[ 7 ]: Passed

3.4K 402 61
                                    

Suasana cukup ramai saat keempat orang itu menginjakkan kakinya pada salah satu pusat perbelanjaan besar di kota Bangkok. Krist menggendong Kei menggunakan m-shape sayangnya putra keduanya tertidur, hingga Krist menutupi kepalanya Kei menggunakan tudung gendongan yang di kenakannya. Sementara tangan Krist lainnya menggenggam Rieyu, tak lupa ia membawa tas kecil perlengkapan Kei.

Singto yang berada di sampingnya hanya menggelengkan kepalanya melihat betapa reportnya Krist, ia mengambil perlengkapan Kei dan menggenggam tangan Rieyu, menuntunnya untuk pergi menjelajah tempat ini.

Rieyu sudah bergerak ke sana kemari tak tenang, sembari menatap toko-toko yang menjual banyak barang di sekitarnya. Ia hanya anak kecil berumur 5 tahun yang terlihat benar-benar polos sekarang dan selalu bertanya pada Ayahnya tentang hal baru yang ia temui.

"Daddy itu bacaannya apa?"

"Lain kali Rieyu harus membacanya sendiri."

"Tapi-tapi Rieyu tidak bisa membacanya Daddy."

"Lalu sampai kapan ingin bertanya pada orang lain? Kau harus belajar mulai sekarang."

Bibir Rieyu mengerucut kesal mendengar penuturan ayahnya, lalu menarik-narik lengan pakaian Krist sembari memasang wajah memelasnya.

"Papa...,"

"Apa, sayang?"

"Daddy nakal."

"Kapan Daddy pernah seperti itu. Daddy hanya menyuruhmu untuk belajar membaca."

"Tapi Rieyu tidak mau," Anak itu melipat kedua tangannya di dada, seolah tengah merajuk, membaca dan menulis itu membuat Rieyu pusing, "Papa, tidak apa-apakan Rieyu tidak bisa membaca?"

Krist menggelengkan kepalanya, "Tentu tidak, Daddy benar Rieyu harus belajar membaca mulai dari sekarang."

Anak itu menampilkan wajah muramnya yang lucu karena tak ada satu orang pun membelanya. Ia menatap Kei yang tertidur dengan sedih.

Melihat hal itu Krist mengusap surai kecoklatan anaknya. Ia benar-benar terlihat seperti Singto jika seperti ini, menampilkan wajah kesalnya dan tak mau menatap siapapun, seolah mengisyaratkan pada semua orang kalau ia tengah merajuk.

"Tapi phi Sing jangan terlalu keras padanya, dia bahkan baru masuk taman kanak-kanak."

"Daddy, beli ice cream."

Tangan Rieyu menunjuk-nunjuk tempat yang tak jauh dari pandangan matanya, ia melihat gambar ice cream raksasa yang tertempel pada dinding di sebelah pintu kaca transparan. Jadi itu pasti toko ice cream.

"Nanti, Daddy harus membeli sesuatu dulu atau kalian bisa ke sana lebih dulu, nanti Daddy akan menyusul."

"Kau mau kemana?"

"Ada beberapa keperluan Rieyu yang harus aku beli dan juga...," Singto tak melanjutkan ucapannya ia menatap sosok kecil yang berada di dalam gendongan Krist.

"Kei? Jika seperti itu aku ikut."

"Tapi Papa, Rieyu ingin Ice Cream."

"Setelah kita selesai membeli yang kalian berdua perlukan, baru kita akan ke toko ice cream lagipula ini masih terlalu pagi untuk sesuatu yang manis."

Bibir Rieyu mengerucut akan tetapi tetap menuruti apa yang Krist inginkan. Ia menggandeng jari Krist dan Singto, sebelum mengikuti kedua orang tuanya yang sudah melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu.

 Ia menggandeng jari Krist dan Singto, sebelum mengikuti kedua orang tuanya yang sudah melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Shades Of Gray [ Peraya ]Where stories live. Discover now