LDR 24✨

135 10 8
                                    

Happy reading ❤️

"Apa semuanya memang sudah berakhir? Apa enggak ada kesempatan buat aku memperbaiki kesalah pahaman ini?"

Farhan hanya bisa menghela nafas berkali-kali. Ternyata sifat Reina balik ke seperti semula. Cuek dan keras kepala. Farhan memaklumi itu semua, ia pikir Reina mau mendengarkan penjelasannya. Namun sayang, gadis itu langsung pergi.

Flash back on

Farhan menggenggam jemari Reina yang langsung ditepis kasar oleh pemiliknya. Farhan hanya tersenyum kecut.

"Aku gak suka lihat dia megang tangan kamu," aku Farhan dengan kerisauannya.

"Lo gak punya hak buat larang siapa pun megang tangan gue," jawab Reina ketus.

"Oke. Kasih aku waktu buat jelasin semuanya."

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi!"

"Ada!"

"Satu hal yang perlu lo tau. Sekalipun lo jelasin semuanya sama gue, gak akan merubah keputusan keluarga lo atas perjodohan itu. Gue harap lo gak egois." Reina menatap Farhan sengit. "Dan satu lagi, kita udah gak ada apa-apa. Jadi lo gak punya hak tentang gue!"

Flash back off

Farhan mengambil ponselnya yang berbunyi. Nama mamanya terpampang jelas.

"Iya, Bun," ucapnya.

"Kamu ngapain di Indonesia, Han?" tanya bunda Farhan.

"Bun, Farhan mau selesaikan semua masalah kita. Farhan gak bisa dengan perjodohan ini," jawab Farhan sembari memijit keningnya yang terasa pusing.

"Han, Bunda tau yang Farhan rasakan. Bunda juga gak bisa apa-apa. Kalau misalnya kamu gak berhasil, bagaimana?"

Farhan tidak akan berhenti jika ia tidak menyelesaikan masalah ini.

"Farhan belum mencoba, Bun. Kalau pun Farhan gak bisa menemukan orang itu, Farhan akan bicara sama papa Kesya. Bunda doakan aja Farhan," ucap Farhan.

"Bunda selalu berdoa buat Farhan. Maafin bunda, ya sayang?" Pintanya.

"Farhan sayang sama bunda, sama semuanya. Farhan lakukan ini bukan karena Farhan gak suka sama Kesya. Tapi kita berdua emang gak bisa bersatu, Bun. Banyak hati yang terluka jika kita bersama," tutur Farhan.

Farhan menatap pintu kamar hotelnya yang diketuk. Berjalan untuk membuka, ketika dibuka wajah pria paruh baya yang ia lihat.

"Maaf mengganggu waktunya Tuan, satu jam lagi kita berangkat ke bandara," ucap pria tersebut.

Farhan mengangguk, kemudian lewat matanya ia meminta untuk keluar. Setelah keluar, Farhan kembali pada ponselnya.

"Farhan mau berangkat, Bun. Nanti Farhan kabari lagi bagaimana kelanjutannya."

Farhan mematikan panggilan tersebut, tentunya setelah bundanya mengizinkan Farhan dan berpesan agar berhati-hati.

Farhan pun mulai berkemas, ia hanya membawa koper yang ia bawa dari London.

Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now