[ 21 ]: Remember - Towards The End

3.5K 308 131
                                    

Deringan ponsel menginterupsi seseorang yang tengah berbaring di atas tempat tidurnya, sosok itu membuka matanya perlahan sembari merabakan tangannya pada nakas mencoba untuk mengambil benda persegi yang tergeletak di atas sana. Kit memosisikan dirinya sendiri untuk duduk, seraya menatap layar ponselnya, tercetak nama seseorang di sana. Kedua sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman, sebelum menjawab panggilan telepon yang tertuju padanya.

"Ya. Ini aku. Heumm, aku akan ke sana nanti."

Hanya itu yang Kit katakan, sebelum menutup panggilan telepon miliknya, ia mengusap surainya yang berantakan kebelakang, lalu menundukkan kepalanya, embusan napas berat keluar dari kedua sudut bibirnya kini, sosok itu bangkit dan melangkahkan kakinya dengan perlahan ke arah kamar mandi. Mungkin ia bisa berendam air hangat untuk menghilangkan penat tubuhnya.

Ia menatap ke arah cermin dan mendapati sosok pria yang terlihat menyedihkan untuk dirinya lihat. Kenapa ia merasa terpuruk hanya karena seorang pria yang jelas-jelas bukan miliknya?

Meskipun beberapa kali ia mencoba untuk mengatakan pada dirinya sendiri, ia tak apa-apa dengan keadaan ini, tetapi ternyata ucapan saja tak bisa membuat keadaan lebih baik, jika tidak ada tindakan. Ia hanya ingin bangkit dari situasi tidak masuk akal yang menimpanya. Kit benci ketika dirinya harus menangis dan tidak bisa mengubah segalanya, seperti yang dirinya inginkan.

Jemarinya membuka keran air, menadahi cairan bening yang mengalir dari sana untuk membasuh wajahnya. Percuma ia hanya bersikap seperti ini. Toh, tidak ada yang mengerti perasaannya sama sekali.

Kedua kakinya melangkah gontai keluar dari ambang pintu kamarnya, ia menjadi takut pada keadaan beberapa hari ini, terlalu takut untuk melangkah keluar dan mendapati hal yang mungkin akan mengusik pikirannya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua kakinya melangkah gontai keluar dari ambang pintu kamarnya, ia menjadi takut pada keadaan beberapa hari ini, terlalu takut untuk melangkah keluar dan mendapati hal yang mungkin akan mengusik pikirannya lagi. Hanya kata belum siap yang terlintas pada pikirannya, tidak ada hal lain lagi. Bagaimana jika dirinya melihat sesuatu yang Kit tak ingin ketahui?

Ia belum siap pada perubahan, sedikit hal saja membuat hatinya merasa sakit. Apa yang dirinya banggakan ternyata bukan miliknya, ia merasa seperti seorang pria bodoh, ia merasa seperti pria jahat ketika menginginkan sesuatu yang sebenarnya milik orang lain. Hanya saja dirinya sudah terlanjur menyayangi.

Dari kejauhan ia menatap Krist yang tengah berbincang dengan Singto, bahkan untuk menampakkan diri di antara mereka saja ia tak punya keberanian, seolah merasa bersalah pada sesuatu yang bukan kesalahannya. Sudah lama ia berharap lebih tetapi nyatanya semua harapan itu seperti cangkang kosong yang tak bernyawa, akhirnya ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke arah lain, berjalan memutar agar tak bertemu dua pria tadi, sampai akhirnya langkah kakinya membawanya ke tempat Rieyu dan Kei tengah bermain bersama. Namun, sama seperti tadi ia masih tak punya keberanian untuk menyapa mereka.

Harus apa ia di depan kedua anak itu?

Kit bahkan tak tahu harus mengucapkan apa. Ia ingin memeluk Kei dan Rieyu seperti biasanya, tetapi keadaan mereka sudah tidak seperti dulu. Jika ia tahu akan seperti ini, maka setiap hari Kit akan memeluk kedua anak itu tanpa mau melepaskannya sama sekali. Walaupun ia tahu waktu tidak akan pernah di putar kembali, saat ini ia hanya bisa memandang kedua anak itu dari kejauhan, meskipun ia merindukan pelukan mereka. Ia memejamkan matanya, seraya mengembuskan napas beratnya sebelum melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, sewaktu Kit kembali ke tempat tadi Krist dan Singto sudah tidak ada, entah kemana kedua pria itu, hingga ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya keluar rumah.

The Shades Of Gray [ Peraya ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang