[ 12 ]: Hope

3.3K 364 37
                                    

Tepukan pelan yang berasal dari kursi penumpang itu memecahkan suasana yang sepi, Rieyu ikut bertepuk tangan mengikuti apa yang sang Adik lakukan, sebelum memutuskan untuk bernyanyi dengan nada khas seseorang anak kecil yang riang, sembari menggoyangkan sedikit tubuhnya mencoba untuk mencari perhatian Kei, tidak sia-sia adiknya pun bersemangat untuk melihat apa yang kakaknya lakukan, bahkan menyuarakan sesuatu yang tak dimengerti oleh semua orang, khas bahasa bayi yang belum bisa mengatakan apapun dengan baik serta lancar.

Sedangkan Krist yang ada di sekitar keduanya, lebih tepatnya duduk memangku Kei mengamati apa yang kedua anaknya lakukan dengan senyuman. Ini hari Minggu dan mereka pergi untuk liburan beberapa waktu, karena sekolah Rieyu kebetulan juga tengah diliburkan untuk beberapa minggu kedepan, tadinya mereka akan pergi ke tempat yang dekat dengan rumah, agar Rieyu bisa tetap bersekolah akan tetapi nasib baik ada di pihak mereka kini. Jadi menghabiskan beberapa waktu untuk bersama itu bukan ide yang buruk.

"Kita mau kemana Papa?"

"Ke pantai."

"Rieyu suka pantai."

"Benarkah? Sepertinya Papa juga suka."

"Ya. Papa juga suka. Dulu kita selalu pergi ke pantai."

"Sungguh?"

"Ya. Tanya saja pada Daddy jika tidak percaya," Rieyu menatap ke arah Singto yang tengah duduk pada kursi di samping kursi kemudi tengah mengobrol bersama Mike yang berbaik hati mau mengantar mereka, "iyakan, Daddy?"

Singto langsung membalikkan kepalanya dan mengangguk pelan pada Rieyu, hingga anak pertama mereka tersenyum senang.

"Biasanya kita melakukan apa saja di pantai?"

"Bermain di pinggiran pantai, jalan-jalan dan membeli ice cream."

"Ya. Papa tahu, jika makan Ice Cream itu kesukaan Rieyu."

Anak itu menyunggingkan senyuman lima jarinya pada sang Ayah, karena tahu apa yang dirinya suka. Krist mengarahkan Kei untuk menatap ke arah jendela, menyaksikan pemandangan sekelilingnya, hingga anak bungsunya menepuk-nepuk kaca dengan riang.

"Kei senang pergi bersama Papa, Daddy dan Kakak?"

Jemari Krist mengusap pelan pipi sang Anak, ia tak pernah melihat wajah bahagia anaknya seperti ini, mereka terlihat seperti keluarga sekarang, Krist berharap ini tidak hanya berlangsung beberapa saat saja, akan tetapi selamanya.

Tak lama kemudian, setelah 2 jam menempuh perjalanan hamparan ombak yang menghantam tepian karang tertangkap oleh penglihatan mereka. Saat mobil mereka menepi Rieyu yang pertama kali keluar dan berlarian di atas kersik putih yang memenuhi pandangan mereka. Krist segera menyusulnya bersama dengan Kei sementara Singto ada di belakang mereka, setelah menyuruh Mike untuk mengurus segalanya.

Singto hanya menggelengkan kepalanya, melihat Rieyu yang berlarian disusul Krist dibelakangnya bersama dengan Kei, mereka tampak senang, tidak seperti biasanya. Ketiganya tertawa lepas.

Tak lama kemudian Singto merasakan Rieyu berlari ke arahnya dan berlindung dibelakang Singto, sembari berteriak lucu.

"Daddy, ada Monster."

Krist yang menyusulnya pun langsung berpura-pura menjadi Monster yang menakut-nakuti Rieyu dan Kei hanya tertawa ketika Ayahnya menakut-nakutinya sang Kakak.

"Bagaimana jika kita pergi makan Ice Cream?"

Rieyu langsung keluar dari balik punggung Singto, menatap Ayahnya dengan tatapan berbinar, "Ice cream coklat, Daddy."

"Boleh."

Anak tadi bersorak riang dan menarik-narik lengan Singto, agar pria itu menggendongnya, akhirnya Singto mengangkat tubuh Rieyu, membawa anak pertamanya untuk melangkah pergi, tetapi sebelum itu tak lupa ia menggandeng tangan Krist untuk ikut bersamanya.

The Shades Of Gray [ Peraya ]Where stories live. Discover now