8 | Signal 2

6.7K 1.1K 2K
                                    

💎💎💎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💎💎💎

Ps. Ayo semangat komen in line! Di balik kerajinan kalian ada yang semangat buat Up marathon nih! Semangat!

💎💎💎

Setelah jam kerjanya berakhir pukul lima sore, Varrel bergegas keluar dengan menuruni anak tangga yang menghubungkan setengah lantai ruang eksekutif menuju lobi.

Sore itu kantor mulai dalam keadaan sepi, hampir tidak ada yang lembur, mungkin berbeda jika ia mampir ke factory. Karena setahu Varrel, anak-anak buahnya itu mendapat tekanan tinggi untuk bisa memproduksi lebih banyak bulan ini. Mengejar ketertinggalan mereka dan memenuhi permintaan yang masuk.

Dan ketika ia baru saja akan mendorong ke luar pintu lobi, seseorang berjalan terburu-buru untuk menyerobot masuk. Varrel berhenti bergerak karena terinterupsi dengan orang yang baru saja melewatinya itu, ada wangi buah yang samar dan familiar tercium di udara, seperti wewangian jas-jas mewah di lemari apartemennya.

“Athifah?” panggilnya, ketika orang tadi berhenti—seolah menyadari sesuatu yang tertinggal, dan berbalik untuk menatapnya. “Bukannya di Penang hari ini? Kenapa udah pulang?”

Dia berdeham gelisah sambil menatap ujung sepatunya sendiri.

“Mau ngapain ke kantor sesore ini?” tanya Varrel lagi.

“Ada yang ketinggalan dan harus diurus cepat.”

“Oh, gitu. Ya udah.”

Varrel berniat untuk memutar tumit dan kembali meneruskan perjalanannya agar cepat sampai di factory dan mengawasi sekaligus memberi semangat juang pada para pekerja di bagian produksi untuk lembur hari ini, juga menemui Jinan Daraha dan tim perancang perhiasan yang marah-marah tadi siang karena rasa cemburu tidak beralasan, merasa dianaktirikan.

“Ma ... mau ke mana?”

Sampai suara getir Athifah membuatnya berhenti dan berbalik arah.

“Mau ke factory,” jawab Varrel jujur. “Ngawasin tim overtime sama orientasi ke workstation Forger. Abang belum ketemu sama tim desain perhiasan yang jadi bagian di divisi ini.”

“Jinan?” tanyanya, seolah sudah sangat mengenal orang itu. Athifah menaikkan sebelah alis dan berdiri dengan dagu terangkat sambil menatapnya lurus-lurus.

Varrel mengangguk dengan gugup.

Kenapa posisinya seperti sedang diinterogasi istri pertama untuk pergi mengunjungi istri kedua?

All is Found ✔Where stories live. Discover now