6. Praduga

3.9K 255 1
                                    

Happy Reading



Alfian POV

Makan siang hari ini adalah yang terspesial. Karena ditemani oleh sosok gadis pujaan hati. Banyak canda tawa kami tularkan satu sama lain. Aku kira setelah membahas "calon istri" tadi, Rani bakal tersinggung, ternyata tidak. Satu sifat yang baru kuketahui. Rani akan berubah menjadi gadis cerewet kalau sudah akrab.

Ngomong-ngomong tentang Rani, dia waktu SMA sangat pendiam. Tidak seperti teman-temannya yang lumayan akrab denganku. Rani hanya membuka suara dengan teman-teman dekatnya saja. Karena itu, dulu saat SMA kami seperti dua orang asing yang masuk organisasi yang sama. Sakit banget dianggap orang asing oleh orang yang kita suka.

Jarang sekali aku dan Rani terlibat obrolan yang panjang. Paling cuma bertegur sapa. Maka dari itu kalau dengan ia, aku agak segan.

Di sela obrolan kami, tiba-tiba ada notifikasi muncul di handphonenya.

"Siapa Ran?" tanyaku.

"Ini mantan murid ku les, ada film baru dan dia heboh mengajak nonton," jelasnya tanpa kuminta.

"Mantan murid?". Jujur aku bingung dengan penjelasannya.

"Iya, mantan murid yang sudah ku anggap adik. Ehmm gini, jadi selama kuliah aku ada kerjaan sampingan ngajar les anak-anak tetangga. Nah, ini anak sekarang udah mau naik kelas 11, tetapi dari dulu memang kita dekat". Jelasnya yang melihat keterbingunganku.

"Oh...."

Tak terasa jam makan siang sudah hampir habis dan kita bergegas kembali ke kantor. Rani ikut, karena masih harus mengurus seragam yang akan dia pakai dan berkenalan dengan tim satu staf nya yang aku pimpin.

Ketika aku kembali setelah membayar makanan, ternyata Rani sedang menerima telepon dari seseorang.

".......sayang, insyaa Allah aku usahain besok bisa".

"......."

"Iya cateringnya temenku, dijamin rasanya enak dan murah hahahaha".

"......"

"Iyalah kamu harus percaya dong sama aku, oh ya dekornya gimana? Itu penting lho".

"....."

"Iya, besok survey pagi aja ya, biar nggak kepanasan,"

"......."

"Yaudah kalau gitu, aku tutup teleponnya ya Mas. See you tomorrow".

"......."

Yang aku tangkap dari percakapan tersebut, ada catering dan dekor. Jadi, dapat disimpulkan kalau Rani sudah memiliki kekasih atau malah calon suami?

Pantas saja tadi saat ku singgung tentang "calon istri" dia terlihat tidak terlalu tertarik, ternyata sudah punya calon. Pupus harapan ku untuk memilikinya. Cintaku bertepuk sebelah tangan.  Oke, mulai sekarang aku harus menjauhinya. Karena ada yang berkata "jangan mendekati pinangan saudara kita," ya kurang lebih seperti itu.

"Udah Mas? Kok malah bengong di situ?" panggil Rani membuyarkan lamunanku.

"Iya, udah. Ayo balik".

Sebaik mungkin aku memasang wajah datar agar tak tergoyahkan imanku. Sekembalinya ke kantor, ia langsung ku serahkan di bagian seragam lalu ke ruangan staf divisinya.

"Oke, kamu boleh pulang. Jangan lupa Senin harus stand by jam 7 pagi," jelasku masih tanpa ekspresi.

"Baik Pak, kalau begitu saya permisi," pamitnya yang hanya ku balas anggukan.

Cintaku Seorang Akuntan [TERBIT]Where stories live. Discover now