[ 18 ]: Who Is You?

2.6K 294 94
                                    

Bunyi samar-samar sesuatu yang mengganggu itu terdengar dari dalam satu ruangan, Krist tengah berada di kamar Rieyu dan kini tengah mencari sesuatu yang entah apa, tetapi ia membongkar semua isi laci di dalam kamar sang Anak. Krist mendegus kesal, karena tidak menemukan apapun. Sosok itu menyandarkan punggungnya pada dinding sembari memejamkan matanya, merasa lelah. Jemari Krist menyentuh permukaan dinding, mengamati lukisan wajahnya, ia tersenyum ketika melihatnya. Ini indah dan Singto yang membuatnya. Begitu menyebutkan nama Singto barulah ia sadar jika Krist belum melihat Singto sejak tadi. Ia terlalu sibuk dengan Rieyu serta Kei, hingga ia melupakan Singto, bahkan Krist sempat tertidur beberapa waktu di sini.

Krist bangkit dan ingin melihat keadaan Singto, ia rasa pria itu sudah berada di kamar mereka, meskipun ternyata Krist salah, sewaktu ia sampai di sana, kamar mereka kosong. Bahkan letak selimut dan yang lainnya masih tertata dengan rapi seolah tak ada orang lain yang menyentuhnya. Krist menebak Singto masih bekerja sampai larut malam seperti ini, waktu sudah menunjukkan pukul 12 dan ia pasti masih berkutat dengan pekerjaannya.

Lebih baik ia membuatkan Singto kopi sekaligus ingin menemaninya, lagipula jika ia tidak muncul Krist jamin Singto tidak akan kunjung kembali dalam waktu 1 jam kedepan. Ia dan pekerjaannya itu dua hal yang tidak bisa di pisahkan sama sekali.

Ketukan pintu itu menginterupsi apa yang tengah Singto lakukan, ia menutup map yang hampir ingin di bacanya, pandangannya tertuju pada pintu ruangannya yang perlahan di buka dari luar, ia memandang sosok Krist yang melangkahkan kakinya mendekat ke...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketukan pintu itu menginterupsi apa yang tengah Singto lakukan, ia menutup map yang hampir ingin di bacanya, pandangannya tertuju pada pintu ruangannya yang perlahan di buka dari luar, ia memandang sosok Krist yang melangkahkan kakinya mendekat ke arahnya, sembari membawa satu nampan berisi kopi, Krist mengeluarkan senyuman manisnya, lalu meletakkan apa yang ia bawa dengan hati-hati pada ujung meja kerja Singto.

Krist berjalan memutar, hingga posisi pria itu ada di belakang Singto kini, ia memijat pelan bahu pasangannya dengan pelan, sembari mencondongkan tubuhnya ke depan melihat apa yang tengah Singto lakukan.

"Sudah lewat tengah malam, kenapa kau masih di sini? Aku tertidur di kamar Rieyu, ketika aku ke kamar kau tidak ada, jadi aku tahu kau di sini."

"Masih ada yang harus aku kerjakan, tidurlah lebih dulu. Jangan menunggu aku."

Pria itu menggelengkan kepalanya, ia melingkarkan tangannya pada dada Singto, sembari menempelkan dagunya pada bahu sosok itu, seolah mengisyaratkan ingin menemaninya saja.

"Duduk di sana, jangan berdiri seperti itu, kau akan lelah nanti."

"Aku ingin di sini saja."

Singto meraih pinggang Krist, menuntun pria tadi untuk duduk di atas pangkuannya dengan posisi menyamping, ia melingkarkan tangannya pada pinggang Krist, sembari membaca laporan yang harus dirinya periksa.

"Apa kau bisa fokus dengan seperti ini?"

Anggukan dikeluarkan oleh Singto, ia mengusap surai Krist menyandarkan sosok itu pada bahunya seraya terus membaca dan tak tergganggu meskipun beberapa kali Krist bergerak dengan tidak tenang. Ia hanya tersenyum ketika sesekali Krist mencuri ciuman darinya, sebelum menyembunyikan wajah pada ceruk lehernya.

The Shades Of Gray [ Peraya ]Where stories live. Discover now