9. Ikhlas itu Melepaskan (2)

3.3K 239 7
                                    

Ikhlas itu Melepaskan
Ikhlas tidak hanya diucapkan, namun juga di tindaklanjuti yaitu dengan melepaskan. Positif thinking aja, mungkin Allah menyiapkan sesuatu yang lebih indah.

~Maharani Ardhiyanti Putri~

Happy Reading

Mas Ari POV

Memang sengaja aku meminta Alfian pulang dengan alasan pekerjaan. Pikirku,  kalau langsung di jelaskan tentang kondisi Bapak yang masuk rumah sakit, pasti Alfian panik dan nekad pulang saat itu juga.

Setelah tau posisi keberadaannya di Tawangmangu, aku semakin yakin dengan keputusan untuk menyembunyikan kebenarannya. Karena medan jalan daerah Tawangmangu terlalu berbahaya jika berkendara dengan keadaan panik, di malam hari pula.

Jujur saja, aku syok saat diberitahu Ibu kalau Bapak pingsan dan masuk Rumah Sakit. Apalagi yang aku tahu, Alfian sepertinya sedang ada acara di luar rumah. Dan posisiku saat itu sedang ada di Semarang untuk menghadiri pernikahan sepupu Ara, istriku.

******

Hari itu benar-benar hari yang melelahkan untuk Alfian. Tetapi mau bagaimana lagi, semua itu sudah takdir.

Sampai pagi ini, Alfian masih setia di samping Bapaknya yang belum menunjukkan tanda-tanda sadar.

"Ian, makan dulu nak. Kita gantian jaga Bapak," suruh Ibu Alfian.

"Nanti Bu, aku masih mau jaga Bapak" keukeuh Alfian.

"Kesehatan mu juga lho, Bro. Makan dulu sana," suruh Mas Ari.

Tanpa membalas, akhirnya Alfian beranjak dari tempatnya dan menuju kantin.

Di kantin, Alfian pun hanya memesan kopi dan memakan sepotong roti tanpa minat. Tubuh dan pikirannya sangat lelah.

Sekembalinya Alfian ke kamar rawat, ternyata Bapak sudah siuman.

"Pak....." panggil Alfian.

"Bapak nggak apa-apa dek, nih buktinya Bapak udah bercandaan sama Ibu," hibur Bapak yang tampak bersemangat meskipun Alfian tahu kondisi Bapak masih lemah.

Bapak memang selalu memanggil Alfian dengan sebutan "dek" dan memanggil Mas Ari dengan sebutan "Mas".

Keduanya berlanjut mengobrol hingga pintu kamar dibuka seseorang. Ternyata Mas Ari yang datang.

"Ian, hari ini ada kesibukan nggak?" tanya Mas Ari yang hanya dibalas gelengan oleh Alfian.

"Kalau nggak, aku mau minta tolong,".

"Minta tolong apa, Mas?"

"Jemput Ara sama Rayhan di stasiun, soalnya aku mendadak ada meeting dan nggak bisa ditinggal, gimana?" pinta Mas Ari.

"Oke, jam berapa?"

"Jam sepuluh, ini kunci mobilnya. Nanti biar motor kamu, aku yang bawa".

"Yaudah kamu pulang dulu aja dek, bersih-bersih badan, biar fresh lagi," suruh Bapak.

"Yaudah aku balik ya, kalau ada apa-apa langsung kabari ya, Bu," pintaku kepada Ibu.

Bergegas aku pulang, agar bisa menjemput kakak ipar serta keponakanku itu.

Di rumah pun aku hanya mandi dan berganti pakaian. Langsung ku tancapkan mobil Mas Ari menuju stasiun.

Sesampainya di stasiun, aku langsung menghubungi Mbak Ara.

"Hallo......iya Ian?"

"Dimana Mbak?"

"Masih di kereta, dikit lagi sampai kok. Kamu udah di stasiun?"

Cintaku Seorang Akuntan [TERBIT]Where stories live. Discover now