LDR 04✨

265 44 44
                                    

"Salah jika gue khawatir sama orang yang gue sayang? Ia kalau gue atau lo baik-baik aja. Seandainya terjadi apa-apa gimana? Gue gak tau lo di mana? Sama siapa? Yang gue mau saat itu adalah nemuin lo"

Reina benar-benar heran melihat perubahan sikap Farhan. Pasalnya, lelaki itu tidak pernah seperti ini, datang kerumahnya di pagi hari. Selama setahun mereka dekat Farhan tidak pernah menjemput nya. Lelaki itu hanya mengantarkan ia pulang kerumah saja. Tak hanya itu, yang membuat Reina tak habis pikir saat pulang dari pantai kemarin Farhan mengatakan Reina cantik.

"Rei, lo cantik hari ini," ucap Farhan.

Reina tidak mengerti dengan perubahan sikap Farhan, bukan tak senang, hanya saja canggung bagi Reina untuk beradaptasi dengan sikap lelaki tersebut.

Sepanjang perjalanan, Reina terus memikirkan Farhan, dengan segala tingkahnya yang membuat Reina pusing bukan main.

Farhan menoleh kebelakang, ia melihat Reina yang tengah asik melamun. "Rei, lo kenapa diam aja dari tadi?" tanya Farhan.

Reina yang ketauan melamun pun gelagapan. "Hmm, gue heran aja sama sikap lo, entah perasaan gue aja atau enggak, yang pasti sikap lo itu aneh," Ucapnya kemudian turun dari motor Farhan.

Farhan pun membantu Reina melepaskan helm saat gadis itu terlihat kesusahan, dan merapikan rambutnya. "Gak apa-apa, saat ini gue lagi mencoba untuk menjalankan amanat seseorang."

Farhan langsung bergegas pergi meninggalkan Reina, sementara gadis itu masih berusaha mencerna perkataan Farhan.

***

Reina masih kepikiran dengan perkataan Farhan, hingga jam pelajaran mulai pun Reina tidak fokus sama sekali. Reina memutuskan untuk bertanya perihal alasan Farhan secara langsung selepas pulang sekolah nanti.

"Rei, gue perhatikan dari tadi lo diam aja, sih?" tanya Indah, ia bingung melihat temannya itu dari awal masuk wajah nya terlihat seperti memikirkan sesuatu.

Reina menoleh kesamping kanannya. "Lo ingat gak cowok yang waktu itu ngajak gue kenalan?" bukannya menjawab, Reina malah bertanya balik.

"Farhan?" tebak Indah dan mendapatkan anggukan dari Reina.

"Emang kenapa sama tuh anak?" tanya indah lagi.

"Gak kenapa sih," jawab Reina, ia tak mungkin mengatakan kebenaran kepada Indah.

Tak lama bel berbunyi, Reina langsung bergegas menuju kelas Farhan. Reina berjalan dengan tergesa, hingga bahunya menabrak sesuatu yang keras. Seketika Reina terpaku melihat kondisi orang itu, wajahnya penuh dengan linangan air mata, jangan lupakan matanya yang sudah sembab.

Orang itu pergi meninggalkan Reina dengan rasa bersalahnya, Reina pun mengejar orang tersebut.

"Tunggu!" seru Reina sembari menarik pergelangan tangan orang tersebut.

"Gue minta maaf sama lo, gue bener-bener gak sengaj-" ucapan Reina terpotong kala orang tersebut memeluknya secara tiba-tiba. Tanpa ragu, Reina membalas pelukan cewek tersebut, tangannya bergerak mengusap bahu yang bergetar itu.

"Gue gak tau masalah lo apa, lo bisa nangis sepuasnya, bahu gue siap jadi sandaran," ucap Reina sembari menepuk pundaknya dan detik itu juga tangis cewek tersebut pecah.

Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now