Ending

4.1K 344 137
                                    

Rintik-rintik air hujan membasahi permukaan tanah disekitarnya, ada sesosok pria dari kejauhan menembus derasnya derai hujan menggunakan payung birunya, ia menampakkan kakinya pada jalanan yang lembap dan becek mencoba untuk memasuki rumah sederhana pada pinggiran kota, begitu membuka pagar ia menemukan sosok lain tengah duduk sembari memeluk lututnya sendiri, sembari menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangannya, pria tersebut mendudukkan diri pada lantai rumahnya yang kotor, punggungnya terlihat bergetar, hingga mau tak mau ia berlari ke arahnya, meletakkan payung itu begitu saja dan mencoba untuk memeluk sosok tadi.

"Kit, kenapa kau ada di sini?" Krist mengusap bahu sang Adik yang terasa cukup dingin, "sejak kapan kau di sini?"

"Phi Krist...."

"Heummm, ada apa? Katakan pada Phi."

"Aku akan kembali ke Wina, aku tidak mau lagi ada di sini."

"Kembali? Kau sudah ingat semuanya?"

Anggukan dikeluarkan oleh sosok itu, hingga Krist mencoba untuk menarik Adiknya untuk bangkit, membawa Kit untuk masuk ke dalam karena udara luar sangat dingin, ia ingat Kit meneleponnya tadi padahal harusnya adiknya tak tahu nomor ponselnya, apalagi begitu Kit mengirimkan pesan padanya agar Krist pergi ke tempat ini. Hanya saja sewaktu Krist ingin menarik Kit, tidak sengaja ada sesuatu yang jatuh ke lantai, dengan cepat Krist memungut kertas putih itu, tetapi Kit merebutnya, tak membiarkan sang Kakak untuk melihatnya.

"Apa itu?"

"Bukan apa-apa."

"Tidak mungkin jika itu bukan apa-apa. Kenapa kau panik seperti ini. Berikan itu padaku."

Kit menggelengkan kepalanya, ia menyembunyikan kertas itu tak mau memberikannya pada Krist, hingga dengan paksa Krist merebutnya, ia merasa ada yang tidak beres di sini, meskipun setelah mendapatkannya ia tercengang, bahkan kertas itu jatuh seketika dari genggamannya. Ia menatap Adiknya dengan penuh tanda tanya.

"Siapa?"

Hanya saja Kit hanya diam, tak mau menjawab apa yang Krist tanyakan, membuatnya mencoba menormalkan ekspresinya, ingin bertanya baik-baik pada Adiknya, percuma jika ia menggunakan nada tinggi Kit bukannya akan menjawab ia akan semakin menutup diri. Ia menuntun pria itu untuk masuk, sebelum berbisik pelan.

"Apa Phi Singto? Jika iya dia katakan, jangan diam."

"Bisa kita tidak membahas ini?"

"Tidak bisa. Aku tidak bisa hanya diam, bukan? Benarkan itu Phi Singto? Sudah sejauh itu? Kenapa saat aku bertanya padamu kau tidak mengatakan apapun padaku?"

"Dia tidak menginginkan aku. Jadi lebih baik jangan membahas tentang ini."

"Tidak menginginkan maksudnya? Dia tidak mau bertanggung jawab?" Krist langsung ingin menarik Kit yang hanya duduk diam di sana, "ayo, kita temui dia. Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Bagaimana pun dia harus bertanggung jawab, tidak peduli dia menginginkanmu atau tidak."

"Aku tidak mau."

"Kit!"

"Dia tidak menginginkan aku! Dia tidak mau aku berada di sisinya! Dia bilang ini kesalahan! Semuanya itu kesalahan! Jika kau jadi aku apa kau akan mengemis padanya, untuk tetap bersamaku? Tidak. Aku benci bersikap seperti itu."

"Lalu?"

"Aku ingin pulang."

"Kau sudah ingat semuanya bukan? Tetap di sini dan bersamanya. Aku akan bicara padanya. Kami sudah berpisah, kau bisa bersamanya."

"Bukankah dia tidak tahu?"

"Jika seperti itu kenapa kau tidak memberitahu dia?"

"Mengatakan hal buruk tentangmu? Tidak. Aku bukan pria seperti itu."

The Shades Of Gray [ Peraya ]Where stories live. Discover now