Maaf Mama, Aku Memilih Bunda

4.1K 438 79
                                    

Maaf Mama, Aku Memilih Bunda

#Tentang_Erick

Part 11

Hari terus berjalan seperti seharusnya, aku tidak bisa terus larut dalam kesedihan. Sekolah telah menanti, kelas dua SMA sebentar lagi sudah tujuh belas tahun. Dan aku harus menepati janjiku pada Mama, untuk jadi anak baik.

Sudah satu bulan aku duduk di kelas dua SMA, kali ini aku masih sama-sama dengan Bayu. Walaupun kami nakal tapi guru-guru memperhatikan nilai kami, nilai dan prestasi saat SMP. Akhirnya setelah ikut beberapa test dari para guru, aku dan Bayu masuk di IPA. Kami mulai disibukkan dengan kegiatan sekolah. Terlebih teman sekolah Mama, Bu Susi sangat memperhatikan kami.

Setiap hari ada saja yang dikerjakan, walau aku dan Bayu paham kalau tujuan Bu Susi baik, hanya ingin kami tidak tersesat. Bahkan kami diajak masuk team basket, tapi aku dan Bayu menolak, rasanya kami tahu anak-anak itu tidak akan senang. Akhirnya kami memilih band sekolah, Pak Anung guru kesenian kami tentu sangat senang karena tahu, Bayu jago gebuk drum sementara aku pemain bass.

Di kelas dua ini, aku menikmati sekolahku, hubungan dengan Papa dan Bunda semua baik, komunilasi kami lancar. Di tengah kesibukan Papa masih sering sempatkan waktu mengajakku ngobrol. Bunda pun memberiku kepercayaan penuh, walau pernah menemukan sebatang rokok, tapi tidak melapor ke Papa, hanya memberi peringatan agar aku tidak merokok lagi.

Sementara Bayu mungkin saat ini ada di titik terendahnya, kontrak ibunya habis, dan pulang dengan perut yang sudah besar. Sudah pasti dia sangat malu, dengan seijin Papa dan Bunda, aku mengajak Bayu tinggal denganku, buatku Bayu sudah seperti saudara, dan Papa paham itu.

Hari sabtu, kami libur, tapi ada kegiatan latihan di sekolah. Berhubung mau ikut lomba pentas seni, jadi kami giat berlatih. Dian vokalis, aku di bas, Bayu di drum, Kai di melodi, Andre di ritem dan Ajeng dia main biola. Tiap sabtu biasanya kami akan latihan jam sepuluh sampai jam satu.

Berhubung mau lomba, hari itu kami mulai agak siang jam satu dan selesai jam lima sore. Empat  jam kami latihan, akhirnya kami pulang, Andre dan Dian pakai satu motor, Kai dengan Ajeng dan aku dengan Bayu.

Sebenarnya ulang tahunku masih minggu depan, tapi mereka minta traktir, akhirnya masuk salah satu restoran cepat saji. Kami memesan makanan, di seberang, tampak anak-anak STM yang terus memandang ke arah Dian dan Andre. Perasaanku sudah tidak enak ini pasti ada yang salah.

Melihat Andre yang santai, Bayu dan Kai pun tidak peduli, aku pun  berusaha santai. Tapi Dian tampak gelisah, sekali lagi aku hanya diam. Akhirnya kami selesai, Kai dengan Ajeng beda arah, mereka pun berpisah dengan kami. Sementara aku dan Bayu, satu arah dengan Dian dan Andre.

Sampai di salah satu jalan yang lumayan sepi, tiba-tiba kami sudah dikepung beberapa motor,mungkin ada delapan motor, aku tahu mereka anak-anak STM yang tadi. Otomatis kami langsung rem mendadak, tanpa aba-aba mereka menyeret Andre dan Dian.

"Kamu, dasar perempuan jalang!" teriak cowok dengan pakaian bergaya metal itu. Aku tahu dia bukan anak STM, Dian tampak ketakutan dan berkali-kali minta maaf pada cowok bernama Jabrik itu.

"Bang, lepasin dia, aku ikuti apa kemauan, Abang. Sekarang juga," tangis Dian memohon. Tapi Jabrik dan teman-temannya tak peduli, mereka langsung memukul Andre tanpa ampun.

Tentu saja aku dan Bayu yang memang punya kemampuan berkelahi, langsung menyerang mereka. Tanpa ampun aku dan menghajar walau sedikit kewalahan karena mereka main keroyok. Sampai akhirnya salah satu dari mereka mengeluarkan sangkur. Tentu saja aku dan Bayu langsung hati-hati.

Anak yang memegang sangkur itu membabi buta asal tebas saja, ternyata bukan hanya dia, beberapa anak memakai kenuckle, dan itu sangat menyulitkan kami. Perlahan aku melihat darah mengucur dari bibir Bayu, kemudian Andre tumbang. Aku masih berusaha memukul tapi lenganku tiba-tiba sakit, pandanganku kabur. Hanya Bayu kulihat sudah ada di depanku, dan suara sirine yang meraung-raung. Aku tidak bisa mendengar apa-apa lagi.

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Feb 28, 2020 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Maaf Mama, Aku Memilih BundaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora