MNF 8

4.1K 162 4
                                    

Typo itu bagaikan karya seni kawand :p
.
.
Happy Reading

Diluar kamar rawat Syuraih semua kakak kakaknya sedang mengintip apa yang akan di lakukan Kenzo

"Ah... Sepertinya Syuraih hanya akan berbicara dengan Kenzo" Gumam Ersya yang habis melihat aksi Kenzo membujuk Syuraih

"Besok kayaknya Aih pulang deh, melihat dari data kesehatannya dia sudah jauh lebih baik" Gumam Gabriel dan itu membuat semua saudaranya menengok kearahnya

"Darimana kau mendapatkan nya?" Tanya Adya dingin ia paling tidak suka kalau Gabriel dengan seenaknya menghack data tanpa disuruhnya

Gabriel hanya diam dirinya tidak berani menjawab pertanyaan sang kakak yang kini memandang tajam dirinya

"Gabriel jawab pertanyaan kakak mu. Kau sudah tidak punya sopan santun?" Tanya Elvano

"Ma... Maaf, tadi Gabriel hanya penasaran dengan kondisi nya Aih" Gabriel menjawab dengan nada sedikit bergetar seperti orang ingin menangis. Jangan salah ya walaupun Gabriel punya adik (Gavin) ia masih terlihat seperti anak terakhir dari Renanda & Vivi, ia masih seperti anak kecil yang sedikit cengeng dan menurut yang lain sifat Gabriel dan Gavin itu terbalik, pemikiran Gavin lebih dewasa dari pada pemikiran Gabriel. Oke balik lagi

"Lain kali jangan lakukan itu lagi mengerti?!" Tanya Adya

Gabriel hanya mengangguk dan masih saja tidak berani menatap Adya hingga akhirnya....

"Ayolah kak, masa kita harus tukeran posisi di kartu keluarga. Jadi nanti aku yang akan menjadi seorang kakak dan kamu seorang adik" Ucap Gavin sembari memeluk Gabriel dari depan

"Hiks... Ka..ta siapa coba aku menangis"

"Nah itu buktinya, dasar cengeng tapi pinter sampe heran aku sama kakak"

"Nah nah sudah, jangan nangis lagi Gabriel. Kami tidak gigit kamu kok" Ucap Radhika

"Ugh!! Aku tidak menangis tau!!" Gerutu Gabriel lalu pergi dari kerumunan saudaranya

"Hayoloh~ Kak tanggung jawab sana, Gabriek tambah nangis tuh" Ledek Gavin dengan kekehan kecil nya

"Tidak mau, kak Adya aja sana. Bukannya kak Adya duluan yang bikin Gabriel nangis" Ucap Radhika yang tidak mau ngalah

Skipp~ keesokannya

"Aih... Bangun, sudah sampai lohh" Ucap Kenzo yang berusaha membangunkan Syuraih yang tertidur di mobil

"Engh... Sebentar lagi" Syuraih masih saja enggan membuka matanya walau hanya sebentar

Tanpa aba aba Elvano menggendong Syuraih dan berjalan masuk kedalam mansion. Syuraih yang merasa tubuhnya tidak lagi di posisi yang sama ketika tidur langsung membuka matanya

Syuraih memberontak di dalam gendongan Elvano yang tidak berpengaruh sama sekali "Kak Vano, Lepasin! Aih ga mau di gendong sama Kak Vano, maunya sama kak Kenzo aja!!"

Elvano tetap tidak mau mendengar perkataan Syuraih dirinya masih saja tetap menggendong Syuraih ke ruang keluarga yang dimana semuanya sedang berkumpul

"KAK ELVANO. AIH BENCI KAK ELVANO!!!" Teriak Syuraih dengan sangat kencang sampai sampai membuat Elvano memberhentikan jalan nya dan juga membuat orang yang sedang di ruang keluarga terkejut

"Baby... Coba ulangi lagi" Ucap Elvano datar sambil menurunkan Syuraih dari gendongannya

"Hiks... Aih benci Kak Elvano, mood Aih yang lagi jelek tambah jelek hiks hiks" Tangis Syuraih

Tangan Elvano sudah siap untuk menampar Syuraih tapi di tahan oleh Ersya, "Vano. Syuraih baru sembuh dan kau mau menamparnya? KAU SUDAH GILA?!"

Kenzo yang baru masuk langsung berlari dan memeluk Syuraih yang menangis sesegukan. "Kekamar kakak ya?"

Kenzo langsung menggendong Syuraih dan berjalan menuju kamar miliknya(Kenzo). Dan ditempat kejadian masih ada Ersya dan Elvano yang sedang terdiam

"Aku tau kau pasti marah dengan ucapan Syuraih, Vano. Tapi seenggaknya ingat kau harus ingat dia itu baru saja SEMBUH!!!" Ersya kembali meninggikan suaranya di akhir perkataanya

"Ada apa dengan kalian ini?? Aku paling tidak suka dengan yang namanya teriak, kalian seharusnya sudah tau kan?" Ucap Adya

"Vano, tadi hampir saja mau menampar Syuraih untung saja ku tahan, kalau tidak mungkin Syuraih bukan benci lagi tapi trauma untuk bertemu dengan nya" Jelas Ersya

"Elvano. Baru kali ini aku lihat kau mau menampar adikmu sendiri ya?" Ucap Adya

Elvano menundukkan kepala nya "Maaf aku terbawa emosi"

"Nanti temui kakak di ruang kerja, ngerti?" Ucap Adya lalu berjalan pergi menuju kamar milik Kenzo

Ersya menghela nafas pelan lalu menepuk pundak Elvano, "Jangan ulangi lagi, aku gak suka tau kalau ada yang menyakiti baby kecil kesayanganku. Dan juga ayo ke ruang keluarga pastinya ada yang minta penjelasan kan?"

Ersya dan Elvano berjalan kearah ruang keluarga yang tengah berbincang ditemani oleh teh dan camilan

"Sya. Tadi Aih kenapa??" Tanya Fariz

Ersya menepuk pundak Elvano, "Jelasin sana, ini masalah kamu kan. Berani berbuat berani bertanggung jawab"

"Tadi aku hampir mau nampar Aih gara gara susah dibilangin" Ucap Elvano

"Yaampun sayang... Aih baru sembuh loh kenapa kamu begitu sih??" Ucap Vivi yang terkejut dengan ucapan anaknya sendiri

"Aih nya susah dibilangin juga susah diatur"

"Tapi gak usah sampai ditampar lah, adik mu itu kan baru sembuh dan juga punya trauma" Ucap Renanda yang tidak habis pikir dengan Elvano

"Menurut aku Elvano sudah benar kok, Aih nya sendiri kan yang susah diatur" Terdengar suara perempuan yang familiar di telinga semua anggota keluarga siapa lagi selain Widya (Silahkan baca kembali tokoh tokoh nya :) disana ada biodata milik Widya ini)

"Widya. Menurutku itu salah! Aih itu masih anak anak!!" Ucap Oliver yang langsung berbicara setelah lama berdiam

"Lagipula itu hukumannya kan?? Ya tidak apa apa " Ucap Widya dengan enteng tanoa dosanya

"Widya! Kami ini tidak pernah menghukum Aih dengan main tangan!!"

"Sudah cukup!! Semua diam, kita disini untuk mempererat tali persaudaraan kita bukannya malah mengacaukan nya" Ucap Kendrick

"Maaf Pa" Ucap Oliver dan Widya

++++++-------+++++-----

Maaf lama banget ya g update :v
Ide ku lgi kurang jadi lambat deh up nya maaf yaaa...
Maaf juga kalo cerita nya ga jelas :)

10 vote up, yo!!

My New Family  [ END✔] Where stories live. Discover now