04| Terpaksa Menikah

182K 18.7K 5.3K
                                    

"Mulut, hati dan pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mulut, hati dan pikiran.
Tiga hal yang sulit disinkronkan bersamaan."

🍂

Jari jemari Indira tidak bisa diam sejak tadi, terus meremas gelisah. Pembantahan dan penjelasan dari mulutnya tidak dipercayai sama sekali oleh Pak RT serta warga-warga sekitar yang menciduknya dan Madava di warung tadi.

Sial, semua gara-gara si Iblis Madava!

"Pak, ini bener-bener salah paham pak! Saya sama cowok iblis ini nggak ngapa-ngapain!"

Jika Indira terus memohon agar mereka dibebaskan dan diizinkan pulang dengan aman tentram dan sejahtera, Madava malah memainkan ponselnya santai. Nggak panik. Biasa aja. Seolah ini bukanlah hal yang perlu dipikirkan.

Indira mendecak, merebut ponsel Dava dan mendelik tajam. Madava mengedikkan dagunya bertanya dengan tampang tak berdosa.

Indira menggeram, Madava benar-benar menyebalkan!

"Bantuin gue, anjir! Bisa-bisanya lo anteng kayak gini!"

Madava menatapnya dengan pandangan malas, menghembuskan nafas acuh tak acuh. "Yaudah sih, jalanin aja."

Indira melotot. "Dava! Ish!"

Pak RT, lelaki berpeci yang memakai baju batik warna coklat itu berdeham. Sembari mengelus kumisnya, pak RT menatap dengan intens kedua orang itu. Jika ini adalah sebuah film drama, bisa Madava pastikan sudah ada musik pengiring mendebarkan yang akan membuat suasana menjadi lebih gregetan.

"Sesuai keputusan, mau nggak mau, setuju nggak setuju, oke nggak oke, kalian harus dinikahkan secara siri."

Indira mengerjap. Madava juga mengerjap. Keduanya sama-sama mengerjap. Sebelum kemudian membulatkan bola mata dengan sempurna dan memekik kaget bersamaan.

"HAH! NIKAH SIRI?!"

Pak RT hampir saja kejatuhan jantungnya karena pekikan kedua ornag itu. Mengusap dada, pak RT kembali bersikap bijaksana lagi.

"Ya kalian harus dinikahkan. Sesuai aturan di daerah ini, bahwa siapapun yang berduaan, lelaki dan perempuan di atas jam 10 malam, wajib dinikahkan."

Demi sinchan yang selalu dimarahi ibu, demi naruto shippuden yang punya jurus rasenggan, demi nobita yang selalu kena sial, pernyataan pak RT barusan benar-benar mimpi terburuk seumur hidup Indira. Menikah dengan orang yang sangat ia hindari semasa SMA, yang benar saja?

"Nggak pak! Saya nggak mau nikah sama cowok iblis ini!" sergah Indira tidak terima. Membayangkannya saja sudah membuat Indira merinding setengah mati.

"Dih! Siapa juga yang mau nikah sama cebol kayak lo?" balas Madava songong, sama-sama tidak setuju.

Indira menatapnya tajam, mengerucutkan bibir kesal. Perasaan panik, gelisah, kesal, semuanya bercampur satu tanpa ia mau. Rasanya ia ingin menangis ketika para warga terus memojokkan mereka seolah mereka telah melakukan kesalahan fatal yang bahkan tidak Indira inginkan sama sekali. Indira hanya menginginkan kalung peninggalan orang tuanya kembali, bukan jatuh ke dalam masalah bersama si bangsat Madava ini.

Living with Badboy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang