7. Sepupu bak Kekasih

3.5K 257 3
                                    

Happy Reading


Keesokan harinya, Rani menepati janjinya untuk bertemu kakak sepupunya. Mereka berencana membuat acara ulang tahun keluarga besar mereka. Sebenarnya acara itu masih akan dilaksanakan bulan depan, tepat di tanggal ulang tahun keluarga besar mereka.  Tetapi sebagai sie acara, Rani dan Valen (kakak sepupu Rani), harus bekerja terlebih dahulu. Membuat konsep acara hingga survey di beberapa villa.

Rencananya, keluarga besar mereka akan menginap di villa daerah Tawangmangu, Karanganyar. Mereka memilih konsep menginap,  agar tercipta suasana yang berbeda dari acara-acara ulang tahun sebelumnya. Maka dari itu, hari ini Rani dan Valen akan melakukan survey ke lokasi villa tersebut sekaligus mengurus cateringnya. Konsep awal memang mereka memilih catering agar anggota keluarga tidak repot harus menyiapkan makanan sendiri.

"Pagi Bulek, Rani nya ada?" sapa Valen kepada Mama Heni.

Karena Mama Rani adalah adik sepupu dari Ayah Valen, jadinya dipanggil dengan sebutan "Bulek" atau bahasa Indonesia nya "Tante".

"Lagi siap-siap di atas Len. Itu anak kalau siap-siap pasti lama. Bentar, Bulek panggilkan dulu".

"Udah biasa Bulek, nunggu Rani kayak nunggu jodoh, lama," lawak Valen yang dibalas kekehan Mama Yanti.

"Kak........udah ditunggu Valen, cepetan," teriak Mama Yanti.

Selang beberapa menit, akhirnya Rani turun. Penampilan Rani kali ini sedikit santai, hanya memakai kaos berwarna merah, celana jeans hitam dan jilbab yang senada dengan celananya. Dan kali ini tidak ada sepatu fantovel, melainkan sepatu sneakers. Tak lupa, Rani juga memakai jaket, karena di daerah Tawangmangu itu pegunungan dan sudah dapat dipastikan kalau suhu di sana lebih dingin.

"Cepet banget sih Mas, janjian jam sembilan datangnya jam setengah sembilan," tegur Rani sambil terkekeh.

Ya itulah Valen, selalu menjemput Rani setengah jam sebelum waktu janjian mereka. Karena pernah dulu, mereka janjian dan Valen datang tepat waktu, ternyata Rani masih bergelung dengan kasurnya.

"Kan lebih cepat lebih baik, yaudah sekarang aja yuk, keburu siang sampai sananya," ajak Valen.

Setelah berpamitan kepada Mama Yanti, mereka langsung bergegas pergi.

Di tengah perjalanan mereka selalu ngobrol dan bersenda gurau.

"Ran, beli bensin dulu ya. Takutnya nanti habis ditengah jalan kan nggak lucu".

"Iya, aku mah tinggal ngikut supir ya, hahahaha," canda Rani.

"Sialan, emang aku supir kamu hmmm?" gerutu Valen.

"Mas Valen ku nggak boleh berkata kasar ya, nanti aku aduin sama Pakdhe lho," ancam Rani.

"Kan......mainnya ngancem, nggak asyik kamu Ran, hufttt".

Seketika, kedua insan itu tertawa terbahak-bahak, sampai ada orang sesama pengendara melihat dan memperhatikan Rani dan Valen.

"Mas, Mbak, kalau mau pacaran jangan di sambil berkendara," kata pengendara tersebut.

"Kita dikira pacaran ya Mas?" tanya Rani kepada Valen.

"Gila.....gila...gila.......gimana jadinya aku pacaran sama cewek cerewet kayak kamu, hahahahaha," canda Valen yang langsung dihadiahi pukulan keras dipundak oleh Rani.

"Ran, jangan kasar dong. Sakit tahu," keluh Valen.

"Abis kamu tuh, aku nggak cerewet yaa," bela Rani.

"Iya nggak cerewet, cuma banyak bicara aja," Valen tidak menyerah begitu saja.

"Bodo Mas, terserah kamu, sebahagiamu aja". Rani lebih memilih mengalah daripada berdebat dengan Valen  sepanjang jalan.

Cintaku Seorang Akuntan [TERBIT]Where stories live. Discover now