah alami siap olah.

Lalu pengawasan dilakukan dengan memeriksa data yang masuk dan menyesuaikan data dengan ketersediaan bahan baku yang datang. Namun setelah melalui proses produksi, tidak semua input ini akan balance dengan output karena adanya proses sertifikasi di laboratorium.

Untuk bulan ini, seratus dua puluh ribu karat bahan mentah masuk menjadi data input sementara yang menjadi output hanya seratus ribuan saja karena banyaknya berlian yang tidak layak uji dan tidak pantas menyandang nama ‘N Diamant untuk dipasarkan. Beberapa puluhnya lagi masih bertumpuk dan belum disentuh oleh tim produksi.

“Mana Ale?” tanya Varrel pada kakak kandungnya yang tiba-tiba saja sudah duduk di kursi sebelah dengan membawa rangkaian bunga setengah jadi.

“Tidur,” jawabnya datar. “Mau ngapain coba Om nya ke sini juga dia dicuekin terus? Kamu sibuk aja sama laptop.”

Varrel meringis, mengingat keponakan kecilnya itu tadi sangat bersemangat sekali minta diterbangkan seperti burung elang, dan yang ia katakan hanya, tunggu sebentar, lalu Ale tiba-tiba sudah pergi tanpa sempat ia sadari dan tidak menunggunya lagi.

Tunggu, kenapa analogi ini mengingatkannya pada seseorang?

“Kak,” panggil Varrel pada kakak kandungnya itu. Seorang ibu beranak satu sekaligus pebisnis gaun pengantin sukses di usianya yang masih muda. “Aku ketemu Ipeh.”

Pergerakan di sekitar seolah berhenti, saat Kak Vio menghentikan gunting bunga yang memotong lurus tunas kecil dan tergamam mendengar ucapannya barusan. Ia berdeham sebentar lalu mendongak dari bunga-bunga itu.

“Dia sehat?” tanyanya.

Varrel mengangguk.

Feel better?” lanjutnya lagi. “Kamu maksudnya.”

No.” Varrel menggeleng. “Dia berubah.”

Wanita itu mengeluarkan suara decak kecil dari bibir dan sibuk menggunting bunga-bunganya lagi, merapikan dan menyusunnya dengan model yang tidak Varrel ketahui.

All is Found ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang